Budak Nafsu

Crime Series 21271

Piya tersadar telah berada di kasur yang besar. Seluruh tubuhnya di bungkus dengan selimut yang terikat kuat di tubuhnya. Dia seperti pasien rumah sakit jiwa yang kambuh. Fatma dan Arman berdiri di sebelah kiri dan tepi ranjang. Sedang suaminya Ryozo tertidur di sofa tak berdaya. Dia seperti habis tidak tidur selama beberapa hari.
"Apa yang terjadi, lepaskan aku!" Piya berontak. Berusaha melepaskan diri. Fatma tertawa senang. Dia menggoda Piya.
"Dia sudah sadar rupanya!" kata Farma. "Apa nama makanan kesukaanku!" Tanya Fatma iseng.
"Gila! lepaskan aku!" Piya mendelik marah.
"Jawab dulu!" Fatma cuek.
"Keripik pisang!" Arman tertawa. Piya beneran sembuh.
"Siapa nama pacar pertamamu!" tanya Fatma lagi. Dia tidak mau melepaskan Piya.
"Gila!" Piya menatap Ryozo. Suaminya itu terbangun mendengar pertanyaan Fatma.
"Gila kamu!" Fatma tertawa ngikik.
"Siapa yang gila? Yang terikat siapa?" Fatma masih bercanda.
"Dokter gila!" Fatma terkekeh. Arman melepaskan Piya. Obat penawar nafsu milik Mahesa sudah disuntikkan ditubuhnya. Sekarang Piya sudah normal. Selama dua harii dua malam dia menjadi budak penghamba cinta. Beruntung Ryozo menyelamatkannya tepat waktu kalau tidak dia sudah menjadi hamba sahaya Mahesa.
Ryozo nampak kelelahan, dia korban kebuasan nafsu Piya.
"Apa yang terjadi?" tanyanya pada Ryozo setelah Fatma dan Arman keluar kamar.
"Kamu minta dilayani 2 hari 2 malam?"
"Dilayani bagaimana?"
"Di layani bercinta!"
"Apa!" Piya memeriksa tubuh Ryozo, sekujur tubuh Ryozo penuh bekas luka dan biru-biru bekas gigitan, cakaran dan cubitan.
"Apa aku menyiksamu!" Ryozo tersenyum. Lebih tepatnya dia merasa tersiksa melihat kondisi Piya yang terus merengek minta bercinta. Dia tidak bisa membayangkan kalau Mahesa berhasil menjadikan Piya korban cintanya.

Sehari sebelumnya.
Laboratorium milik Mahesa terbakar dan meledak. Mahesa tertegun. Kejadian itu terjadi tepat di depannya. Untungnya dia berhasil mengambil penawar untuk dirinya. 'Tetapi kenapa hanya satu? mana yang lainnya!' Mahesa berteriak histeris, botol cairan penawar itu berserakan di tanah berbatu, pecah berkeping-keping. Ketika di laboratorium itu dia merasa seseorang sedang membututinya hingga masuk ke dalam lab. Tetapi tidak seorang pun yang terlihat. Ketika dia keluar dari lab dia merasa seseorang telah mendorongnya hingga terjatuh di tanah. Bebepada detik kemudian lab miliknya itu terbakar dan meledak Suara ledakannya terdengar hingga radius 2 km. Mahesa cepat-cepat menyembunyikan botol penawar itu.

Para penduduk di sekitar villa miliknya berdatangan. Mereka terkejut dengan suara ledakan dahsyat tersebut.
Sebelum polisi datang, dia mengamankan isi villa tersebut. Menyembunyikan rekaman hasil kejahatan seksual yang telah dilakukannya. Dia berhasil memusnahkan semua barang bukti sebelum polisi menemukannya.

.....

Rumah sakit jiwa Fatma, baru saja didirikan di kota kecil dekat villa milik Mahesa atas permintaan Ryozo. Baru seminggu rumah sakit itu berdiri, sudah di penuhi banyak pasien aneh. Mereka adalah para wanita yang sedang kecanduan. Kecanduan seks. Gejala yang terjadi sama dengan Piya. Mungkinkah mereka korban Mahesa?. Untunglah Ryozo telah memberinya obat rahasia penawar milik Mahesa yang sudah di modifikasi menjadi pil dalam bentuk dosis ringan.
"Ambillah... siapa tahu berguna. Di luaran sana mungkin ada banyak korbannya yang harus di tolong", kata Ryozo setelah mereka berhasil menyembuhkan Piya.

Benar saja setelah laboratorium ilegal milik Mahesa terbakar, Mahesa di tangkap polisi atas tuduhan mendirikan laboratorium berbahaya tanpa izin. Polisi telah menemukan zat adiktif berbahaya di antara puing-puing yang terbakar itu. Mahesa tidak bisa di interogasi, dia berlagak gila. Polisi membawanya ke rumah saku jiwa milik Fatma.

Para wanita yang pernah menjadi korbannya melihatnya, mereka berteriak-teriak histeris mencoba menariknya masuk ke dalam jeruji. Polisi kebingungan. Mengapa para wanita itu bertindak aneh. Mahesa tidak menggubris mereka. Di dalam batinnya sebenarnya dia ketakutan kalau para wahita itu lepas dari selnya dan menyerangnya minta dilayani semua.

Fatma secara perlahan berhasil menyembuhkan para pengamba seks Mahesa. Mereka kebingungan mengapa mereka bisa menjadi gila begitu. Tetapi setelah beberapa lama, mereka tersadar dengan apa yang terjadi, dan mengapa mereka bisa menjadi begitu? Mahesa! Diam-diam para korban itu berkomunikasi dan merencanakan balas dendam dengan Mahesa.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience