Rate

Ibadah Dengan Bahagia

Drama Series 31931

"Ibu membawa Relina ke pondok pesantren!" kata Realita kepada Hidayat suaminya
Hidayat menarik nafas lega.
"Syukurlah! setidaknya relina pergi ke pesantren atas kemauannya sendiri!" sahut Hidayat.
"Terus terang aku salut dengan Relina saat ini!"
"Kenapa bisa begitu?" tanya Hidayat heran.
"Relina meninggalkan kehidupannya yang mewah kemudian hijrah dengan kehidupan yang sederhana jauh dari kebiasaan lama saat dia masih sehat!"
"Kata ibu dia juga menyumbangkan semua pakaian seksi miliknya lalu dan beralih menggunakan hijab tertutup dan bercadar!"kata Realita lagi.
"Rumahnya di Jakarta telah di wakafkan olehnya untuk Rumah tahfidz!"

"Berarti....dia sungguhan tobat!" sahut Hidayat.
dirinya kemarin sempat tak percaya kalau Relina sungguh-sungguh bisa berubah.
"Semoga dia Istiqomah!" Hidayat memanjatkan doa.
"Aamiin!" jawab Realita , dia lega Relina bisa memilih jalan hidup yang bertolak belakang dengan kehidupan masa lalunya.
"Haruskah seseorang bercadar kalau ingin hijrah?" tanya Realita.
"Berhijab dan bercadar adalah pilihan dan keikhlasan. Itu merupakan salah satu cara seseorang memutuskan untuk berubah dan bertobat!" Kata Hidayat.

Realita merebahkan kepalanya di pangkuan suaminya.
"Aku beruntung menemukan cara beribadah dengan bahagia bersamamu!" katanya sambil memainkan jenggot suaminya.H idayat tertawa geli. Realita malah menarik gairahnya.

"Kalau kamu terus begini... ibadahmu di lanjutkan dengan buka baju!" Realita cepat-cepat bangun. Hidayat tak kenal waktu dan tempat kalau mau bercinta.
Tetapi Realita tak bisa menolak hasrat menggebu suaminya .

.....

Sementara itu, Nyonya Zubaedah sangat emosi. Nomor kontak Relina tidak bisa di hubungi. Relina me.non aktifkan semua panggilan telepon. Dia hanya bisa di hubungi dengan Telegram.

Akhirnya nyonya Zubaedah meminta bantuan Hidayat.
"Kedua anaknya sedang sakit, tapi dia tak bisa dihubungi!" keluh nyonya Zubaedah.
Hidayat mendengarkan dengan sabar.
",Insya Allah...besok pagi dia sudah berada di sana! " janji Hidayat.

Begitu mendengar kabar kedua anaknya, Relin tidak menunda kesempatan berangkat dengan pesawat pertama menuju Singapura.

"Ada tamu yang ingin bertemu di kembar!" kata Nyonya Nur Jennah. Sejak mereka berbesanan, kedua sahabat itu tak pernah berpisah. mereka bahu membahu memelihara si kembar. Gina Istri Yanuar sedang mabuk mengidam hamil muda.

Nyonya Zubaedah terperangah. Di depannya sesosok tubuh wanita dengan abaya panjang dan cadar berwarna gelap. Relina membuka cadarnya. "Assalamualaikum ibu!" Relina mengucapkan salam dengan suara lembut.
"Reva...kamu Reva kan?! " Tanyanya dengan tak percaya.
Relina tersenyum. Wajah polosnya terlihat lebih cantia tanpa sapuan kosmetik.
"Apa yang terjadi padamu?"Nyonya Zubaedah tak menyangka Relina bisa berubah 360 derajat.

Relina tak menjawab, dia lsngdung menghampiri kedua anaknya. Mereka sangat merindukan ibunya. Kedua anak itu langsung bangun dan sehat ketika mendengar suara ibunya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience