Rate

Membuat Perhitungan Dengan Relina

Drama Series 31931

Selama 3 hari berturut turut Johannes datang ke rumah Revaline, yang di cari tidak pernah muncul. Malah Johannes menjadi perhatian penghuni komplek perumahan tersebut, terutama petugas keamanan, pak Teguh. Johannes keluar dari mobilnya. "Apa kabar pak Teguh!" Johannes berpakaian sangat rapi dengan stelan mahal, menunjukkan wibawa orang penting, dia tak ingin orang lain menganggapnya negatif.
"Pak Johannes...pangling saya...baik Pak!"
"Kabar Bu Revaline bagaimana?" "Mm... kabar gimana ya pak?" pak Teguh bingung.
'Oh maaf maksud saya, apa ibu Revaline sudah pulang?"
"Oh...ada sih pak...tapi cuma sebentar,..terus berangkat lagi!"
"Bu Revaline tahu kan saya mencarinya?"
Pak Teguh mengangguk.
"Sudah saya sampaihan...tapi beliau cuma mengangguk!"
Johannes mengerti, Revaline sengaja menghindarinya.
"Bagaimana keadaannya?"
"Sepertinya beliau sudah sehat pak! udah bisa jalan...gitu!"
"Syukurlah...pak Teguh..
"Pak...saya bisa minta bukakan pintu pagar, saya ingin memasukkan surat di bawah pintu!"
"Masukin kotak surat aja pak...tuh kotaknya?" pak Teguh menunjuk kotak surat.
"Tidak bisa pak...ini surat rahasia...dari pengacaranya!" Johannes menunjukkan amplop surat kop kantor pengacara. Untunglah dia tadi membawa amplop surat dari pengacara Julia tentang hak asuh Vivine.
Pak Teguh kaget. "Sepertinya ibu Revaline punya masalah !" pikir Pak Teguh. Dia membuka pintu pagar rumah Revaline. Johannes mengambil tempat duduk di kursi teras. Johannes pura-pura sibuk menulis di kertas HVS. Pak Teguh berdiri disisinya.
"Maaf pak...pesan ini bersifat rahasia tidak bisa di lihat orang lain!"
"Oh maaf!" Pak Teguh menyingkir. "Saya patroli dulu ya pak...nanti saya kembali!" Johannes lega. Dengan cepat dia memasang GPS dan kamera pengintai di mobil Revaline. Suatu saat Revaline pulang dan mengambil mobilnya.

......

Revaline terperanjat. "Jo!" teriaknya. Johannes sudah berdiri di depan pintu apartemennya.
Revaline panik, bagaimana Johannes bisa menemukannya?" Revaline menutup pintu kembali. Johannes mendorong pintu dengan tenaga penuh. Revaline jatuh terjengkang tak mampu berdiri.

Dia baru saja bisa berjalan. Kondisinya belum pulih benar.
Johannes memandang Revaline dengan wajah dingin, dengan wajah begitu dia tampak seram dan menakutkan. Tubuh Revaline gemetar ketakutan. Dia pernah mendengar, dari Revaline yang asli, Johannes pernah membunuh orang. "Apa Jo akan membunuhnya jua?" Revaline pasrah. Dia tidak bisa lari dari Johannes, berteriak pun percuma. Gedung apartemen ini kedap suara. Melawanpun tidak berguna

Revaline merangkak menggapai kursi rodanya. Johannes menjauh kan kursi roda itu. Revaline duduk diam di lantai. Mengumpulkan tenaga, sesaat kemudian dia merapatkan tubuhnya ke dinding, sudah payah dia berdiri sambil berpegangan di dinding.

Johannes menatap Revaline dengan tajam dengan mata elangnya. Pria itu tampak mengerikan. Revaline tak berani melihatnya.

Sebelumnya hati Johannes bersedih mendengar Revaline jatuh sakit, dia berpikir mungkin Revaline berpura-pura sakit, hingga dia ingin menghukumnya, tubuh kurus Revalina tampak menyedihkan. Revaline benar-benar sakit.
Tapi Johannes ingin membuat perhitungan dengan Revaline palsu ini.
Dia harus tahu motif Relina menggunakan identitas Revaline almarhum. Hati Johannes dipenuhi amarah, benci dan rindu.

Dia sempat menyesal meninggalkan Relina dalam keadaan sakit. Dia menyesal telah mengulang sejarah . Dulu dia juga meninggalkan Revaline dalam keadaan sakit.

Alangkah marahnya dia, Revaline telah membohonginya. Batinnya terluka. Rasa penyesalannya bercampur baur dengan kemarahan. Johannes tidak tau dua menyesal kan yang mana, apakah dia menyesal karena telah membuat Revaline asli menderita dan menaruh dendam hingga mati, membalasnya menggunakan Relina, Atau dia menyesal karena terlanjur suka dengan Revaline palsu yang dia tinggalkan dalam keadaan sakit parah.

Johannes mendekati Relina yang bersandar di dinding, mengurungnya dengan kedua tangannya. Wajah Revaline pucat. Wajahnya yang putih seperti tidak memiliki darah. Johannes mendekatkan wajahnya ke Relina.

Revaline alias Relina memejamkan mata, pasrah tak berdaya. Johannes mengusap wajah Relina yang dingin, lalu nengusap tangan Relina yang juga dingin .
Relina hampir mati ketakutan.Johannes menarik Relina keperluannya. Relina terkejut. Johannes memeluknya dengan erat, seolah ingin memberikan kehangatan untuk tubuhnya yang dingin. Relina diam terpaku. Sama sekali dia tidak menyangka tindakan Johannes.

Share this novel

Sinah S Dukarim
2020-06-01 09:48:48 

Sinah S Dukarim
2020-06-01 09:48:41 

Far Dy
2020-05-31 11:31:59 


NovelPlus Premium

The best ads free experience