Ryozo Tachibana

Crime Series 21272

Rumah di tempati kakek Basuki lumayan besar daripada rumah yang di tempati Piya dan Ya Lam. Rumah ini seperti museum photo
Semua photo tertata rapi di dinding, di lemari sudut. Ada puluhan photo yang di pajang. Kebanyakan photo kakek Basuki yang di pajang. Karena kakek adalah kebanggaan keluarga, pahlawan keluarga, pahlawan nasional.

Di dinding di penuhi photo kakek menerima penghargaan dari presiden segala zaman, penghargaan presiden Soekarno, adalah penghargaan yang paling dibanggakan karena kakek menerima penghargaan saat masih muda, umur 15 tahun, kakek berjuang semenjak usia 10 tahun, dia dibawa Jepang dari Jawa bersama ayahnya sebagai tenaga paksa Romusha, Basuki yang waktu itu meski masih terlalu muda tetapi fisiknya seperti anak umur 15 tahun, dia bekerja sebagai tenaga pengangkut batu dari sungai untuk membangun jalan.

Penghargaan kedua di terima kakek dari Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Photo Presiden Gusdur nampak unik, kakek Basuki sedang duduk makan siang dengan santai di Samarinda dan terakhir photo penghargaan Presiden Megawati.

Photo-photo ini akan selalu di pajang di manapun kakek tinggal. Adapula photo kakek dengan teman seperjuangan. Fatma menjaga semua photo-photo ini dengan baik. Di lenari sudut adalah photo penghargaan dari pemerintah provinsi dengan semua gubernur sepanjang zaman pula. Luar biasa. Prestasi kakek juga di pajang. Kakek di angkat pemerintah Soekarno menjadi pegawai negeri ketika berumur 20 tahun. Kakek bersekolah SR¹ ketika berumur 16 tahun, lalu melanjutkan sekolah hingga BA².

Kakek pandai menggunakan harmonika. Harmonika tua milik kakek dari zaman Jepang di simpan dengan baik di lemari kaca.
Ya Lam memperhatikan dengan seksama semua photo di dinding, sementara Piya menemui kakek Basuki. Sudah satu minggu kakek tinggal di sini, tapi Piya belum sempat menyapanya.

Kakek duduk di kursi roda menyambut Piya dengan gembira. "Piya!" suara kakek serak. Piya mencium tangan kakek. Kakek Basuki akrab dengan Piya semenjak kecil. Piya senang mendengar kisah heroik kakek di zaman Jepang hingga kedudukan kembali NICA yang di boncengi Belanda. Kakek selamat dari serangan bombardir senjata Belanda ketika perebutan dan pengibaran bendera Merah Putih di Sanga-Sanga hingga melarikan diri ke hutan bersama temannya. Dia tinggal di hutan raya selama berbulan-bulan lalu bergabung dengan pejuang gerilya di hutan Temindung. Kakek pandai sekali menceritakan riwayat hidupnya, hingga akhirnya Fatma memanggil penulis untuk menuliskan riwayat hidup kakek menjadi sebuah buku otobiografi kakek Basuki. Buku riwayat hidup kakek itu dicetak terbatas untuk koleksi keluarga. Sehingga anak cucu dan buyut kakek akan bisa mengenal dan mengenangnya sebagai pendiri keluarga.

Di masa jayanya kakek membuat Rumah Sakit Jiwa swasta yang di kelola secara mandiri oleh keluarga. Rumah sakit jiwa pada itu di bangun didedikasikan kakek untuk menolong para pejuang yang mengalami trauma perang. Kakek menggunakan rumahnya sendiri sebagai rumah sakit hingga besar seperti sekarang. Piya punya keinginan seandainya dia punya uang dia akan membantu membesarkan rumah sakit itu. Eh ternyata impiannya terwujud. Harta karun itu mewujudkan impiannya.
Kakek makan nasi kepal dengan lahap, dia makan nasi kepal dengan terharu.
"Ini makanan zaman Jepang!" Kata kakek dengan wajah penuh makna. Kakek menikmati makanannya dengan pelan, maklumlah kakek hanya menggunakan gigi palsu, kakek juga menggunakan alat pendengar, pendengaran kakek sudah mulai berkurang.

Kakek Basuki menghentikan makannya. Seseorang menggunakan harmonika berharga milik kakek memainkan lagu Bengawan Solo dengan syahdu.
Dengan di bantu Piya yang mendorong kursi roda keluar kamar menuju ruang tamu. Ya Lam yang memainkan harmonika di saksikan Saskia dengan takjub.
Kakek meneteskan air matanya, selama puluhan tahun harmonika itu tersimpan dengan baik dan belum ada yang bisa memainkannya. Kakek sudah berhenti meniupnya, nafasnya tidak kuat. Tetapi sekarang ada seorang pemuda gagah yang menggunakannya dengan sangat baik.

Saskia bertepuk tangan ketika lagu itu selesai di mainkan. Ya Lam memainkan lagu kedua.
Sebuah lagu yang sangat menyentuh hati. Ya Lam memainkan harmonika penuh penghayatan. Lagu itu adalah lagu yang di ciptakannya sendiri, untuk mengenang orangtua dan saudara-saudaranya di tanah air yang dirindukannya. Lagu yang mengiringi perjuangannya untuk bertahan hidup di antara peperangan yang membunuh kemanusiaan dengan kejam. Lagu yang mendampinginya dalam kesepian dan kesedihan. Lagu jeritan hati anak bangsa yang tidak di dengarkan. Ya Lam memainkannya sambil menangis. Tetapi musik yang di mainkan Ya Lam tidak berubah keindahannya meski dia meneteskan air matanya ketika memainkan harmonika.

Ruangan tamu itu berubah menjadi sangat mengharukan. Kakek Basuki terbuai ke masa Ialu, ia seperti berada di masa saat berada di barak di zaman perang. Dia mengulang ingatannya suasana haru di waktu senggang, Dia bersama seorang prmuda Jepang yang menjadi juru masak prajurit Jepang, memainkan hatmonika lagu yang sama di tengah hutan. Jauh dari barak. Hingga suara harmonika itu tidak bisa di dengar oleh prajurit di Barak.

Saskia menangis tanpa suara. Ia meresapi musik yang di alunkan Ya Lam. Piya merekam kejadian itu dengan ponselnya hingga Ya Lam berhenti memainkannya untuk menghapus air matanya dengan lengannya. Saskia memberikan Ya Lam tisu.

Ya Lam berjalan menghampiri kakek Basuki. "Apa kabar Basuki? Aku Ya Lam temanmu", usai berkata Ya Lam memeluk Basuki dengan erat. Kakek Basuki terkejut luar biasa. Ia seperti bermimpi. Dengan pandangan tak percaya dia menatap Ya Lam dengan seksama. Pemuda itu sangat mirip temannya Ryozo pemuda Jepang di masa perang.
"Kamu cucu atau buyutnya Ya Lam?" kata kakek bertanya tanpa mengalihkan wajahnya dari Ya Lam. " Aku Ryozo Tachibana, Ya Lam, si Domba yang hilang!" Kata Ya Lam tegas sambil memberi hormat kepada Kakek Basuki. Kakek Basuki pingsan.

___________
[¹] Sekolah Rakyat

[²] Program Sarjana (BA) Gelar Bachelor of Arts (disingkat BA) merupakan pencapaian tingkat sarjana yang diberikan oleh universitas-universitas di seluruh dunia.

Share this novel

Nandini Ardhini
2020-05-30 06:38:43 

up

Lisdiana
2020-05-14 08:41:48 

good thor

Yani Yun
2020-05-10 23:03:42 

Next


NovelPlus Premium

The best ads free experience