Alam 3 Dimensi

Crime Series 21272

Tidak ada penjelasan yang rumit tentang keberadaan Ya Lam, baik fisik ataupun ingatannya, dia bukan orang yang tidak waras, atau aneh seperti pemikiran Piya. Kalaupun dia sempat mengamuk dan berprilaku aneh, ini hanya masalah penerimaan kenyataan yang sulit di terima oleh Ya Lam. Dia shock mengetahui kalau dia telah berpindah waktu dengan begitu cepat, tanpa melewati ruang dan aneka peristiwa kehidupan yang dapat merubah keadaan fisik seseorang, seperti yang dialami manusia biasa. Ya Lam tidak memasuki lorong waktu yang berbentuk hologram, dia hanya berpindah alam dari waktu ke waktu dengan cara yang singkat dan mudah.

Ya Lam memasuki 3 dimensi kehidupan tanpa mengalami kesulitan. Dia mendapat anugrah kebebasan hidup menyangkut waktu d, ruang dan peristiwa. Yang patut di lakukan sekarang adalah bersyukur dan menerima takdir. Begitulah penjelasan kakek Basuki. Kakek Subandi manggut-manggut, pendengarannya seperti tidak mengalami masalah.

Tiga orang sahabat itu kemudian asyik bercakap-cakap tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya. Bicara mereka nyaring, suara mereka terdengar hingga ke ruang tamu. Arman dan Fatma bisa memahami dan mengerti semua penjelasan kakek Basuki. Tetapi tidak begitu dengan Piya.

Piya EQ rendah, Fatma sering mengolok-ngoloknya begitu, Bila Piya tidak menerima penjelasan yang di luar logikanya. "Makanya kamu berhenti jadi Polwan, kamu sudah kehilangan bentuk, setegah perempuan, dandan ga pernah, hobinya berkelahi dengan preman, cari tugas yang lain aa, yang tidak merusak wajah dan prilakumu", Fatma mengomeli Piya sekali waktu. Karena tidak jarang mengobati tubuh Piya yang luka-luka sehabis perkelahiannya menangkap gembong narkoba. Bahkan Piya pernah di tuduh warga pencuri kendaraan, ketika dia kedapatan warga menggunakan motor yang pernah dicuri orang lain. Padahal Piya pada waktu itu ingin mengamankan motor yang telah di curi itu. Warga bergerombol ingin menangkap dan memukulinya. Karena penjelasan Piya tidak bisa di terima mereka. Akhirnya Piya yang sudah kuwalahan mecabut pistolnya di pinggang dan menembakkan pistolnya di udara. Warga kaget dan mundur menjauhinya. "Saya polisi!" kata Piya sambil memperlihatkan lencana polisi miliknya.

Siang itu di gelar syukuran mendadak di rumah Piya. Tetapi ketika mereka semua sampai di rumah Piya, mereka terkejut dan sangat marah kalau Piya punya rumah sebesar itu, memiliki kolam renang luas pula. Parahnya Piya tinggal di rumah itu dengan Ya Lam. Ibu Piya mengambil sapu dan memukulinya. Piya berlari menghindar tetapi ibunya terus mengejarnya. Piya menangkis semua pukulan ibunya hingga tangannya merah. Kalau menghadapi preman atau warga yang mengamuk, Piya bisa mengangkat pistol dan menembak ke udara, ini ibunya sendiri, mana mungkin dia bisa melawan. Satu-satunya orang yang bisa menghentikan ibu hanya ayahnya. Tapi kali ini ayahnya tidak mempedulikannya. Meski Piya berteriak minta tolong padanya. Tetapi kali ini yang membantu Piya adalah Ya Lam. Dia memeluk ibu Piya dari belakang. Ibu kaget sapunya terlepas. Wajah tampan dan senyum Ya Lam yang manis membuat ibunya tergugah. Ayah Piya mendelik. Baru kali ini dia cemburu. Fatma yang dari tadi menonton kejadian itu tertawa geli. Tapi ia menghentikan tawanya ketika melihat Piya melotot marah padanya. Sepertinya Fatma senang melihat deritanya. Fatma tersenyum, menghilangkan marah Piya dengan mengobati tangannya yang memar akibat sapu ajaib ibunya. Sapu itu tergeletak di lantai. Patah. Piya membuang barang bukti itu ke tong sampah.
Di ruang tamu, ibu Piya di suguhi makanan lezat buatan Ya Lam. Agaknya ibu Piya jatuh hati dengan pemuda itu.
Mereka mengundang tetangga di komplek itu untuk makan bersama, syukuran untuk berbagai hal tentunya.

Orang tua dan kakek Piya tinggal di rumah itu. Ya Lam senang dia tidak lagi kesepian.
Ya Lam dan ibu Piya mempunyai rencana baru untuk mereka. Membuka restoran Jepang. Dalam satu minggu berikutnya ibu Piya sudah pandai membuat masakan Jepang. Mereka mengundang ibu-ibu pengajian untuk uji coba masakan mereka. Hasilnya, mereka kebanjiran order, hingga mereka kuwalahan.

Akhirnya mereka menarik dua orang asisten lagi untuk membantu mereka. Tidak perlu tempat usaha. Karena membuka usaha menggunakan aplikasi online. Dalam waktu singkat ibu dan Ya Lam sudah sangat sibuk dengan pekerjaan baru mereka.

Kesibukan mereka ini membuat ayah Piya tidak senang. Dia merasa diabaikan. Ya Lam membujuknya, dia datang memijit pundak ayah Piya. Ayah Piya senang. Pijitan Ya Lam enak tidak kalah dengan tukang pijit profesional. Ya Lam memang pintar mengambil hati orang lain.

Siang itu dengan membawa banyak mobil, mereka pergi bersama ke tempat Ya Lam di temukan Piya. Tetapi gua yang di maksud Piya sudah lenyap, yang ada hanyalah reruntuhan sisa longsor, tanah dan batu besar menutupi tempat itu. "Tempat ini sudah di ambil", kata kakek Basuki dengan makna berganda. Piya merinding. Dia hampir terkubur hidup-hidup di tempat angker itu. Piya heran kenapa ia tidak takut saat itu.

Akhirnya rombongan besar itu meninggalkan tempat itu. Kakek berdoa sebelum masuk mobil. Tempat ini adalah pembantaian waktu itu. Para pahlawan terkubur di tempat itu tanpa pernah diketahui namanya bahkan sanak saudaranya saja entah dimana. Dia, Subandi dan Ya Lam adalah saksi kekejaman perang yang menyisakan banyak kepiluan dan penderitaan yang mendalam.

Sekarang waktunya melupakan semua pengalaman buruk yang pernah mereka alami. Ya Lam menatap reruntuhan itu dengan tersenyum. Pasukan kerajaan atas angin melambai kepadanya sebagai tanda perpisahan.

Share this novel

Zariah Xu
2020-06-02 14:29:52 

next


NovelPlus Premium

The best ads free experience