Idaman Wanita Lain

Crime Series 21272

Delima Larasati, saudara sepupu Piya, gadis cantik mahasiswa kedokteran. Piya heran dengan Delima, sudah enam tahun kuliah, belum lulus-lulus juga. Fatma tersenyum mendengar ocehan Piya tentang Delima.

Kehidupannya sungguh berbeda dengan Piya. Usia mereka bertaut 3 tahun di bawah Piya. Meski ibu mereka bersaudara, tetapi ayah Delima seorang Perwira polisi, dari keluarga kaya pula. Piya dan Delima tidak pernah akur. Mungkin karena berasal dari keluarga berada, maka Delima hidupnya terlihat glamor dan modis. Kulit dan rambutnya terawat dengan baik. Piya tidak suka dengan Delima yang suka pamer. Biasanya kalau dia datang berkunjung ke rumah Piya dalam rangka memamerkan barang baru yang dimilikinya. Sama dengan ibu Delima, Rasti, suka memamerkan perhiasan yang baru di belinya. Sifat ini menurun ke Delima.

Mungkin karena mereka berasal dari keluarga miskin, sehingga ketika mempunyai suami seorang perwira polisi dan dari keluarga kaya, Rasti bibinya itu seperti ungkapan Piya, 'Tidak Siap Jadi Orang Kaya! Jadi kaget jadi Orang Kaya Baru. Toh sebelum jadi perwira, keluarga bibinya itu tinggal di komplek perumahan polisi yang sederhana. Kehidupan bibinya berubah setelah pamannya ayah Delima di angkat menjadi Kapolsek.

Meski memiliki paman pejabat di kepolisian, Piya menjadi polwan bukan karena jasa pamannya itu. Piya lulus terbaik dari tes masuk kepolisian di samping prestasinya sebagai karateka dan atlit panjat tebing.

Delima tiba di alamat yang diberikan Fatma. Alamat rumah bibinya yang baru. Belum genap 2 bulan bibinya tinggal di rumah yang lumayan bagus. Eh sudah pindah lagi.

Keluarga Piya memang no maden. Tidak pernah tinggal menetap. Terhitung 15 kali keluarganya itu pindah rumah. Delima agak heran alamat rumah yang diberikan Fatma berada di komplek perumahan mewah. Delima minta ke Fatma agar dia shareloc alamat bibinya yang baru. Tetapi memang benar. Alamatnya tidak salah. Rumah besar dan mewah. Di halamannya ada 2 buah mobil mewah keluaran terbaru parkir di halamannya. Rumah siapa ini?apa bibinya tinggal di sini jadi pembantu? Pikir Delima. Ia memang mendengar dari Fatma bahwa bibinya punya rumah baru dan bagus. Tapi rumah ini jauh dari bagus. Ini sangat mewah.

Pintu terbuka, seorang asisten rumah tangga membawanya masuk ruang tamu. Kursinya ga ada. Di tengah ruangan terpasang matras tempat pertandingan karate tadi malam.
Linda, asisten Piya membawanya ke dapur. Bibinya sedang memasak. Benar ternyata bibinya pembantu disini.
"Delima! Apa kabar tambah cantik dan ayu!' bibi selalu memujinya. "Baik, bi!" Delima memeluk bibinya dengan sayang. "Rambutmu bagus, panjang dan hitam!' bibinya bingung, bulan lalu rambut Delima pendek sebahu. Kok tiba-tiba bisa panjang begini?. "Ini rambut palsu,bi", Delima tertawa. " Piya dimana sekarang, bi?"
"Ada tuh lagi tidur, hari ini dia libur kerja, badannya panas", jawab bibinya tersenyum lembut. Piya tinggal disini? Delima bertanya dalam hati. "Ayo bibi antar ke kamarnya, bibi buatkan dia bubur", kata ibu Piya polos. Dia tidak tahu kalau keponakannya itu menyimpan rasa kaget luar biasa di dalam hatinya. Delima tidak habis pikir Piya sepupunya lebih kaya dari ayahnya yang pejabat polisi. Dia harus menyelidiki hal ini. Ketika naik ke lantai dua, mereka berpapasan dengan Salam yang ingin berenang. "Salam kenalkan ini Delima, sepupu Piya". Salam tersenyum manis menyalami Delima. Gadis itu seketika jatuh hati padanya."Halo!" sapa Salam ramah. Delima kesemsen, Salam layak jadi idola wanita. Cowok terkeren yang pernah di lihat Delima. "Siapa dia,bi? Delima penasaran. "Adik Fatma baru datang dari Bandung" sahut bibinya pelan, dia terpaksa berbohong. "Adik Fatma?!" Delima heran. Fatma punya adik sekeren ini? Kok dia ga tahu?Aahh. Andai dia dari tahu Fatma punya adik ganteng gini, sudah dari dia pacari. Delima menyesal dalam hati, kenapa baru tahu hal ini sekarang.

Di kamarnya, Piya lagi di pijit seorang ibu tua. Piya hampir telanjang. Tubuhnya terlihat terbentuk dengan indah. Kulitnya berwarna kecoklatan. Sangat eksotis. Beda dengan Delima kulitnya putih. Walaupun dia aslinya kulitnya lebih terang dari kulit Piya, tapi karena dia minum suplement yang aman dan bisa membuat kulit cerah dan putih. Tapi Piya sekarang jadi lebih cantik. Dengan tubuh tinggi 170 cm, Piya menjadi polwan dan kulit terawat, Piya akan menjadi Polwan yang cantik tentunya.

"Delima, apa kabar?" Sapa Piya ramah dengan suara parau. "Baik!" Delima membalas sapaan Piya dengan ramah pula. 'Maaf saya begini!" Piya menutupi tubuhnya dengan kain Bali. ""Ga apa!" jawab Delima. Piya jadi sakit karena pertandingan ketangkasan kemaren. Piya sadar, Salam bukan tandingannya. Salam jauh lebih terlatih dari pada dirinya. Salam memiliki banyak kecakapan sebagai prajurit pilihan yang di kirim negaranya menjadi pahlawan bangsanya.

Ibu Piya mengajak Delima ke kolam renang di belakang rumah. Delima jadi sangat penasaran. Piya bisa punya rumah begini, bagamana caranya? lbu Piya tersenyum ia bisa membaca fikiran Delima. "Ini rumah Salam, kami disini hanya menempatinya saja!" Jelas ibu Piya. Delima kaget, tidak menyangka Salam sekaya ini. Dia benar-benar pria idaman. Dia wajib di kejar dan direbutkan.

Di kolam renang, Salam memberi terapi perawatan khusus untuk kakek Subandi. Jadi mereka satu keluarga tinggal disini. Ckckck. Keluarga bibinya tidak tahu malu. Menempel dengan orang kaya. Delima berfikir negatif. Andai dia tahu kalau kekayaan ini milik Piya. Dia jauh lebih tidak terima.

Delima berfikir, dia harus berbuat sesuatu untuk memikat Salam. Dia berencana akan lebih sering datang kesini.

Rencana Fatma berhasil membawa saingan untuk Piya, supaya dia cemburu. Tapi dia tidak tahu kalau Delima akan nekat menggoda Salam.

Delima tersenyum, dia harus segera putus dengan Hendra. Salam lebih lebih berharga dari pria manapun yang pernah menjadi pacarnya. Para pria itu tidak ada apa-apanya di banding Salam.

Fatma akan mendapat saingan berat. Saingannya adik sepupunya sendiri. Tapi Delima nantinya bukan satu--satunya yang naksir Salam. Banyak wanita cantik yang berebut ingin dekat dengannya. Karena pertandingan panjat tebing kemaren, Salam sudah terkenal. Adegan panjat tebing dirinya tanpa pengaman terekam banyak kamera HP lalu memviralkannya di sosmed mereka masing-masing.

Esok harinya Delima datang lagi ke rumah itu untuk berenang, katanya. Alasan! Kata Piya dalam hati. Umpan sudah termakan. umpan yang di buat Fatma.

Piya sudah mulai menyimpan rasa sukanya ke Salam di dalam hatinya. Fatma sudah ada di rumah itu bersama Kakeknya, Saskia dan suaminya, Arman. Niat Delima ingin dekat-dekat Salam, sudah di antisipasi oleh Fatma. Delima harus kerja keras untuk datang ke rumah itu dengan berbagai alasan tentunya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience