Rate

Percintaan Terlarang

Drama Series 31931

Sesampai di apartemennya Revaline kehilangan semangat, bahkan suaminya yang menyambut kedatangannya dengan penuh cinta tidak begitu di tanggapinya. Revaline masih teringat pertemuannya dengan Andy, dia sebenarnya sangat ketakutan. Untunglah ruangan restoran itu lampunya remang-remang sehingga Andy tidak terlalu jelas melihat kemiripannya dengan Realita atau dirinya yang dulu Relina. Lain hari dia harus membuat riasan yang membuat perbedaan nyata antara dirinya sekarang dengan dirinya yang dulu. Revaline terus larut mengingat pertemuan tadi dan rencana selanjutnya yang diinginkannya bersama Andy. Dia memendam keresahan dan kecemburuannya kepada Nona Xi. Ia membayangkan nona Xi, si petualang cinta menaklukan Andy di apartemennya. Ia tahu nona Xi hanya berpura-pura mabuk. Dia jagoan minum mana mungkin mabuk hanya karena beberapa gelas wine. Dia menipu Andy Revaline nembayangkan
Andy bercinta dengan Nona Xi. Revaline melamun di ranjangnya, hingga ia tak merasa seluruh pakaiannya telah dicopot suaminya.

Dalam benaknya ia sedang bermesraan dengan Andy.
Yanuar dengan ganas memangsa tubuh Revaline. Meskipun Revaline tidak mabuk dengan seloki wine yang disodorkan Julia tadi, tetapi efeknya dia merasa pusing, rangsangan yang dibuat Yanuar membuatnya hanyut dan membiarkan Yanuar bermain hingga puas di atas tubuhnya. Yanuar terkulai lemas disisinya. Segera tertidur tanpa bergerak lagi.

Revaline membersihkan dirinya dengan air hangat. Dia sudah lumayan segar. Pengaruh alkohol tadi sudah hilang. Sakit kepalanya sudah menghilang. Revaline mengeringkan rambutnya, kemudian memoles kosmetik ke wajahnya minimalis. Dia sudah membuat tato menyerupai tahi lalat di bawah dagunya, tato itu sengaja dibuatnya untuk mengelabui orang-orang yang pernah mengenalnya. Setelah merapikan diri dia keluar dari apartemennya, mencari udara segar.
Di depan pintunya dia melihat Andy berjalan ke arahnya. Revaline gugup dia terjatuh lagi di lantai. Andy berlari menghampirinya. Tubuh Revaline menggigil ketakutan, tangan dan kakinya menjadi dingin. Dia sungguh ketakutan. Andy memapahnya. Air mata Revaline seketika mengalir. Dia panik dan ketakutan. "Revaline...kamu kenapa?". Revaline tak sanggup bicara juga tak mampu bergerak. Andy mengangkat Revaline dengan kedua tangannya dan membawanya ke tempatnya. Revaline terkejut, apartemen Andy berseberangan dengannya Andy mengira telah terjadi hal-hal yang buruk terhadap Revaline. Dia sungguh khawatir. Revaline memeluk tubuh Andy. Dia menangis sejadi-jadinya. Andy kebingungan. Andy mendudukkan Revaline ke sofa. Dia berjalan menyalakan lampu di seluruh ruangan, lalu ke dapur mengambilkan air hangat untuknya, Revaline meminumnya, sesaat kemudian ia kembali menangis. Diluar kesadarannya Andy memeluk Revaline. Wanita itu terlihat rapuh. Entah mengapa Andy seakan melihat bayangan Realita di hadapannya.
Meski tidak mirip tetapi mereka seperti ada kesamaan. Hanya saja Revalibe berkulit putih bersih dan lebih muda. Entah apa yang terjadi terhadap Revaline. Wanita ini seperti ketakutan. Revaline menjatuhkan kepalanya di dada Andy. Dada Andy serasa bergemuruh. Dia seperti bernostalgia bersama Realita. Dia merindukan Realita. Dia kesepian. Dia sudah lama tidak mendapatkan sentuhan wanita. Dan sekarang Revaline bersamanya. Revaline yang cantik. Dia mirip Realita, senyumnya, suaranya. Andy tak kuat. Dia memeluk Revaline dengan erat. Revaline membiarkan dan merasakan kehangatan pelukan Andy. Revaline tak peduli lagi dengan rasa takutnya tadi. Andy benar-benar tidak mengenalinya. Dia tersenyum senang. Dia senang Andy tidak bercinta dengan nona Xi. Tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua. Revaline mendongak melihat wajah Andy. Mereka saling bertatapan. Terbawa perasaan yang berbeda. Revaline memejamkan matanya ketika Andy menjatuhkan ciuman di keningnya. Ciuman Andy sangat lembut. Revaline menginginkan lebih. Andy juga begitu. Mereka berciuman sesaat. Saling menatap berciuman lagi lebih dalam. Revaline memberi respon positif. Andy menggila. Dia terlalu lama sendiri dan kesepian. Sedang Revaline tidak puas bercinta dengan suaminya tadi. Yanuar tidak kuat bercinta. Sedang Revaline seorang pecinta yang tangguh. Andy sangat perkasa. Ia tahu itu. Andy mengangkat tubuh ramping Revaline ke ranjang. Di atas ranjang pasangan itu saling serang dengan bernafsu. Saling memberikan kepuasaan. Dahaga Andy terasa terpuaskan. Revaline mendapatkan lawan tanding yang bagus. Tidak puas melakukannya sekali. Mengulangnya hingga beberapa kali. Tapi mereka seakan tak pernah puas.

Sudah pukul 4 pagi, Revaline harus kembali. Andy melepasnya dengan berat. Revaline melangkah hati-hati menuju ranjangnya, berbaring di sisi Yanuar. Suaminya itu masih tertidur lelap tak sadar istrinya sudah keluar rumah mencari kepuasan. Revaline tersenyum. Andy tersenyum di kamarnya. Dua orang itu merasa bahagia dalam percintaan yang terlarang.

Pukul 5 pagi, Yanuar bergegas bangun, ia harus pergi ke Batam, ada pertemuan penting pukul 9 nanti, dia tak ingin terlambat. Revaline tertidur dengan senyum bahagia. Yanuar memberi ciuman mesra di keningnya. Menulis surat di meja. "Tunggu jangan kemana-mana, aku kembali nanti sore!" Tulisnya di kertas, meletakkannya di meja rias Revaline.
Pukul 8 pagi, Revaline terbangun dengan panggilan video Andy. Mereka baru beberapa jam terpisah, tetapi mereka berdua sudah saling merindukan.

Revaline bergegas mandi, dan berdandan, meminum segelas milk shake. Lalu berlari ke tempat Andy, meneruskan kegiatan tadi malam. Kali ini mereka lebih menggila. Bercinta di segala tempat. Di sofa, di ranjang, di dapur. Mereka pasangan gila. Gila bercinta. Cinta yang memabukkan. Cinta yang melupakan kaidah-kaidah normatif. Andy lupa kalau Revaline baru saja menikah dengan orang lain. Sementara Revaline lupa kalau Andy adalah musuh yang harus di hindari.
Mereka meneruskan kegilaan itu setelah makan siang, mereka tepar tak berdaya tertidur berpelukan dalam selimut tanpa berpakaian.

lPukul 15 sore, Revaline kembali ke tempatnya berdandan rapi siap menyambut Yanuar dengan senyum bahagia.

Sementara nona Xi terbangun dengan kepala sakit. Tangannya meraba laci mencari obat anti pengar. untuk menghilangjan sakit kepalanya akibat pengaruh minuman tadi malam.
Ponselnya berdering, Yulia yang menelpon. "Kamu dimana?" Tanyanya, sama seperti nona Xi, kepalanya juga sakit. "Di kamar lah!" Jawab nona Xi. "Andy?" Yulia kepo. "Di rumahnya!" Yulia tersenyum misterius. "Kamu tidak "bersamanya?" Dia penasaran. Nona Xj paham. Ini penyakit mereka berdua yang tidak diketahui anggota club lainnya. "Kamu tidak suka dia?".
"Ya suka lah! Tapi dia susah ditaklukan...dia orang baik-baik!" Yulia tertawa, Nona Xi juga.
"Satu minggu!" Yulia membuat perjanjian untuk mereka berdua. Mereka diam-diam gemar bertukar pasangan. "Dua minggu!" Nona Xi menawar. "Deal!" Yulia menjawab setuju. Dalam 2 minggu kalau Nona Xi gagal menggaet Andy, maka selanjutnya giliran dia yang mendekatinya. Mereka selalu begitu. Mereka juga gila. Sama gilanya dengan Revaline. Andy terjebak dunia gila para wanita itu.

Yanuar tiba di rumah di sambut istrinya yang cantik, seksi dan menggairahkan. Ia ingin segera menerkamnya, tapi Revaline menolaknya dengan lembut. "Aku kurang enak badan", katanya dengan senyum manis menggoyahkan iman. Yanuar mengerti. Masih ada waktu. Toh mereka tidak kemana-mana. Tapi ketika malamnya meminta jatahnya, Revaline mendorongnya, "Bolehkah kita tunda dulu, tubuhku masih sakit, 4 jam lagi, aku tidur dulu", suaminya mengangguk kecewa. Revaline terlihat kelelahan. Yanuar mengira karena bercinta dengannya semalam. Dia tidak tahu Revaline menghabiskan tenaganya bersama pria lain.

Share this novel

mabruk
2020-05-09 11:51:13 


NovelPlus Premium

The best ads free experience