Rate

Pertemuan Andy dan Relina

Drama Series 31931

Realita memandangi kedua bayinya yang tertidur pulas, ia memilih merawat sendiri kedua bayi itu, meski Hidayat menyiapkan dua baby sitter untuk menjaga dan mengasuhnya. Hidayat berdiri di samping istrinya, belum pernah ia merasakan kebahagiaan seperti ini, hidupnya serasa lengkap. Ia menarik Realita duduk di sofa bersamanya. Ia menggenggam tangan kedua tangan istrinya. Realita merasakan kehangatan dari tangan Hidayat, rasa lelah dan sakitnya hilang setelah operasi melahirkan. Hidayat meletakkan tangan Realita ke bibirnya untuk dicium."Hanya kamu yang bisa membuatku bahagia seperti ini, kamu dan anak-anak adalah prioritas hidupku sekarang", Realita tersenyum lembut. Hidayat memeluk Realita, hari ini dia harus menyesuaikan diri dengan identitas baru sebagai seorang ayah.

Hidayat mendekati kedua bayinya, mengendong kedua bayi mungilnya. Kedua bayi itu tetap tertidur nyenyak meski diangkat dari boxnya.

Malam itu, Realita menemukan Hidayat tertidur di sisi ranjang dengan kepala berpangku kedua tangannya. Realita membangunkannya, Hidayat berpindah posisi berbaring di sisi Realita. Mereka berbagi tempat tidur di rumah sakit itu. Yasmin tersenyum melihat anak dsn menantunya tertidur sambil berpelukan. Dia menyaksikan pernikahan dua orang anaknya dengan laki-laki yang sama. Hidayat lebih tenteram dan bahagia bersama Realita dibandingkan ketika Hidayat berumah tangga dengan Relina dulu. Mereka selalu bertengkar dengan setiap masalah yang di buat Relina. Air mata Yasmin mengalir. Hidupnya menjadi lebih bersemangat, 4 orang cucu sudah menghiasi hidupnya. Tetapi di dalam hati kecilnya ia tetap merindukan seorang anaknya lagi, Relina

Begitulah hati seorang ibu, tidak mungkin mampu membuang darah dagingnya sendiri. Sebersalah apapun Relina, wanita itu tetaplah anak kesayangannya. Yasmin menutup pintu rawat inap itu. Malam ini cucunya yang lain Rama dan Shinta menunggunya mereka penginap di rumah Hidayat, menunggu kabar berita dari neneknya tentang adik kembar mereka yang lucu.

Di lapangan parkir, ponselnya berdering, dari Relina. Seperti telepati, perasaan hati ibu dan anak ini tersambung satu sama lain. Relina tidak sabar bercerita tentang pernikahannya yang mewah kepada ibunya. Seseorang akan mampu memendam deritanya, tetapi tidak akan bisa menyimpan kebahagiaannya. Begitulah Relina, dia tidak punya teman curhat yang bisa mendengarkan perasaannya yang bahagia selain kepada ibunya sendiri. Relina biasa menceritakan apa saja yang membuatnya bahagia kepada ibunya, tetapi ia merahasiakan perilaku buruknya di depan ibunya. Relina tidak menceritakan kalau ia telah melakukan operasi plastik untuk merubah penampilannya, dalam hal ini ia pandai menyimpan rahasianya. Ia berencana merahasiakan jati dirinya yang baru kepada ibunya.
"Bu, aku sudah menikah!" Relina memberi kabar bahagia, tetapi ibunya Yasmin menanggapinya dengan dingin. "Oya! Selamat", suara Yasmin datar, tetapi sebenarnya hatinya cukup gembira, dengan begitu ia rak perlu cemas memikirkan Relina di tempat pelariannya.
"Ibu tidak gembira aku menikah!" Relina ingin merajuk, tetapi ia sadar ibunya sangat marah dengannya. "Hmmm!" Yasmin mendehem. Relina sedikit takut. Sebenarnnya ia tetaplah anak yang baik bagi ibunya, ia masih takut kalau ibunya marah dan menyumpahinya, ia takut kualat. "Bu doakan aku ya?" Relina agak sedih. Yasmin hampir menangis, ia bisa menahannya. "Iya!" jawabnya singkat. Air mata Yasmin mengalir di pipi wajahnya yang kurus. Ia tak tahu harus bahagia atau berduka karenanya. Hatinya sakit. "Bu....bagaimana Realita?" Relina masih kepo dengan Realita dan Hidayat. "Dia baru saja melahirkan!" ibunya tak bisa berbohong. "Oya!!" Relina kaget, Iri. Ia tak suka dengan berita itu. Dia masih mencintai Hidayat. Andai ia tahu Hidayat sekarang ini kaya raya, dia rela membuang Yanuar Abdullah suaminya itu dengan menukarnya dengan Hidayat. Tapi ketika itu diketahuinya, Hidayat bukanlah pria yang bisa didekatinya lagi seperti dulu.

