Rate

Gagal Move On

Drama Series 31931

Ponsel ibunda Realita, Yasmin berdering. Private number. Yasmin bingung kenapa ponselnya tidak dapat bisa menampilkan nomor si penelrpon. 'Halo siapa ini?" tanya Yasmin lugu. "Ibu ini aku!" Yasmin terkejut. Relina. "Kamu!" Kemarahannya naik ke ubun-ubun kepalanya. Tapi ia menahan amarahnya dan menurunkan suaranya, agar tidak terdengar orang lain. Saat ini ia tinggal bersama Realita yang sedang hamil besar. Seperti apapun marahnya dia kepada Relina, tetaplah Relina anak kesayangannya yang dibesarkannya dengen susah payah. Sejak bayi Relina sakit-sakitan. Itulah sebabnya ia memilih Relina ikut dengannya, karena Realita lebih kuat dari adik kembarnya. Tentu saja sebagai seorang ibu ia mempunyai cinta kasih yang besar dan mampu memaafkan sebesar apapun kesalahan anaknya. Yasmin bergerak ke halaman rumah, takut percakapannya " terdengar Realita dan suaminya. "Ibu tolong aku?" Suara Relina merendah, dia selalu seperti itu bila ada maunya.
Menolongmu? Heh! Untuk apa?' Yasmin berkata keras tanpa sadar.
"Ibu, jangan begitu, Lina sayang Ibu", Relina pura-pura terisak di seberang sana. "Apa maumu!" bunya terpengaruh, Relina tersenyum di belahan telpon yang lain. "Ibu, bujuk Hidayat menceraikanku!" Yasmin tertawa. Pasti Relina ingin menikah lagi, takut dia poliandri. Baguslah. Dia sadar hukum. "Tidak perlu!" jawabnya ketus di suaranya. Tersenyum bibirnya." Ibu...! aku mau menikah lagi" Benar dugaan Yasmin. Anak bengal itu mau menikah lagi. "Hidayat sudah menceraikanmu!" Jawabnya dingin. "Oya!" Relina melonjak gembira. Lupa kalau dia tadi berpura-pura menangis. "Hmm!" Ibunya mendehem. Relina kembali kalem. Ia takut deheman ibunya. Tapi tak lama Relina tertawa geli. Keluar lagi sifat aslinya. "Terus Hidayat bagaimana nasibnya. Relina membaca berita. Hidayat di tuduh menculik Realita. Dia pasti di penjara! Relina menduga. "Dia menikah lagi,". Relina terkejut, seketika dia berdiri dari duduknya di seberang telepon. Kurang ajar Hidayat. Cepat banget menikahnya, mengalahkan dia. "Dengan siapa dia menikah?" Suara Relina terdengar geram. "Kakakmu,!" Jawab ibunya, Yasmin yakin Relina tidak terima. "APA!" Relina berteriak di telpon. Suaranya full habis. Yasmin menjauhkan ponsel dari telinganya. Telinganya sakit. Kurang ajar kamu Hidayat. Kamu menikahi su***l itu. Pekiknya dalam hati. Bagaimanapun Relita tidak ingin dikalahkan Realita. Tapi mengapa mereka menikah. Relina menduga-duga. Hidayat seperti Andy juga tak mampu membedakan mereka berdua. Tapi mengapa Realita mau menikahi bekasnya. Relina mencibir. Dasar Su***l bolong. "Mengapa Realita mau menikah dengannya?" Relina kepo. "Realita amnesia!" Begitu rupanya. "Sudah mau tutup telponnya, nanti Lita mencari ibu!" Relina kaget. "Ibu di rumah gubuk itu bersama mereka!" Relina kesal. Ibunya bersama musuhnya. "Realita hamil besar, ibu menjaganya. Sudah!" Klik. Telpon ditutup. Relina kesal. Dia menendang-nendang pinggir ranjang. Hingga kuku kakinya patah dan berdarah. Realita hamil anak Hidayat. "Terkutut kamu Lita. Kurang ajat kamu! Anj**g kamu!' Relina terus mengamuk sendiri. Ia telah dikalahkan. Dia masih mencintai mantan suaminya itu.

Bagi Relina, Hidayat luar biasa, tidak ada laki-laki sehebat Hidayat di ranjang. Dia lawan tangguh Relina dalam bercinta. Yang lain tidak ada apa-apanya. Dalam hatinya ia ingin mantannya itu mengemis cinta dengannya. Seperti dulu. Hidayat tak berdaya dengan cintanya. Ia rela berkorban untuknya. Tapi sekarang, Realita merebutnya. Bang**t! Realita terkutuk. Relina menangis di ranjang hingga rahangnya sakit.

Relina mengusap-usap wajahnya. Oplas itu membuatnya tersiksa. Wajahnya masih sering nyeri bila terlalu menarik otot wajahnya. Wajahnya sangat mahal. Dia menghabiskan uang ratusan juta asal tidak mirip dengan Realita. Gara-gara Realita ia harus menjalani ini. Gara-gara Realita, dia jadi buronan sekarang.
Relina lupa semua terjadi karena ulahnya sendiri. Keserakahan dan kedengkian membuatnya terjerumus semakin dalam. Realita sudah memenjarakan kehidupannya. Awas kamu Realita. Suatu saat aku pasti kembali. Mengambil milikku kembali. Relina bersumpah atas dendamnya.

....

Hidayat melihat ponselnya dari tadi. Ibu mertuanya tidak tahu, kalau dia telah memasang CCTV di sekitar rumah. Ia melihat dsn mendengar ibu mertuanya berbincang dengan Relina di telpon. Tapi ia memakluminya. Ibu pasti sangat menyayangi Relina. Bagaimanapun hati seorang ibu tidaklah berubah, meski anaknya berbuat salah.

Hidayat menyimpan kembali ponselnya. Demi Realita dia berubah. Semakin hari semakin besar cintanya pada Realita. Sedikit demi sedikit, Ingatan Realita pulih. Hidayat meninggalkan kehidupan skeptis. Ia bangkit kembali. Realita telah menyadarkannya. Sekarang hidupnya semakin berarti. Ia hidup bukan untuk dirinya sendiri. Ada anak dan istri yang memerlukan kehidupan yang layak. Separuh harta Realita sudah di kuras Relina. Mantan istrinya itu tidak tahu. Kalau dirinya lebih kaya dari Realita. Selama ini dia menginvestasikan uangnya bisnis batubara. Waktu bersama Relina, bisnis itu memang belum ada hasilnya. Tapi setelah Relina pergi, usahanya membuahkan hasil. Bahkan kebun yang dikelolanya selama ini, luasnya ribuan hektar, akan di jadikan sumber pendapatan baru lagi, kandungan batubara menurut hasil anilisis secara umum, parameter kualitas kalori batubara yang terbaik. Itu berarti kehidupannya akan lebih meningkat lebih kaya lagi.

Relina akan menangis darah bila ia mengetahui mantan suami dan saudarinya semakin sulit dikalahkan, semakin menderita Relina jadinya.
Selama ini dia menahan diri, dan berpura-pura miskin, supaya Relina insyaf. Tapi rupanya Relina tidak sabar. Dia malah merampok kekayaan Realita dengan cara yang mengerikan. Ia bersyukur menemukan Realita malam itu. Hidupnya malah berubah. Takdir mempertemukan mereka.

Realita masuk kamar. Wangi tubuhnya membangkitkan gairahnya. Realita merasakan hal yang sama. Wanita cantik itu memeluk suaminya. Tapi kemudian mereka tertawa bersama. Perut besar Realita menghalangi kemesraan mereka dari depan. Hidayat mencium perut Realita. Bayi di dalam merespon. "Bayi ini kangen ayahnya!" Hidayat beralasan. Hidayat menciumi seluruh tubuh istrinya. Realita bergairah. Hidayat menghentikan aksinya. "Mengapa!' Realita mengharap lebih. "Aku takut melukaimu dan bayi kita!" Hidayat meringis. Realita tertawa. Dokter telah memberi tip yang aman bercinta saat hamil. "Pelan-pelan ya!" bujuknya. Dia juga pengen. Hidayat tersenyum. Si bayi di dalam sana berenang gembira. Ayahnya rajin menengoknya. Gairah cinta memanaskan ruangan yang dingin itu.

Sepasang suami istri itu, larut dalam membahagiakan si kecil. Rasa cinta kasih diantara mereka seakan balasan bagi Relina yang mulai kehilangan jati dirinya. Relina terpaksa ke dokter spesialis, operasi bedah kecil, mencabut kuku kakinya yang patah. Sakit sekali. Tapi lebih sakit menahan dendamnya kepada Hidayat dan Realita.

Di tempat lain, Andy dan kedua anaknya berencana mengunjungi Realita. Rama dan Shinta masih trauma dengan kekejaman ibu palsunya, yang mereka kira ibu kandungnya. Andy perlu menjelaskan panjang lebar kepada anak-anaknya. Ibu kandung mereka bukan orang yang kejam. Ia hanya sakit saat itu. Kedua anak itu susah mengerti. Sementara Andy sendiri masih gagal move on.

Share this novel

Ayut Bayut
2020-04-19 14:34:04 

up

Ayut Bayut
2020-04-19 14:33:53 

haih

Meri Sajja
2020-04-19 14:28:29 

silahkan membaca


NovelPlus Premium

The best ads free experience