Mendominasi

Romance Completed 1318

Billy baru saja menghentikan mobil saat Rena memintanya menepi.

“Aku turun disini saja,” kata Rena, membuka sabuk pengaman dan dia turun tanpa mendengar jawaban dari Billy.

Terlihat Rena buru—buru saat dia keluar dari mobil. Billy meliriknya, dia juga sepertinya malas bersama dengan Rena.

Namun, dia melihat dari dalam mobil seorang dua orang laki—laki seperti sudah menunggu Renata di depan rumah tersebut.

Saat Rena mendekat, dia mendapatkan tamparan. Dan membuat perasaan Billy sedikit tidak nyaman. Dia bukan tipe orang yang akan ikut campur dengan urusan seseorang.

Tapi, entah kenapa ada perasaan nyes dan mengganggunya. Apa mungkin itu karena pesan dariku yang menyuruhnya mengantar Rena dengan selamat.

“Huh! Dasar wanita . Benar—benar mengganggu saja!” cetus Billy menaikan sudut bibirnya kecut.

Dan matanya melotot ketika Rena dipaksa pergi. Gadis itu sedang memberikan perlawanan.

Spontan Billy membuka pintu dan membantingnya dengan kasar. Langkah besarnya seketika sudah berada di belakang Rena. Saat Rena di dorong kasar, Billy menangkapnya.

“Kau ini benar—benar anak tidak berbakti. Aku hanya memintamu pergi semalam untuk menemani Brandon, itu tidak sulit kan?!” hardiknya kasar dan ingin mendaratkan kembali tamparan di wajah Rena.

Ditangkap oleh Billy tangan laki—laki dan saat Rena menghalangi wajahnya dengan kedua tangan.

“Sudah aku bilang, aku nggak mau kesana. Kalau Ayah yang berhutang judi. Kenapa harus aku yang menemaninya!” Rena berteriak lantang. Dia merasa harus membalasnya.

“Kau! Kau siapa?” eratan dari gigi terdengar dan Rena tidak merasakan lagi ada tangan yang menariknya. Billy malah mengabaikan pertanyaannya.

Rena membuka tangan dan menoleh ke belakang. Ternyata, Billy sedang menatap garang ayahnya.

“Apa ini sikap seorang laki—laki? Bersikap kasar pada wanita, hah!” sergah Billy dan mendorong laki—laki tadi hingga tersungkur.

“Cih, dasar anak kurang ajar. Rupanya kau sudah berani. Ternyata ini laki—laki busuk yang kau lindungi dan bela!” tuding laki—laki itu dan menatap garang pada Billy.
Laki—laki itu bangkit dan siap menyerang Billy.

“Cih, apa ini Martin? Anakmu yang kau bilang polos itu ternyata seperti ini. Hah, sepertinya aku rugi banyak. Mana enak. Dia pasti sudah mencobanya dengan laki—laki itu!” sergah laki—laki di sampingnya yang terlihat terus menatap Rena dari ujung rambut hingga kaki.

“Tenanglah, Brandon. Aku bisa jamin dan pastikan. Dia masih pera w4n. Kau pasti tidak akan rugi. Aku jamin itu!” mata Rena membulat saat mendengar ucapan sang ayah begitu menyakitkan.

“Ayah, apa ayah sudah benar—benar gila. Ayah menjualku hanya untuk melunasi hutang judi. Ini nggak masuk akal. Aku ini putrimu, Ayah!”

Rena menangis. Dia tidak menyangka. Ayahnya tidak hanya kejam menyiksa, tapi juga melakukan hal tercela.

“Sudahlah, jangan perhitungan. Hanya menemaninya semalam saja. Toh tidak akan ada yang berubah. Kau juga sudah membantuku membayar hutang. Kau tidak mungkin membiarkan aku di penjara kan?” sergah Martin tidak tahu malu.

Rena menggelang dan terus menangis. Billy membeku sesaat mendengar ucapan yang didengarnya. Dadanya seperti terbakar dan dia kesal mendengar semua yang dikatakan Martin dan Brandon tersebut.

“Ayo ikut denganku. Jangan berdebat lagi atau kau akan dipukuli lagi. Apa yang semalam masih belum cukup!” sergah Martin menarik tangan Rena agar sedikit menjauh dari Billy.

“Jadi, Nyonya Regi untuk menyuruhku mengantarkan pulang, apa dia sudah tahu akan terjadi hal seperti ini?” batin Billy bergejolak dan tangannya bereaksi saat Rena ditarik, tangannya menarik Rena juga.

