Rate

Dia Kembaran Jiwaku

Drama Series 31931

Seperti hujan membasahi bumi saat kemarau. Rimpu dan bunga liar bersemi kembali. Hewan melata yang putus asa bergembira tempatnya yang tandus mendatangkan harapan.
Burung-burung bernyanyi riang, menyampaikan salam ke seluruh alam.
Begitulah hati Relina, dia tersesat terlalu jauh memikirkan negeri orang yang kacau karena perang, ketakutan kehilangan iman, marah tak tahu arah tujuan, pasrah akan kematian, sunyi kehilangan harapan.
Kembali hidup dan terpanggil jiwanya melihat harapan akan masa depan 3 bocah kembar yang memerlukan belaian kasih ibundanya.

Relina menangis memeluk 2 buah hatinya, yang tumbuh jauh darinya. Kedua anak kembar itu mengenali ibunya. Mereka bertiga berpelukan seakan takut dipisahkan dan kehilangan.
Kehangatan dan keceriaan 2 bocah itu sanggup memanggil jiwa Relina pulang. Perlahan-lahan dia mengingat kembali saat melahirkan kedua bayi kembarnya itu. Menginat kelucuan dan tingkah laku mereka yang sangat di rindukannya

Nyonya Zubaedah dan Yasmin tersenyum dengan air mata mengalir penuh. haru dan kebahagiaan.
Dua bocah kembar itu memerlukan kasih sayang ibunya. Sedang Raslina perlu tumpahan kasih sayang untuk kedua anaknya
"Anak-anak itu memerlukan ibunya...aku percaya mereka bisa tumbuh sehat dengan cinta!" Nyonya Zubaedah menangis. Dia tidak pernah membayangkan memudahkan ibu dan anak itu menjadi derita yang dalam bagi Relina.

Nyonya Zubaedah menyadari dirinya juga seorang wanita dan seorang ibu, dia dapat merasakan sakitnya ketika jauh dari anak-anak.

"Maafkan aku nyonya Yasmin...aku salah paham kepada Revaline...setiap orang pasti berubah....sementara aku tetap dengan lama menyimpan prasangka! Revaline membutuhkan anak-anaknya!" kata nyonya Zubaidah diantara air mata penyesalan.

"Yanuar sudah punya anak dari Gina, mereka bahagia, Revaline juga berhak bahagia....ku serahkan anak-anak ini kembali...semoga Revaline bisa pulih lagi seperti sedia kala!" kata Nyonya Zubaedah.

Dua anak kembar, laki dan perempuan itu menarik cadar ibunya. Mereka tidak puas mencium wajah ibunya yang tertutup kain hitam tipis itu.
Johannaes, yang berada di ruang pertemuan keluuarga itu terkejut. Cadar Relina dibuka kedua anak kembar itu.
Nyonya Zubaedah dan Yasmin saling berpandangan dengan wajah terkejut pula.

Tapi Relina memberikan reaksi yang berbeda.
Relina tidak keberatan dengan sikap anak-anaknya ini. Ibu dan anak kembarnya saling memberi ciuman yang hangat. Berpelukan, menangis bersama , lalu tertawa bersama.

Ini adalah tawa Relina yang pertama sejak dia diajak pulang secara paksa.

"Ibu...!" Relina memanggil Yasmin dengan suara lirih. Yasmin seperti bermimpi. Relina memanggilnya dirinya?
Yasmin melangkah menghampiri Relina. "Ibu!" Relina memanggil ibunya dengan suara tertahan. Antara bahagia, sedih, menyesal dan haru.
"Ibu!"
"Lina...Lina...anak ibu!"
"Ibu...maafkan Lina!" Ibu dan anak itu berpelukan sangat erat.
Dua bocah kembar itu merasakan kebahagiaan dan keharuan yang mendalam. Mereka ikut memeluk ibu dan neneknya. Dua bocah kembar itu juga merindukan nenek Yasmin.

Nyonya Zubaedah menangis sesugukan. Dia yang paling merasa bersalah dan berdosa kepada Relina. Andai Kedua anak itu tidak di rampas paksa olehnya, mungkin Relina tidak sampai kehilangan rasio dan semangatnya.

Johannes terkesima, terpaku di temoatnya. Entah mengapa perasaan bisa menhadi lembut dan terpanggil untuk melindungi Revaline alias Relina.

Wanita ini menjadi obat penyesalan atas kekejaman yang dia berikan kepada Revaline almarhum. Relina dikirim Revaline untuk membuatnya bertobat. Agar dia berubah. Agar dia menyesal.

Tadi malam Johanbes bermimpi bertemu dengan istri dan adiknya itu.
Revaline berdiri di hadapannya dengan baju putih, wajahnya lembut dan penuh maaf.
"Aku titip Relina, dia kembaran jiwaku!" kata Revaline yang menghilang bersama kabut tipis dan dingin.
Johannaes berteiak memanggil namanya hingga terbangun.
"Revaline...maafkan aku!" Johannaes mengambil air wudhu, sholat khusuk mendoakan adik tercintanya itu.

Johannaes memandang Relina, wanita itu tersenyum padanya tanpa cadar membatasi pandangan mereka berdua.
"Terima kasih telah membawaku pulang!" Relina mengatupkan tangan di dada.
Johannaes tak mampu bersuara. Di depannya berdiri dua orang wanita. Satunya adalah Relina dengan pakaian hitam dan disebelahnya Revaline dengan pakaian putih.
Keduanya bersatu. Revaline menyatu dengan Relina.
"Dia Kembaran Jiwaku!" Kata-kata Revaline menggema di ruangan itu dan hanya terdengar Johannaes seorang.

Relina tampak cantik, bahkan jauh lebih cantik lagi dari sebelum-sebelumnya.
Johannes terpana.
Dia jatuh cinta.

.

Share this novel

Meri Sajja
2020-06-24 09:18:47 

terima kasih atas perhatian anda membaca novel ini. Tetaplah membacanya dan nikmati bagian akhir novel ini di beberapa hari kedepan. Wassalam.


NovelPlus Premium

The best ads free experience