Bertemu Ryozo

Crime Series 21272

Piya meninggalkan orang tua dan kakeknya di pulau Pusaka. Dia ingin bertemu dengan Ryozo.
Piya ingin menyelesaikan masalahnya dan Ryozo segera. Piya tidak akan melepaskannya lagi. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan suami dan anaknya.

Ryozo tak bisa menahan diri lebih lama dari Piya
"Atur posisi Piya di perusahaan?" perintah Ryozo.. 'Siap pak!" Zay membungkuk dengan hormat sebelum pergi.

Hari pertama Piya bekerja di perusahaan Tokugawa sebagai sekretaris Ryozo.
Nona Mercia terkejut melihatnya, wanita yang datang ke perusahaan tempo hari sekarang tiba-tiba menjadi sekretaris CEO.

"Bagaimana bisa wanita ini bekerja tanpa melalui proses seperti karyawan lainnya dan melewatiku!" Nona
Mercia protes pada Zay. "itu hak prerogratif presiden! Silakan mengajukan keberatan kepadanya!" jawab Zay cuek.

Nona Mercia lupa siapa dirinya. Perusahaan Tokugawa dulu dan sekarang berbeda. Dulu dia perannya sangat penting dan berkuass. Sekarang dia bukanlah siapa-siapa. Dulu dia adalah sekretaris merangkap asisten dan sebagai kekasih gelap CEO Ryoto.
Tetapi Piya Istri tuan Ryozo pemilik dan yang menentukan keputusan perusahaan .
Masih untung tuan Ryozo tidak memecatnya.
Apalagi wakil CEO tuan Renaldy punya dendam pribadi dengannya.

Pagi itu Mahesa tiba di kantor lebih awal dari biasanya. di seberang ruangannya adalah ruangan Ryozo. dia menghentikan langkahnya sesaat, ketika melihat Piya duduk di meja sekretaris depan kantor Ryozo.
"Wanita cantik... sangat cantik, kulitnya sangat indah exotic!" Mahesa menyukai wanita sejenis itu. "Selamat pagi!" Mahesa menghampiri Piya. Senyumnya mengembang penuh pesona. Para wanita tergila-gila karena senyumnya. "Selamat pagi!" jawab Piya sopan., tidak terpengaruh. Wajah Piya menunjukkan ekspresi datar dan dingin.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" kata Piya dengan suara tegas. Maklum dia dulu polwan. Terbiasa berbicara formal dan tegas. Mahesa tersenyum manis. "Buatkan saya kopi!" Mahesa menarik senyum pasang wajah berwibawa, masuk ruangannya diiringi pandangan Piya.
Dia sengaja berjalan lambat ar Pita mengetahui dimana ruangannya.
Mahesa sedikit tersinggung, Piya tidak tertarik padanya.. ruangannya.

Beberapa menit kemudian Piya masuk ruang Mahesa mengantarkan kopi pesanannya. "Siapa namamu?" tanya Mahesa dia menunjukkan kekuasaannya. Piya melirik tulisan di meja Mahesa. membaca nama dan jabatan Mahesa.
"Piya!"
"Piya! Piya!" Mahesa menyebut nama Piya berulang kali.. Dia mengerutkan alis.
"Aku belum memiliki seorang sekretaris. Piya bisa menjadi sekretarisku.!" Mahesa berpikir. "Aku harus meminta persetujuan dari CEO!" Mahesa tersenyum. "Pergilah!" katanya tegas. Piya harus tahu siapa dirinya.
"Baik Pak. Terima kasih!" Piya kembali ke tempatn.

Piya tidak tahu kalau Ryozo sudah berada di kantornya
Ryozo masuk lewat lift khusus ke kantornya .
Lampu panggilan intercom menyala. Tanda panggilan CEO. Jantung Piya berdebar-debar.
Akhirnya saatnya tiba. Dia bertemu dengan Ryozo. Suami yang dirindukannya.

Perasaan yang sama dengan Ryozo. Dia juga gugup. Ryozo malah sejak kemarin rasa tidak karuan.Pertemuan dengan Piya sesungguhnya sangat diharapkannya, tapi dia tidak tahu harus memulainya dari mana.

Ryozo mempersiapkan diri, membuat berbagai alasan yang masuk akal agar diterima Piya dan memaafkannya.
Piya melihat Ryozo berdiri menyambutnya. Mata Piya berkabut. Dadanya sesak. Dia merindukan Ryuzo. Piya berlari dan menghambur ke pelukan Ryozo. Ryozo kehilangan kata-kata. Tadi dia sudah bersiap diri ditampar dengan tamparan yang keras. Tapi Piya malah memeluk dan menciumnya. Ciuman penuh kerinduan.
"Ryozo...Ryozo... kamu kembali...kamu kembali!" Piya terisak.
"Piya!" Ryozo menangis. Hatinya sakit dan diliputi rasa bersalah.
"Piya maafkan aku!"
Pasangan itu melepaskan rindu dalam pelukan dan ciuman penuh perasaan yang dalam.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience