Rate

Malaikat Pencabut Nyawa

Drama Series 31931

Revaline tidak pernah membayangkan kalau Johannes bisa begitu mudah menemukannya. Bagi Johannes menemukan Revaline seperti mencari berlian dalam seonggok pasir.

Sebagian hidup Johannes dihabiskan di kapalnya. Kapal yang tidak pernah dinaiki oleh Julia ataupun Revaline asli. Hanya Revaline asli yang tahu apa pekerjaan Johannes. Bagaimana Johannes bisa sangat kaya?
Johannes adalah kapten kapal penyeludup internasional. Pekerjaan ini ditinggalkan Johannes setelah dia mengira dirinya menderita virus HIV Aids.

Anak buah Johannes berkeliaran di berbagai kota dan negara, dan menyamar sebagai warga negara biasa.
Sebagian anak buah kapal Johannes sudah bertobat mengikuti jejak kaptennya. Lagipula Johannes sudah menjual kapal itu dan mengivestasikan hasil harta penyeludupan itu menjadi apartemen yang di huni oleh Revaline.

Revaline tanpa sadar masuk sarang penyamun. Johannes tertawa ketika mengetahui mobil Revaline menuju gedung apartemen miliknya.

"Hahaha... Reva... Reva...kasian sekali kamu!" Johannes memeluk tubuh Revaline yang kurus tak berdaya. "Rupanya kamu menyerahkan dirimu padaku!" Revaline menatap Johannes tanpa suara. Bibirnya pucat.
Johannes mengangkat tubuh Revaline dan mendudukkannya ke sofa.

"Apa kamu tahu gedung apartemen ini milikku?" Revaline terkejut.
"Ya Reva....gedung ini milikku...kamu boleh tinggal di sini tanpa bayar!" Jo tertawa keras. Revaline tertunduk ketakutan. "Matilah aku!" batinnya.

Johannes membuka pintu balkon apartemen itu. Revaline tinggal di lantai 20. Revaline membayangkan tubuhnya di lempar dari ketinggian itu. "Tidak..ya Tuhan!" Revaline bisiknya. "Kenapa Reva! Kamu takut ketinggian?" Johannes tahu kelemahannya.

Johannes mengangkat tubuh Revaline membawanya ke balkon. Revaline memeluk leher Johannes dan membenamkan kepalanya ke dada Johannes, menangis tanpa suara. Dia tak menyangka Jo sanggup berbuat kejam terhadapnya.

Angin dingin dari luar gedung menerpa tubuh Reva yang sudah dingin. Revaline merasa sudah kehilangan sebagian nyawanya. Dia pingsan seketika.

......

Ketika sadar, Revaline sudah terbaring di kasur dengan selimut tebal.
"Di mana aku?" Revaline mengira dirinya sudah mati. Dia terbaring di ranjangnya.

Johannes berdiri di depannya mengerikan. "Tidak!" Revaline berteiak histeris. Dia menyembunyikan kepalanya di balik srlimut. Johannes mengenakan berpakaian serba hitam. Revaline yang baru sadar mengira Johannes malaikat pencabut nyawa.

Ruangan apartemen itu terasa hangat.
Johannes menghidupkan penghangat apartemen itu. Selain dilengkapi pendingin, apartemen ini juga mempunyai penghangat ruangan dari tenaga matahari.
"Kamu sudah bangun! kata Jo dengan suara lembut.
Dia tidak mengira Revaline sedemikian takutnya hingga pingsan ketika berada di balkon.
Dia tahu kalau Reva takut ketinggian.
Johannes berhasil menakut-nakutinya.

"Reva... Reva...!" Johannes membuka selimutnya. Johannes sudah mengganti baju Reva dengan piyama tidur.
Johannes membuatkan Revaline bubur Menado. Makanan kesukaan Johannes dan Revaline. "Makanlah!" Suara Johannes sangat lembut, dia tidak menakutkan lagi seperti tadi.
"Jo...kamu tidak membunuhku?" Johannes terbahak. "Tidak! Aku merindukanmu!" Reva terperangah.

Johannes mendudukkan Revaline di kasur. Mengambil mangkok bubur di meja nakas.
"Buburnya hampir dingin!" Revaline memandangnya dengan takjub, seperti mimpi saja. "Buka mulutmu!' perintah Johannes memaksa Revaline membuka mulut. Revaline terdiam tak percaya. "Buka mulut atau ku lempar keluar. Revaline membuka mulutnya. Johannes tak sekejam prasangkanya.

Share this novel

Ute Sal
2020-06-02 07:43:57 

uno

Far Dy
2020-05-31 11:32:40 

Far Dy
2020-05-31 11:32:38 


NovelPlus Premium

The best ads free experience