Rate

Mereka Menantu Kita!

Drama Series 31931

Sore itu, Nyonya Zubaedah menerima telepon dari sahabatnya. "Besok pagi bisa kah datang ke rumahku...ada yang ingin kubicarsakan...penting?" tanya Nyonya Nur Jennah penuh harap, tetapi wajannya sumringah. Dadanya hampir meledak menahan kebahagiaan. Saat ini ingin rasanya dia menumpahkan kejutan untuk sahabatnya itu. Tetapi dia harus menahan derita tidak membicarakannya di telepon. Zubaedah, sahabatnya telah banyak membantunya di waktu muda. Orang tua Nur Jennah meninggal karena kecelakaan, otomatis kuliahnya nyaris putus tak ada biaya.

Ayah Zubaedah seorang pejabat perusahan Minyak Chevron di Riau, tidak keberadaan membiayai kuliahnya hingga selesai. Zubaidah pula yang mengenalkan Habibi teman baik suaminya, Nur Jennah dan Habibi menikah lalu pindah ke Kinabalu, Sabah. Puluhan tahun baru bertemu setelah dia pindah di Johor.
Di ujung telepon nyonya Zubaedah tenggorokannya serasa tercekat . "Baiklah... aku akan datang!" Bagaimanapun dia harus berterus terang perjodohan itu di batalkan Yanuar sudah punya gadis pilihan. Nyonya Zubaedah menyeka air matanya. Hatinya sungguh sakit. Sedang Nur Jennah di sisi telepon membiarkan air matanya mengalir deras. Dia sungguh sakit tak mampu kabar bahagia. Mereka akhirnya bisa besanan. Gina berjodoh dengan Yanuar.
Tentu saja pasangan itu tidak tahu kejutan besar yang menantinya di negeri Jiran.

Nyonya Zubaedah datang ke rumah Nur Jennah. Rumah itu di hias cantik penuh bunga segar yang harum. Di meja telah tersaji aneka kue basah dari beras dan ketan yang enak-enak. Ada kue ampar tatak pisang khas Kalimantan, kue lapis, kue bolu peca khas Bugis, kue bolu Kemojo khas Riau dan aneka kue kering. Banyak sekali makanan seperti lebaran. Sedang di meja makan, tersedia rendang, sate Padang, Buras.
Nyonya Zubaedah bingung. Nur Jennah seperti ada hajat besar. Tetapi di rumah itu sepi. Ketika dia datang hanya di i sambut pembantunya. "Nyonya lagi bersiap-.siap...mohon ditunggu sebentar!" Nur Jennah sedang bersiap-siap untuk apa
"Ada apa Bi...kok seperti ada acara!" tanya Nyonya Zubaedah. Bibi Romlah tersenyum. "Iya...Nyonya Nur kedatangan calon menantunya!" jawab Bu Romlah. Deg! nyonya Zubaedah terkejut. Nur Jennah menyambut calon menantu! Kenapa tidak bercerita kepadanya. Semua anak Nur Jennah sudah menikah kecuali yang bungsu. Apa Nur Jennah menerima lamaran orang lain? Kenapa dia menerima lamaran darinya. Nyonya Zubaedah seakan dikhianati. Hatinya sakit. Apa Nur Jennah sudah tahu kalau dia membatalkan perjodohan itu lalu menerima pinangan lain?

Nyonya Zubaedah tidak sabar menunggu Nur Jennah keluar kamar. Mereka harus bicara, sebelum tamu istimewanya datang.

Nur Jennah keluar dari kamar. Dia berpakaian rapi dan mengenakan banyak perhiasan. "Zubaidah!" Nur Jennah memeluk erat sahabatnya dengan haru. Zubaedah bingung. Dia melepaskan pelukan Nur Jennah. "Katakan ada apa? Kamu...!" Nur Jennah menangis. "Zubaedah!" Dia menangis lagi. Dia tak sanggup bicara. Zubaedah membiarkan Nur Jennah menangis. Setelah agak lama baru bicara.
"Zubaedah... seperti bermimpi saja...impian kita terwujud!" Nur Jennah tersenyum. Temanya ini stress kali ya. Barusan dia menangis sekarang tersenyum bahagia.
"Aku tidak mengerti maksud mu!"
"Begini...!"Nur Jennah ingin bicara tapi terhenti. Seseorang menekan bel. "Mereka datang!
"Mereka! Mereka siapa?"
"Menantuku...menantimu!" Nur Jennah tertawa. Aneh!. Zubaedah menggelengkan kepala.
Gina muncul di depan pintu beserta seseorang pemuda berkaca mata.
"Ibu!" Yanuar berseru kaget. Nyonya Zubaedah berdiri dari kursinya. "Yanuar!" serunya tak kalah terkejut. Regina bingung. Nyonya Nur Jennah tertawa bahagia. "Mereka menantu kita/!"
"Tolong jelaskan!" Nyonya Zubaedah terduduk. Yanuar memeluk ibunya. "Kami bersahabat...kami menjodohkan kalian berdua!" jawab Nyonya Nur Jennah dengan mata basah. Yanuar dan Regina saling pandang. Jalan menuju jodoh begitu mudah, mereka saja yang rumit.
Pada akhirnya restu orang tua itu sangat penting, dan doa yang mustajab.

Share this novel

Sadar Duka
2020-05-25 09:37:01 

ok nih


NovelPlus Premium

The best ads free experience