Candu Obat Perangsang

Crime Series 21272

Mahesa berfikir kalau Piya adalah wanita yang gampangan. buktinya baru saja dia bekerja di perusahaan itu dia sudah mempunyai hubungan yang dekat dengan Mr Rio CEO baru di perusahaan itu. Dalam hati dia merasa kesal, Piya lebih memilih Ryozo yang telah mempunyai anak dari perempuan yang tidak jelas bukan dengan dirinya yang jelas-jelas masih bujangan. Mahesa berniat merebut Piya dari Mr Rio.

"Piya lunc yuk!" ajak Mahesa.
"Boleh! Dimana?" Piya mau menyelidiki pria ini.
"Ada resto baru buka di simpang 5!"
"Itu kan jauh!'
"10 menit nyampe kok!"
"Oke deh!" , Piya menyambar tas tangannya. Nona Mercia melotot, Mahesa cuma ngajak Piya.
Piya si polwan pemberani, mana takut sama pria jenis Mahesa. Dia tidak keberatan makan siang bersama Mahesa. Piya yakin kalau Mahesa terlibat dalam komplotan yang ingin menghancurkan perusahaan Ryozo.

Mahesa memandang Piya yang duduk tenang disebelahnya. Dia sepertinya tidak peduli Mahesa ingin membawanya kemana. Dia sepertinya asyik dengan pikirannya, sepanjang perjalanan, duduk diam tanpa bicara, lalu tertidur di mobil. Mahesa tersenyum
Dia telah menyemprot jok mobil tempat duduk Piya dengan parfum penenang, sehingga Piya bisa tertidur di mobil seperti bayi.

Mahesa mengambil parfum itu lagi dan mengoleskan ke hidung Piya. Piya semakin larut dalam pengaruh obat perangsang yang disemprotkan Mahesa di tubuh Piya. Mahesa tertawa. Dia akan bebas menari di atas tubuh Piya yang langsing berotot. Mahesa gemas melihat kemolekan tubuh Piya.

Mahesa mengangkat tubuh Piya.
"Beratnya kamu Piya!" Mahesa terengah-engah. Dia meletakkan tubuh Piya di sofa. "Heh! Akhirnya sampai juga ke dalam!" Mahesa menepiskan kedua tangannya yang pegal. "Sabar ya Piya...aku mandi dulu... muach!" Mahesa mencium pipi Piya. Dia sebenarnya sudah tidak sabar bermain-main dengan Piya. Tetapi dia tidak terbiasa bercinta tanpa mandi sebelumnya. Lagipula obat perangsang semprot itu reaksinya lama, 30 menit lagi. Dia akan menyaksikan Piya dengan suka rela membuka bajunya dengan erangan menggoda lalu meminta bercinta.

Mahesa mandi, sebelumnya dia menyiapkan kamera untuk merekam peristiwa erotis mereka nantinya. Mahesa terbiasa menggunakan rekaman video untuk menekan dan mengancam mangsanya supaya bertekuk lutut di ranjangnya. Sudah banyak wanita yang menjadi kekasihnya dan melayaninya secara permanen karena ancaman.

Villa ini adalah rumah bercinta Mahesa dengan berbagai wanita dari beberapa kalangan. Ada pengusaha, dosen, mahasiswa, istri pejabat, bahkan pelajar di bawah umur.

Setelah mandi, Mahesa menyiapkan ranjang persembahan cinta dan menyemprotkan lagi parfum perangsang di segala penjuru kamar. Dia sendiri hampir tak mampu menahan hasratnya karena terlalu banyak menyemprot parfum itu. Mahesa takut Piya tidak terpengaruh dengan perangsang yang telah tadi semprotkannya ke tubuh Piya.
Mahesa mengambil piyama baru miliknya. Setiap wanita satu piyama.

Mahesa memiliki kelainan sexual, dia tidak puas dengan seorang wanita saja. Dia tampak Flamboyan dalam penampilan. Tetapi sebenarnya penjahat wanita. Sayangnya, semua korbannya tidak ada yang melapor ke polisi. Semua korbannya malah ketagihan dan ingin bercinta dengannya kapanpun Mahesa minta.
Rupanya parfum perangsang milik Mahesa membuat efek kecanduan sex yang luar biasa bagi wanita tersebut.

Tidak ada yang memilki parfum tersebut. Karena Mahesa khusus meraciknya di laboratorium miliknya yang terletak di ruang terpisah dari villanya.

Mahesa tertawa. Dia ingin mendengar erangan Piya yang keras.
"Sebentar lagi Piya...kamu akan menggelepar di atas ranjang ini bersamaku!" Mahesa mengecek lagi kamera miliknya, sebelum keluar kamar menuju ruang tamu tempat Piya tergelatak tak berdaya.

Suara erangan wanita terdengar menghentakkan jantungnya. Mahesa tertawa-tawa. "Piya akhirnya kau jadi milikku!" Mahesa tertawa keras. Tapi tawanya terhenti. Piya tak ada di sofa. Dia melihat sepatu Piya tergelatak di lantai. Dan jaketnya terlempar ke tempat lain. Meja ruang tamu itu terbalik. Mahesa tertawa lagi. Piya rupanya telah mengamuk.

"Piya.... Piya....dimana kamu Piya...ayoo sayang jangan sembunyi...kesini sayang...!" Mahesa berjalan ke dapur...pintu dapur terbuka lebar. Tetapi suara erangan itu terdengar lagi. Tetapi bukan di dapur. Di lantai atas. Mahesa bergegas ke atas loteng. Di loteng itu adalah kamar persembahan cinta khusus yang di buatnya berbeda. Kamar itu dilengkapi dengan sex tools, Mahesa menyediakan kamar itu untuk hukuman bagi wanita yang ketahuannya berselingkuh dengan pria lain. Mahesa tidak suka para wanitanya kemudian beralih pria. Dia tidak suka di duakan. Anehnya para wanita itu lebih suka Mahesa menyiksanya dengan peralatan bercinta miliknya. Para korbannya akhirnya juga memiliki kelainan sexual juga.

Tidak ada Piya di kamar ini. Yang ada adalah rekaman video di layar TV di ruangan itu. Piya mengerjainya. Tapi dimana Piya? Dia tak mungkin pergi setelah di beri perangsang olehnya. Sayangnya Piya tak ada dimana-mana. Mahesa kembali ke kamarnya. Dia seperti terbakar gairahnya sendiri di kamar itu. Sekarang aroma perangsang di kamar itu seakan memakan dirinya sendiri. Mahesa tak kuasa menahan diri. Keringat membasahi tubuhnya, terangsang oleh obatnya sendiri.
Mahesa menelpon asisten rumah tangganya. Dia seorang wanita yang tinggal tidak jauh dari villa Mahesa.
Wanita itu tersenyum bahagia. Selain menjadi asisten Mahesa, wanita ini sudah menjadi budak cinta Mahesa juga.

Ketika dia datang Mahesa sudah setengah telanjang di ranjangnya. Mahesa tak menunggu lama lagi, serta merta dia menyerang wanitanya, dia harus menyalurkan hasratnya yang tak terkira itu. Dia hampir meledak oleh birahi. Wanita itu terkejut, dia tak menyangka Mahesa menyerangnya dengan ganas dan menggila,, biasanya dirinyalah yang buas menerkam Mahesa. Pria itu malah santai meladeninya.

Senjata makan tuan. Mahesa terkulai tak berdaya setelahnya. Ketika dia bangun, dia tak mau diam. Dia mau lagi, lagi dan lagi. Wanitanya tertawa bahagia. Kali ini Mahesa jadi budak cintanya. Rindu dendamnya terbalas dengan puas.

...

Di sebuah villa tak jauh dari villa Mahesa. Ryozo membaringkan Piya yang tak sadar dalam pengaruh obat perangsang, dia menggigit tubuh Ryozo penuh amarah dan gairah. Hampir saja Ryozo terlambat menolongnya.
Piya menghidupkan GPS di tubuhnya. Sehingga Ryozo tak kesulitan mencarinya.

Piya merobek-robek bajunya sendiri dan menyerang Ryozo penuh nafsu. Ryozy tak sampai hati melihatnya. Dia membiarkan Piya mencumbunya, hingga akhirnya dia mengobati Piya dengan ciuman balasan, meladeni Piya dengan gerakkan yang membuat Piya tertawabahagia.
"Kemarilah sayang...lakukan lagi!" Piya tak puas sekali. Hati Ryozo teriris, tak tahu jadinya kalau Mahesa memanfaatkannya.

Ryozo melatani maunya Piya.
"Sayang...lagi...aku suka...oohh...aakhh!" Piya mengerang keras, menggeliat menggoda suaminya. "Sayang...sayang...!" Suara Piya menyurut. Ryozo menjadikan tubuhnya penawar perangsang di tubuh Piya.

Ryozo memberikan hentakkan demi hentakan yang membuat Piya diam dan tertidur pulas sesudahnya. Ryozo mencium kening Piya. Mengangkat tubuh Piya ke kamar mandi. Piya tetap tidur dengan pulas, padahal Ryozo memandikannya dengan wajah sedih, membungkus tubuh dengan handuk, dan membawanya kembali ke kasur.

Ryozo harus mengobati Piya lebih lama. Efek perangsang itu akan membuat Piya menjadi pecandu sex yang tak terpuaskan.

Ryozo membawa Piya ke pulau Pusaka miliknya. Dia harus mengurung Piya sambil mengobati Piya dengan obat penangkal yang harus di ambil di lab milik Mahesa.

Ryozo telah memasang kamera pengintai di lab milik Mahesa. Dia pasti akan membuatnya untuk mengobati dirinya sendiri. Mengambil obat penangkal itu baru meledakkan lab Mahesa, yang lebih berbahaya dari lab narkoba.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience