Rate

Tahanan Johannes

Drama Series 31931

Johannes memaksa Revaline makan bubur sampai habis. Tubuh Revaline sangat kurus, tidak ideal dengan tinggi badannya. Dia seperti orang yang kurang makan atau malas makan.

Revaline mendorong sendok terakhir, perutnya begah. "Habiskan!"
"Aku...aku sudah kenyang!"
"Habiskan!" Jo melotot. Revaline takut melihatnya. Dengan terpaksa dia menelannya. Baru selesai dia menekan bubur itu, Revaline serasa mual dan mau muntah. Dia berusaha berdiri mau ke kamar mandi. Johannes tidak bisa menahannya.

"Huagh... huagh!" Revaline memuntahkan semua isi perutnya. Tubuhnya gemetar keluar kamar mandi. Johannes membopongnya ke kasur. Lalu meminumkan teh hangat manis.
"Kok...aku jadi gini sih!?" Jo menggerutu dalam hati. Dia datang mencari Revaline karena ingin membuat perhitungan dengannya, tapi di sini dia malah menjadi perawat Revaline. Jo seperti tidak berdaya terhadapnya. Dia terhipnotis. "Ada apa ini?! Revaline pake ilmu pemikat atau susuk? Kok aku jadi gak tega ?"Jo membatin. "Tidak! Ini karena kemanusiaan! Revaline memang patut di tolong!" Dia tidak bisa bertindak keras dan kejam terhadap Revaline. "Belum di apa-apaan, Reva sudah seperti orang mau mati!" Johannes kehabisan akal.

.....

Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Yasmin panik. Revaline tidak bisa di hubungi, semua ponselnya mati. Yasmin menghubungi perawatnya.
"Saya tidak bekerja dengan mbak Reva lagi,Bu! Saya sudah di pecat".
"Apa? Kok bisa?!"
"Mbak Reva bilang, selama di klinik sudah ada dokter dan perawat, tenaga saya tidak diperlukan lagi!"
"Begitu?! Baiklah!" Yasmin mengirim pesan ke Reva.

Johannes memanggil dokter merawat Revaline, dia tertidur setelah makan obat. Johannes memandang wajah Revaline yang polos tanpa makeup. Semakin di pandang, semakin tidak tega. Wajah Revaline seperti bayi. Wajar saja banyak yang jatuh cinta dengannya.

Ponsel Revaline berbunyi tanda pesan masuk. IBU.
"Revaline punya ibu? Ibu apa? Revaline kan tidak pinta orang tua? Oh aku lupa! Ini Revaline palsu! Dia Relina". Johannes tersenyum sendiri.

IBU :
[ "Lin, kamu dimana? ibu khawatir, telepon ibu ya!" ]

Johannes membalas :
["Saya baik-baik saja bu. Besok aja telponya.Lina ngantuk!" ]

Yasmin lega, Relina baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Johannes lelah. Dia mengambil tempat di sisi Revaline. Tertidur.

Tengah malam, Reva terbangun, karena merasa hangat. Dia terkejut. Johannes tidur sambil memeluknya dari belakang.
Revaline menyisihkan tangan Jo. Dan mendorong tubuh Jo perlahan-lahan. Takut pria itu terbangun. Bisa gawat! Tapi Johannes berbalik lagi, kali ini dia memeluk tubuh Revaline lebih erat lagi. Nafas Jo berhembus tenang di belakang telinga Revaline.

Sekali lagi Revaline mendorong tubuh Johannes. Berhasil. Jo terlentang. Revaline bergerak perlahan. Mengambil tas kecil dan ponselnya. Dia berniat kabur dari apartemen ini. Baru saja dia sampai pintu kamar, terdengar suara. "Mau kabur ya? Kembali!" Jo membentaknya. Relina berbalik. Jo duduk di tepi ranjang dengan mata melotot garang.

"Pergi kemanapun, kamu pasti kutemukan!" gertak Jo.
Revaline menyerah. Tidak ada gunanya melarikan diri. Reva Meletakkan tas kecil nya di atas nakas. Johannes membaringkan Revaline dan menyelimutinya seperti bayi. Dia sendiri kembali berbaring di sebelah Revaline.

Revaline gelisah. Jo sudah menyandera tas kecil. miliknya. Tas itu berisi lengkap keperluan hidupnya, KTP, SIM, Kartu kredit, ATM, kunci mobil, kunci rumah, Ponsel, dan uang tunai. Tanpa tas itu dia seperti orang hilang.

Revaline tidak tahu apa yang akan dilakukan pria itu terhadapnya. Dia sudah menjadi tahanan Johannes. Dia harus bisa membebaskan diri. Jo harus ditaklukan.
Revaline akan menggunakan kelemahannya sebagai kekuatan.
Wanita bisa melakukan apapun dengan tubuhnya.

Meskipun tubuh Revaline tidak semolek dulu seperti sebelum sakit. Tapi dia memiliki kulit tubuh yang lembut dan halus seperti bayi. Wajahnya juga cantik. Johannes harusnya lebih waspada terhadapnya. Salah-salah dia sendiri yang masuk perangkap.

Dengan tenang Revaline menyusupkan kepalanya ke dalam selimut Masuk lebih dalam ke pelukan Johannes.
Tangan Johannes jatuh diantara belahan dada empuk Revaline. Dalam mimpinya, Johannes merasa otot bawah perutnya menegang. Sementara Revaline pura-pura tertidur. Membiarkan proses alami berlangsung dalam diri Johannes.
Non sense kalau Johannes tidak tergoda olehnya. Bukankah dulu mereka pasangan kekasih?.

Johannes merasa terbakar dalam tidurnya! Nafasnya menderu, menghembus kencang di atas rambut Revaline. Di bawah selimut, kakinya menyusup diantara dua kaki Revaline. Tangannya dengan gelisah masuk ke dalam piyama Reva.
Bibir Jo mencari sasaran. Dia menemukan telinga Revaline. Menggigitnya perlahan.

Revaline seperti mendapatkan aliran listrik. Tubuhnya jadi hangat. Dia menggeliat dalam pelukan Jo. Bibir Jo menemukan bibir Revaline, melumatnya penuh gairah. Revaline mendorong tubuh Johannes dengan kuat.

Johannes terbangun.
Dia menatap wajah Revaline. Wanita itu seperti kelinci yang masuk perangkap. Menatap wajah Johannes dengan mata memelas.
Johannes melupakan dendamnya, rasa rindu terhadap wanita membuatnya lupa diri.
Johannes telah masuk perangkap Revaline.

Dia sepenuhnya takluk dalam api asmara yang menyentak seluruh pembuluh darahnya .Dengan sekali sentak Johannes membalikkan tubuh. Revaline telah berada di bawahnya. Dia seperti makhluk lemah yang siap di mangsa dan eksekusi.

Siapa sebenarnya yang tak berdaya dan masuk perangkap. Johannes atau Revaline?
Revaline seperti korban, Johannes seperti pemburu.
Revaline memasang perangkap, Johannes yang tertangkap!

Share this novel

Ute Sal
2020-06-02 07:44:16 

good

Kastel Na
2020-06-02 07:22:42 

ok

Sinah S Dukarim
2020-06-01 09:49:44 


NovelPlus Premium

The best ads free experience