Rate

Relina Tidak Bisa Membohonginya

Drama Series 31931

Yasmin duduk bersimpuh di atas sajadah. Sungguh ia tak tahu harus berbuat apa. Semalaman ia tak tidur memikirkan Relina, putri kesayangannya. Telpon dari anaknya itu kemaren terputus. Tak ads kabar lagi sesudahnya.

Pagi harinya ketika sedang sarapan bersama Realita dan suaminya, ponsel milik Hidayat berdering.
Hidayat membuka loudspeaker ponselnya.
"Assalamualaikum pak Yanuar", Yasmin mengangkat wajahnya menatap Hidayat yang sedang menelpon di depannya. Semoga ada kabar tentang Relina! Yasmin berharap dalam hati.

"Walaikum Salam!"
"Apa kabar?"
"Kurang baik!" Suara Yanuar terdengar serak. Hidayat teman baiknya jadi wajar bila dia ingin berbagi kabar duka.
"Istriku sedang sakit. Stroke!" Yanuar tak mampu menahan rasa sedihnya, suaranya tersendat.
"Dimana kamu sekarang? Kami akan menjenguk istrimu?"
"Jakarta!" Yasmin menghentikan makannya. Berita tentang Revaline membuatnya sedih. Bagaimana mungkin di usia muda seperti itu Relina terserang stroke? Dia membudayakan hidup sehat dan olahraga. Pasti ada sesuatu yang salah !.
"Kita berangkat ke Jakarta hari ini!" Yasmin lega. Dia akhirnya bisa menengok Relina. Tuhan menjawab doa-doanya.

Realita menatap suaminya. Dia bingung. Bagaimana membawa anak-anak mereka itu? Mereka tak bisa di tinggal. Sekarang Realita dan Hidayat, memiliki 4 anak. 2 balita, dan 2 bayi tentu saja tak mudah bepergian dengan anak-anak itu. Pandu dan Arjuna sudah pandai berjalan dan tak bisa diam. "Kita bawa susternya juga.!" Hidayat menjawab kegundahan hati istrinya. Mereka terhubung satu sama lain, meski Realita tak bicara, Hidayat mengerti maksud tatapan istrinya.

Membawa pergi anak-anak itu cukup merepotkan. Arjuna lebih lincah dari kakaknya, dia berkeliaran di lantai berebut mainan dengan Pandu. Arjuna lebih gesit. Pandu mengalah. Secara natural, Pandu selalu mengalah dengan adiknya itu.

...

Rombongan berjumlah 10 orang itu berangkat menuju Jakarta.
Hidayat memperhatikan wajah Yasmin yang nampak tegang dan pendiam.
Ibu mertuanya itu pasti sedang tertekan batinnya. Kasihan sekali!

Hidayat sudah lama mengetahui Revaline adalah Relina, dia sudah lama mengumpulkan bukti. Bukankah Yanuar dan istrinya sering menginap di guest house miliknya?

Dari rekaman cctv rumahnya Hidayat melihat apa yang dilakukan Reline ke bayinya hingga menangis, dia juga mendengar percakapan ibu mertuanya dengan Revaline.
Revaline meninggalkan sidik jarinya di mana-mana. Dan sisa rambut Revaline yang berserakan di kamar. Sudah bisa dijadikan sampel untuk menguji DNA nya. Dia memang Relina.

Lebih dari itu, Hidayat jauh sebelumnya menyelidiki mayat wanita yang meninggal karena cancer payudara di rumah sakit, wanita itu menyandang nama Relina. Nama aslinya Revaline Paila. Relina menggunakan identitasnya!
Lalu mengapa Hidayat berdiam diri saja?

Hidayat sudah lama memaafkan mantan istrinya itu. Akan tetapi dia menjadi marah melihat Relina menyakiti bayinya karena cemburu dengan Realita.
Hidayat mengenal sifat mantan istrinya itu, dia tak suka disaingi.

Dia bisa melihat aura wajah Relina berubah tak senang, setiap kali Hidayat bersikap mesra ke Realita. Hidayat sengaja memamerkan rasa cinta dan kemesraannya dengan Realita di depan Relina, untuk melihat reaksinya. Adik iparnya itu terbakar api cemburu. Hal ini menambah keyakinan Hidayat, Revaline adalah Relina.

Relina bisa membohongi semua orang, tetapi Hidayat tidak bisa di tipu dengan mudah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience