Menuju Intinya

Romance Completed 1318

“Kau!” Rena mendorong tubuh Billy perlahan.

Meskipun tadi dia yang menantang. Saat laki-laki kaku dan dingin itu bertindak, Rena sedikit terkejut.

“Kenapa? Apa kamu pikir aku main-main? Aku serius dengan ucapanku. Aku tidak suka kau tinggal di rumahnya. Lebih baik kau cari alasan untuk berhenti bekerja!” dengus Billy.

Dia mengusap pipi Rena membiarkan gadis itu merasakan keseriusannya.

“Aku nggak bisa melakukan itu. Kamu kan tau, aku tetap harus mencari uang. Ayahku nggak mungkin tinggal diam. Suatu saat dia pasti akan menemukanku!” tegas Rena.

Dalam kebingungannya sesaat, dia bukan sedang mencari alasan. Tapi, itu memang nyata adanya.

“Kau pikir aku terlalu miskin untuk melunasi semua hutang ayahmu? Hah!” dengus Billy semakin tajam.

Rena menatap dalam. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan berbeda dari laki-laki yang sering mengajaknya beradu mulut dan ketus padanya.

“Sudahlah, anggap saja semua omongan aku tadi nggak benar,” tukas Rena dan akan sedikit menjauh.

Namun, Rena terkejut saat tiba-tiba dia malah di tarik lebih jauh oleh Billy.

“Agh! Kau gila?!” Spontan Rena memukul dada Billy. Jarak mereka sekarang terlalu dekat.

Laki-laki kaku itu malah berinisiatif untuk menaruh Rena di pangkuannya.

Tangannya secara spontan malah me remas.

“Eghh … Bill,” lenguh Rena.

“Buka mulutmu, tadi kan kau yang bilang akan men c1um ku sampai aku puas!” serang Billy membuat matanya langsung membulat.

“Ah aku nggak mau melakukan nya disini. Ini kan di pinggir jalan.”

Rena merasa terganggu. Dia tidak nyaman misal ada orang yang lewat dan tiba-tiba mengetuk pintu mobil.

Meskipun dari luar tidak terlihat apapun. Tapi, jika ada sesuatu yang bergerak aneh, Rena yakin orang pasti akan curiga.

“Baiklah, kita buat kesepakatan dulu,” semenjak Billy merasakan bibir mungil Rena dan melihat bagian tubuhnya yang tidak sengaja itu semakin membuatnya penasaran.

Spontan Rena memukulnya lagi.

“Kenapa malah berpikir? Atau kamu memang sengaja sedang menggodaku?” Billy menarik tengkuk Rena agar semakin berdekatan.

“Mana berani aku menggodamu. Memangnya aku sanggup. Lagian aku juga nggak yakin, kalau aku adalah tipemu,” Rena sedikit kecut saat berkata dan memalingkan wajah.

Billy menarik sudut bibirnya. Melihat tingkah Rena yang dianggap menggemaskan saat ini.

“Apa ini bukan termasuk menggodaku?” Billy malah semakin berani, menyisipkan tangan ke dalam baju yang dipakai Rena.

“Egh, kamu nggak boleh seperti ini. Aku kan sudah menganggap hutang waktu itu sudah aku bayar,” celetuk Rena mencoba menahan tangan Billy yang mendorong perlahan kain penutup nya.

Billy sedang mengeluarkan salah satu benda kenyal milik Rena.

“Cih, kamu pikir hanya seperti itu saja cukup. Kalau kau berniat membalas budi ku saat itu. Itu belum termasuk hitungan!” desak Billy sedikit memberikan tekanan dan dia berhasil meloloskan satu.

Hingga tangannya yang didalam bisa bersentuhan langsung dengan benda kenyal yang dikeluarkan tadi.

“Baiklah, baiklah, aku akan turuti. Tapi, aku mohon jangan disini. Aku malu dan takut!”

Rena berkata jujur. Dia memang tidak bisa mencegahnya atau menolak keinginan Billy yang sudah menolongnya saat itu.

Billy tersenyum penuh kemenangan. Hari ini dia bertekad mendapatkan semua.

Tapi, sebelum itu, dia juga tidak mungkin mengabaikan tuannya.

Billy melihat pesan dari tuannya juga memberikan lokasi terkini.

Billy menjawab, sedang ada urusan mendesak. Dan dia akan mengirimkan yang lainnya.

“Jangan bergerak. Diamlah!” ucap Billy. Dia menekan salah satu nomor yang dirasa bisa menggantikan dirinya untuk mengawal sang bos.

“Pergilah dan bawa beberapa orang bersama denganmu. Aku sudah memberikannya lokasi terkini tuan Axel. Aku sedang ada urusan, dia pasti mengerti!” ucap Billy diujung telepon.