Bagi Relina, Hidayat adalah suami terbaiknya. Hidayat dulu menerima dirinya apa adanya. Sekalipun dia berulah hingga membuat Hidayat bangkrut. Ia merindukan Hidayat, merindukan kejantanannya. Relina menggenggam jarinya hingga putih. Dengan Yanuar hasratnya masih tak tersalurkan.

...

Sementara itu Andy menitipkan kedua putranya Rama dan Shinta ke Yasmin, mantan mertuanya. Realita masih di rawat di rumah dakit untuk prnyembuhan paska mrlahirksn. Andy berwngkat kr Singapura study pustaka untuk penelitian thesis tugas akhir kuliahnya. Ia belajar disana selama satu bulan menginap di apartemen yang sama dengan Relina.

Sementara itu, Nona Xi, sahabat baik Revaline mengadakan private party di cafe and restorant apartermen itu, ia mengundang club elitnya berjumlah 9 orang. Party itu dalam rangka ucapan selamat atas pernikahan Revaline dan Yanuar Abdullah. Tentu saja Yanuar tidak di undang di pesta itu, pesta itu khusus untuk para ladies. 9 Orang teman-teman Ravaline itu bukanlah orang sembarangan, mereka adalah Nona Rosaline pengusaha muda wanita yang cukup sukses, asal Filipina, Nona Xi penyanyi selebriti Singapura, Nyonya Leonora, pengusaha dari Thailand, Nona Julia wanita kaya bersuamikan Amerika, Nona Sandra White wanita cantik putri seorang konglomerat, Nona Monica penyanyi yang baru naik daun, Roberta, wanita transgender dari Korea, Linda pengusaha dari Indonesia. Mereka semua lebih muda dari Revaline. Tetapi dengan penampilan barunya, Revaline jauh lebih muda 10 tahun dari umur aslinya.

Revaline sangat pandai memilih pertemanan. Sebelum masuk ke club elit itu, ia sengaja sekolah kepribadian John Robert Powell, untuk meningkatkan kualitas keribadian dan pergaulannya, di samping itu ia juga mengambil olah raga golf, menjadikan dirinya lebih berreforma.

Andy yang sedang lapar dan ingin mencari restoran untuk makan malamnya kesasar ke tempat itu. Karyawan kafe itu ingin meminta Andy keluar dari kafe tersebut karena tempat itu telah di booking
"sorry, we are closed for public. now, it's private party!." kata karyawan kafe ke Andy. Nona Xi melihat ke pintu seseorang hampir di usir dari tempat itu. Orang Indonesia! Nona Xi mengetahui bangsa seseorang dengan hanya melihat wajahnya. Wajah Andy sangat tampan, rugi disia-siakan segera ke pintu, mencegah Andy pergi. Nona Xi mendekati karyawan itu, " Tidak apa! Dia juga tamu undangan", kata nona Xi dalam bahasa Mandarin. Karyawan itu mengengguk. Nona Xi tersenyum manis ke Andy, dan mempersilahkan masuk dan memberinya tempat duduk di meja yang berbeda. Dia meminta pelayan menyediakan makanan khusus untuk Andy. Teman-temannya kaget. Mereka mengira Nona Xi membawa pacarnya. "No. Dia hanya tenan!" Wajah nona Xi bersemu merah. Teman-temannya tidak percaya. Mereka tahu nona Xi selalu berganti-ganti pacar.
Revaline saat itu sedang ke toilet, dia tidak tahu kalau nona Xi menambahkan daftar tamu pria khusus dirinya sendiri. Nona Xi mengenalkan teman-temannya ke Andy. Pria itu agak canggung salah masuk tempat itu. "Maaf salah salah...". "Oh tidak apa-apa...don't worry..aku senang kamu datang!" Nona Xi cepat-cepat memotong ucapan Andy. Dia tak ingin mengatakan kalau dia salah masuk restoran. Dia senang teman-temannya beranggapan kalau Andy adalah pacarnya. Kebetulan dia lagi jomblo. Ia malu kalau di bilang wanita pengangguran pria. Lampu restoran itu agak remang-remang, Revaline tidak bisa mengenali orang dari jauh. Begitu dekat. Andy! Revaline berteriak dalam hati. Seketika tubuhnya lemah seakan tanpa tulang. Terjatuh di lantai. Teman-temannya kaget tetapi langsung menertawakannya. "Penyakit penganten baru!" kata mereka serempak.

Share this novel

jannahti
2020-05-10 07:22:11 

hah ketemu

Zaneta King
2020-05-08 06:38:07 

up


NovelPlus Premium

The best ads free experience