Rate

Suatu Saat Dia Kembali

Drama Series 31931

Realita membalik-balikkan ikan biawan asin hasil di tengah terik matahari. Ibunya Yasmin berlari menghampirinya. "Untuk apa kamu melakukan itu, ingat kamu sedang hamil!" Ibunya memsksa Realita berteduh. Realita harus diawasi. Kaki dan tangannya tak bisa diam. Dia terus bergerak melakukan banyak hal pekerjaan rumah. Padahal Hidayat telah mengerjakan 2 orang asisten rumah tangga di rumah mereka. Satu orang untuk pekerjaan dapur, dan yang lainnya membersihkan seluruh area rumah dan halaman. Ketika pekerjaan rutinnya di rebut para asisten itu. Realita mengambil pekerjaan lainnya, memelihara ikan hias, berkebun dan mengurus bunga anggreknya. Ia merasa tersiksa menjadi pengangguran.

Hidayat tertawa geli mendengar laporan ibu mertuanya tentang kelakuan istrinya. " Tuh lihat wajahmu jadi gelap, kebanyakan berjemur matahari!" ibunya mengomel.
Realita seperti dirinya tak bisa diam, senang bekerja keras dan kasar. Tapi sikapnya sangat lembut dan sopan.

Ibunya Yasmin, akhirnya mendatangkan guru les menjahit setiap hari Senin dan Rabu. Sehingga tangan dan kakinya digunakan tidak lagi meakikan pekerjaan kasar. Realita lupa kalau dia istri seorang bos besar.
Ibunya juga memanggil guru senam hamil untuknya setiap Minggu. Agar ia tidak mengalami masalah kehamilan. Ini kehamilan Realita yang keempat untuk anak kelima. Dia terlihat sehat dan segar. Hamil anak kelima bukan masalah baginya untuk mengerjakan kegiatan rumah tangga. Ia sangat senang dengan kegiatannya itu..

Hidayat menggendong Realita ke kamar ketika ibu mertuanya membawa si kembar ke rumahnya. Yasmin akan menidurkan kedua bayi itu di rumahnya. Bayi-bayi itu sudah bisa merangkak. Realita kewalahan menjaganya. Yasmin ditemani Susi, merawat kedua bayii itu. Setelah Rama dan Shinta memutuskan tinggal dengan ayahnya, Yasmin merasa kesepian.

Hidayat mencium ujung rambut Realita. Ia kehabisan kata-kata membujuk istrinya untuk tidak membuat ikan asin lagi.
"Sebenarnya kamu tak perlu melakukan itu, kamu bisa melakukan hal lain yang ku suka, dan bisa membuat kita bahagia!" Realita terkekeh mendengar kalinat bersayap suaminya. Pasangan itu memeluk satu sama lain.dengan erat. Menyatukan hati dan pikiran mereka dengan tenang.
"Aku tak menyangka menikahi seorang wanita yang membuatku bahagia", Realita terharu, ia mencium Hidayat dengan lembut. Hidayat mengusap wajah istrinya yang gelap karena sengatan matahari. "Tapi melihatmu terbakar begini, kenapa hatiku terasa sakit".
"Kenapa bisa begitu?" tanya Realita lugu. "Orang berpikir aku tak bisa menjagamu dengan baik",
"Jangan pikirkan perkataan orang lain", Realita mencium tipis bibir suaminya ."Aku tak bisa!" Kata Hidayat sedih.
"Terus gimana ?! Realita bingung. Ia tak bisa di larang.
"Begini saja, bisakah kamu menjadi sekretarisku, Yolanda berhenti kerja marena menikah".
"Aku bisa apa? Aku tak pernah kerja kantor", Realita berkata jujur. Hidayat tertawa." Mudah saja, kamu cukup duduk di sampingku, mencatat semua janji dan membuat jadwal acaraku setiap hari!" Hidayat berkata santai. "Apa Yolanda melakukan itu?"
"Maksudmu?" Hidayat bingung. 'Duduk di sampingmu?" Realita berpura-pura cemburu. Hidayat kalang kabut. "Tidak seperti itu!" Realita tertawa. Ia senang melihat wajah suaminya bingung begitu.
Hidayat menggigit kuping Realita menumpahkan kekesalannya.
"Bantu aku menemukan Relina!" wajah Realita sayu memohon.
"Tak perlu di cari, dia dekat dengan kita!" Jawab Hidayat sambil menerawanh.
"Maksudmu?" Realita bingung.
"Ibu tahu dimana dia".
"Ibu? Realita kaget. Hidayat menggerakkan alisnya mengiyakan.
"Tahu darimana?"
"Relina sering menelpon ibu!"
"Tahu darimana?" Realita penasaran. "CCTV!"
"Kamu mengawasi ibu?"
"Tidak! Relina mengawasi kita lewat ibu, dia selalu memantau kita! Jangan khawatir suatu saat dia kembali!" Hidayat optimis.

Benar saja, Revaline bersama suaminya sedang menuju rumah mereka.

Share this novel

Zariah Xu
2020-04-25 10:42:30 


NovelPlus Premium

The best ads free experience