Tangannya tetap bermain di wajah Rena. Mengusap dan membenarkan rambut gadis itu.

Sesekali dengan tatapan sayu dia menelusuri bibir mungil milik Renata.

Rena yang mendengar, mendelik. Dia ingin sekali protes.

“Bagaimana bisa seperti itu? Aku kan sedang di tunggu Regina!” Kata Rena melayangkan protes.

“Ssstt!” Billy meletakkan tangan di bibir Rena. Menurunkan perlahan dan mengembalikan posisi duduknya. Lalu merapikan kembali sabuk pengaman nya.

Dia benar-benar mengacuhkan ucapan Billy.

Tanpa ragu, Billy memutar setir dan menjalankan mobil kembali ke apartemennya.

Tangannya kembali ditarik saat sudah berada dalam parkiran dan membawanya memasuki lift khusus.

Billy tidak memperdulikan amukan Rena yang mendorong dan ingin menjauhinya.

Dengan penuh percaya diri. Dia tetap meraih pinggang dan melingkarkan tangannya disini.

“Hih, dasar ya. Dia benar-benar menagihnya sekarang? Bagimana ini? Kalau dia minta yang aneh-aneh dan lebih bagaimana? Aku juga belum siap!” Batin Rena berkecamuk.

Dia ingin menghindari. Tapi, sepertinya Billy seakan kehilangan kontrol pada dirinya sendiri.

Tubuhnya seperti terasa tegang. Bukan hanya itu, bagian bawah Billy juga seakan tidak bisa diajak kompromi.

Apalagi dia sudah melingkarkan tangannya di sana. Lalu mencium aroma yang membuat tubuh Billy ketagihan.

Aroma yang Billy anggap spesial. Sekali mencobanya saat ini. Dia ingin melanjutkan secara berulang.

Pintu dibuka dan Billy menarik paksa Rena. Karena gadis itu sedikit menahan tubuhnya saat didepan pintu.

“Ayolah, jangan main-main lagi!” Katanya, dia merasa seperti sudah menjadi pemilik Renata.

Pintu otomatis tertutup saat mereka masuk. Rena mencoba membukanya, namun Billy sedikit kehilangan kesabaran.

“Nggak, agh!” Rena sudah berpindah. Tubuhnya sekarang ada di pundak Billy.

Dia membawanya ke arah kamar tidur.

Merebahkan tubuh Rena perlahan dan mengkukungnya.

“Tempat ini sudah aman kan? Jadi, kamu tidak punya alasan lagi untuk menolakku!” deru napas Billy terdengar dan dia mulai memajukan kepalanya.

Rena memalingkan wajah. Billy menekan kembali agar mereka bertatapan.

“Ayo, sekarang buka mulutmu!” perintah Billy. Dia tidak ingin mendapatkan penolakan lagi.

“Umm, Billy!” rengek Rena, dia mencoba bernegosiasi agar Billy membatalkan niatnya.

Billy sudah tidak peduli. Dia semakin mendekat dan maju lebih dulu menyerang bibir Rena.

Rena sedikit kewalahan. Billy menyerang nya dengan liar. Seperti, dia rakus ingin memakan habis bibir Rena.

“Eegghh … pelan sedikit!” napas Rena kini sudah ikut berburu.

Perlahan Billy tersenyum. Dia memberikan sedikit Rena udara selagi dia mulai membuka satu persatu yang dipakainya.

“Tu–tunggu, Billy, kamu benar-benar serius melakukannya denganku?”

Rena tidak menyangka proses cinta yang dirasakan cepat. Bahkan tau-tau, Billy meminta langsung hal tersebut.

“Agh!” Rena terkejut. Billy tidak menjawabnya, tapi tangannya sudah berhasil menurunkan rok yang dipakai Rena dan membuangnya.

Hanya tinggal bagian atas milik Renata yang belum dilepaskan oleh Billy.

“Buka yang lebar kakimu. Aku mau mencoba dari bawah!” kata Billy seolah dia sudah sangat ahli dan berpengalaman.

Kontan Rena bangun dan akan mendorongnya. Tapi, Billy malah mendorong lebih kuat tubuh Rena dan tanpa pembicara lagi karena dia merasa sudah meminta Rena melakukannya.

Dia langsung membuka kaki Rena lebar dan srek Rena terkejut karena kain penghalang bawahnya sudah dirobek Billy.

Dia menutup pahanya. Malu karena ini pengalamannya pertama baginya.

Rena merasa Billy sudah mengerti dan sangat berpengalaman. Langsung menuju pada intinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience