Rate

Kalau Jodoh tak Lari Kemana

Drama Series 31931

Setelah kasus perceraian nya dengan Yanuar tuntas, Revaline pindah ke Balikpapan. Rumah miliknya di Jakarta telah di jual.
Dia tidak bisa menempati rumah di Jakarta yang di belikan Yanuar untuknya.

Rumah itu masih sengketa harta Gono gini, apalagi surat rumah itu disimpan Yanuar. "Rumah ini akan di beli oleh nyonya Zubaedah, sisa uangnya akan di serahkan kepada anda", kata pengacara Yanuar.
Revaline tidak memasalahkan ya. Dia sudah bertekad merubah gaya hidupnya yang mewah dan glamor.

Rumah yang di kontrakan Hidayat untuk Revaline sangat kecil dan sederhana, Revaline menempati rumah tersebut selama kasus pembagian harta antara dia dan Yanuar selesai.

Hidayat melakukan hal ini karena bagaimanapun Relina adalah mantan istrinya, dia belum memberikan bagian harta selama mereka menikah.

Revaline tidak menyangka Hidayat masih memberikan bekas kasihan kepadanya.
"Dia melakukannya karena Realita, Hidayat tidak ingin membuat istrinya itu bersedih karena ibu dan aku tak memiliki tempat tinggal, dia memang begitu hatinya sangat baik!" Revaline memuji Hidayat di depan ibunya. Yasmin terdiam. Revaline mengenal Hidayat dengan baik. Tentu saja, mereka pernah menikah selama 10 tahun. Itu bukan waktu yang lama.
"Andai putra kami hidup, dia pasti sudah remaja sekarang!" Revaline terisak, baru sekarang dia menangisi kematian putranya. Dulu malah tidak.

Yasmin memeluk Revaline dengan sedih, dia harus mendampingi Revaline, supaya sungguh-sungguh berubah. "Ibu apa dosa-dosanya bisa di ampuni!" Revaline menatap ibunya dengan wajah basah.
"Tentu saja, nak! Allah maha pengampun dan maha berkehendak, yang penting kamu benar-benar bertobat, sebenar-benarnya tobat!"Yasmin memeluk Revaline penuh kasih. Anaknya sudah kembali!.

......

Hari itu, hal yang tak terduga terjadi. Nyonya Zubaedah mengambil paksa cucunya si kembar dari tangan Revaline. Dia datang ke rumah Revaline dengan 4 pengawal. Revaline menangis tak berdaya berpisah dengan anaknya.

Memang pada awalnya, dia merasa terbebani dengan kelahiran anaknya, dan sempat berencana meninggalkan anak-anaknya itu kepada ibu mertuanya. Akan tetapi setelah 2 tahun berjalan ketika dia sakit. Dia balita kembar itu menjadi penghibur dan penyemangat hidupnya Rasa cinta kasih kepada buah hatinya itu semakin nyata dan kuat.

Yasmin mendapati Revaline tersungkur di lantai dengan tangan yang merah lebam, rupanya Nyonya Zubaidah dan Revaline sempat adu kekerasan, Revaline sempat menghalangi ibu mertuanya mengambil anaknya. Nyonya Zubaedah memerintahkan para pengawalnya menahan Revaline yang meronta-ronta. Dia sendiri bergerak ke dalam kamar mencari akte kelahiran di kembar.
Saat nyonya Zubaidah datang, Yasmin sedang tak ada di rumah, seandainya dia ada pun, dia tidak mampu mencegah mereka mengambil di kembar. Nyonya Zubaedah membawa surat dari pengadilan, hak asuh cucunya itu jatuh ke tangannya.
Nyonya Zubaidah punya alasan yang kuat, bisa mendapatkan surat itu, dia membawa surat keterangan sakit Revaline dari rumah sakit tempat dia melakukan terapi. Lagi pula Revaline sekarang jatuh miskin, dia tidak bakalan mampu membiayai dan merawat anaknya secara layak. Di tambah lagi bukti dari pengakuan Revaline yang berselingkuh. "Wanita itu jelas tak bermoral, bagaimana bisa dia bisa menjadi panutan dan ibu yang baik bagi kedua anak ini!" Nyonya Zubaedah berhasil meyakinkan hakim.

"Sebenarnya dia bisa membawa si kembar dengan baik-baik...tanpa kekerasan seperti itu, apalagi sampai melukaimu!" Yasmin memberi salep mengobati memar di tangan Revaline. Dia sangat menyesalkan tindakan besan yang tidak pernah ditemuinya itu. "Bagaimanapun kamu masih mempunyai ibu dan di kembar itu cucu-cucuku juga... dia bisa berkompromi denganku sebelumnya denganku. Pasti di kembar saat ini sangat ketakutan...aku khawatir dia jatuh sakit!" Yasmin mengusap air matanya, dia sangat sedih tidak bisa lagi melihat cucu-cucunya itu hingga waktu yang panjang. Revaline tambah terluka melihat tangis ibunya.

Dugaan Yasmin tidak salah, malam itu si kembar itu panas tinggi. Nyonya Zubaedah melarikan cucu-cucunya itu ke IGD rumah sakit Pertamina Balikpapan. Dia tidak bisa pergi membawa si kembar pulang ke Johor, karena masalah administrasi. Dia berencana membawa si kembar itu ke Jakarta lalu ke Batam, dari sana dia baru mengurus surat menyurat ana-anak itu untuk ke Johor.

Dua sebenarnya tidak biasa mengurus anak balita. Harusnya dia membawa baby sitter untuk mereka. Keadaan si kembar tambah parah hingga keesokan harinya. Dia harus mengalah, akhirnya pengawalnya menjemput Revaline dan ibunya, Yasmin. Dua balita itu masih membutuhkan ibu dan neneknya, mereka tidak terbiasa dengan orang asing. Nyonya Zubaedah terpaksa menyingkirkan rasa marah dan kebenciannya kepada Revaline. Demi dua keturunan terakhirnya itu.

.....

Di Negara lain, Nyonya Nur Jennah kewalahan membujuk putrinya Gina menerima pinangan sahabatnya untuk anaknya. "Dia sudah bercerai dengan istrinya! Menikahlah...ingat umurmu sekarang sudah berapa!" Nyonya Nur Jennah selalu menjadikan usianya sebagai alasan. Gina sekarang sudah berumur 32 tahun, angka yang rawan bagi seorang perempuan bila tidak menikah. Dia tak mau anaknya jadi perawan tua. Apalagi Gina anak perempuan satu-satunya. "Adikmu sudah ingin menikah, dia tidak ingin melangkhinma!"
"Bu...kalau Nurdin ingin menikah biar saja... jangan menungguku ..aku tak bisa menikah tanpa cinta...sudah ibu aku kembali dulu ke Singapore...aku harus kerja besok!" kata Gina mencari alasan untuk menghindar. Dia telah berbohong kepada ibunya pergi kerja di Singapura, padahal saat ini dia saat ini masih di skor karena kesalahannya tempo hari.

Tanpa setahu ibunya, Gina pergi ke Bali. Di tempat itu dia malah bertemu Yanuar yang lagi patah hati. Pria itulah yang telah dijodohkan dengannya. Memang kalau jodoh tak lari kemana. Di tinggal pergi malah mendekat.

Gina menginap di tempat yang sama dengan Yanuar. Mereka memilih tempat menenangkan diri di Sidemen. Sebuah desa kecil yang terletak di lembah.

Di sini, Gina menikmati pemandangan sawah dari Wisma. tempat tinggalnya.

Dari tempat itu hanya berjarak satu jam dari pantai Gina dan Yanuar bertemu di suatu pagi , mereka tergabung dalam satu rombongan tur mendaki puncak Gunung Agung untuk menikmati keindahan matahari terbit.

Share this novel

Sinah S Dukarim
2020-05-16 13:51:57 

good


NovelPlus Premium

The best ads free experience