“Nggak, aku nggak mau ikut. Lepaskan aku!” ronta Rena mencoba melepaskan diri dari tangan ayahnya.

“Lepaskan dia, dia kan sudah bilang tidak mau ikut!” suara bariton Billy membuat Martin dan Brandon menoleh.

Lelaki paruh baya, berbadan gendut itu terlihat tidak suka mendengar ucapan Billy.

“Hei, bocah busuk. Kau sebaiknya jangan ikut campur. Ini adalah urusan keluarga. Sebaiknya kau pergi!” usir Brandon. Mendekat dan akan mendorong Billy.

Tapi, kaki Billy lebih dulu menendang perut gendutnya. Dia tidak membiarkan seorang pun menyentuh tubuhnya. Billy merasa ini adalah tanggung jawab yang aku minta.

Mengantar dan memulangkan Rena sampai selamat.

Rena menoleh. Dia mengerjapkan mata. Merasa tidak percaya. Ada yang membelanya selain diriku.

“Agh! Martin. Kau benar—benar membuatku kesulitan ya.!” erangnya memegangi perutnya yang sakit akibat tendangan Billy.

Martin spontan melepaskan tangannya dan membantu Brandon berdiri.

Billy maju dan tanpa aba—aba lagi karena Martin menyerangnya lebih dulu. Dia juga membalas serangannya.

Mereka berdua hanya hitungan beberapa menit sudah tersungkur dan mengeluarkan darah.

Billy mendekati mereka. Rena ikut panik dan mendekati. Dia menyentuh tangan Billy. Meskipun tubuhnya bergetar. Dia tidak menyangka akan melihat sikap Billy yang mendominasi dari biasanya.

“Ja—jangan pukul lagi, dia, dia ayahku,” pinta Rena mencoba bernegosiasi.

“Cih, ayah apa yang ingin menjual anaknya!” gerutu Billy tidak suka mendengar, tapi dia mencoba menahan emosinya untuk Rena.

“Sebaiknya kau ambil barang—barangmu sekarang dan pergi dari sini!” cetus Billy dengan rahangnya mengeras dan matanya memerah.
Dia seperti akan menelan Rena hidup—hidup.

“Uhuk. Awas saja kalau kau berani pergi. Aku tidak akan mengakuimu lagi sebagai anak,” ancam Martin.

Rena bergeming.

“Apa lagi yang kau tunggu. Cepat ambil barang—barangmu atau aku akan habisin ayah dan teman ayahmu di depan matamu!” Billy mengancam balik.

Membuat Renata bergetar. Dia mati kutu.

“Kau!” delik Martin dan bug Billy sudah mendaratkan lagi bogem mentahnya hingga sudut bibir ayahnya Renata mengeluarkan darah.

“Iya, iya, aku ambil!” sergah Rena dan menghentikan tangan Billy yang akan menghajarnya lagi.

Rena bangit dan segera berlari ke dalam rumah. Dia tidak tahu apa yang harus dibawa nya. Hanya beberapa surat yang dianggapnya penting. Buku pelajaran dan beberapa baju.

“Kau, kau, anak tidak berbak— agh!” Rena terkejut saat dengan mudahnya Billy menginjak kaki ayahnya. Brandon sudah lebih dulu dibuat pingsan oleh Billy saat serangan pertama tadi.
“Su—sudah, jangan pukul lagi ayahku!” ucap Rena menarik lengan jas Billy. Dia menoleh dan menarik kembali tangan Rena. Membawanya kembali ke mobil.

Entah hal gila apa yang sudah dia lakukan hingga mengambil keputusan seperti itu. Billy merasa harus menyelamatkan Renata lebih dulu.

Dan pilihannya adalah membawa Renata keluar dulu dari rumah terkutuk itu. Menjauhkan Renata dari ayah yang ingin menjualnya.

Billy membawa Rena dan memasukkan kembali ke dalam mobilnya. Tanpa menoleh lagi dia memutar setir kemudinya dengan cepat meninggalkan rumah Renata.

Rena ingin sekali menoleh, tapi tatapan bengis dari Billy membuatnya mengurungkan niat. Dia takut melihat kemarahan Billy yang seperti tadi.

“Dia, mau membawaku kemana? Apa sebaiknya aku menghubungi Regi?” batin Renata berkecamuk. Dia tidak tenang dan tidak nyaman.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience