Koran Palsu

Crime Series 21272

Semakin lama di rumah sakit jiwa ini, jadi semakin di anggap gila. Meskipun Mahesa tidak sakit jiwa sungguhan, tetapi terkurung di bilik besi dan berpura-pura gila membuat Mahesa stress beneran. Dia berteriak-teriak dan memukul jeruji besi untuk menghilangkan kejenuhannya, 2 orang polisi masih menjaganya sampai sekarang. Mahesa heran mengapa polisi itu tetap bertahan di tempat ini mengawasinya. Mereka seperti tidak ada kerjaan. Mereka bahkan secara bergantian berjaga dan meminta laporan keadaannya secara psikologis.

Sepertinya mereka sudah memiliki hasil pemeriksaan, Mahesa hanya depresi, tidak gila. Dia hanya kebanyakan menggunakan zat adiktif yang berbahaya, belum ada laporan, Mahesa menggunakan zat itu kepada orang lain, kecuali dirinya dan almarhum ayah angkatnya tuan Ryoto Tokugawa.

Ketika para polisi itu ingin menginterogasinya kembali, Mahesa mulai melakukan tindakan tidak warasnya lagi, dia membentur-benturkan kepalanya ke dinding, 4 orang perawat pria terlatih berhasil memasukkan obat penenang ke mulutnya. Hasilnya dia play sampai hari berikutnya.

Ryuzo terus mengawasi Mahesa melalui kamera pengintai. Hampir 1 Minggu dia di tempat itu tidak ada gerakan yang mencurigakan, sampai asisten wanita di rumahnya datang membawakan makanan untuknya. Makanan itu berupa nasi bungkus. Sekilas tidak ada hal-hal yang mencurigakan dengan bungkus nasi berwarna coklat itu, tetapi Zay meminta polisi itu mengambil bekas bungkus makanan itu. Nasi campur yang di bawa asistennya Mahesa itu terdiri 4 lapis. Sungguh aneh sekali memang. Tidak seperti nasi nasi campur biasa yang di bungkus cukup dengan 1 kertas nasi, tetapi nasi itu dibungkus hingga 4 lapis. lapisan terakhir adalah kertas koran berbahasa china. Asisten Mahesa tertawa menyeriingai ketika polisi memintanya membuka bungkus nasi itu dan memeriksanya helai demi helai kertas nasi tersebut. Tidak ada apa-apa. "Ini hanya nasi campur biasa kok om!" kata perempuan itu dengan senyum menggoda. Dia terlihat sangat genit.
"Punya pembantu seperti itu bisa disalahgunakan!" kata petugas polisi itu kepada rekannya. "Maksudmu!" rekannya belum paham. "Kamu tidak lihat cara bicara dan berjalan, dia memang sengaja ingin digoda!" jelas temannya tadi. "Maksudmu dia menggoda begitu?" tanya lagi. Pria itu menarik nafas kesal. "Kamu ini memang polos atau alim, sih! kata pria itu. Rekannya tertawa. "Wanita itu ingin mengalihkan perhatianmu ke tubuhnya, kamu terkecoh olehnya!" jawab rekannya. "Makdudmu...?" Pria itu baru sadar.dalam hati.
"Kita ambil bungkus nasi itu!"
"Untuk apa?"
"Kamu polisi atau bukan sih?" Itu perintah bos!"

Mereka memang bukan polisi. Dan keduanya tidak mengetahui kalau mereka masing-masing bukan polisi. 2 orang pria itu di pilih Zay untuk menjadi polisi di rumah sakit jiwa itu.
Asisten Mahesa terkejut, polisi menyita bungkus nasi itu sebelum sampai ke tangan Mahesa. "Lalu nasi ini mau ditaruh dimana?" tanyanya kesal. Hilang sudah sikap menggodanya tadi. "Pindahkan ke piring ini!" kata salah seorang polisi palsu itu. Perempuan itu marah. Tetapi lebih marah lagi Mahesa. Dia membuang piring tersebut sehingga berhamburan di lantai. "Pergi...pergi...pergi...!" Mahesa mengamuk. Asisten nya ketakutan dan pergi dari rumah sakit.

.....

Zay mendapatkan kertas koran itu. "Koran berbahasa China sangat langka. Penerbitannya pun terbatas. Kalaupun ada, koran itu pelanggannya hanya kelompok tertentu saja. Apalagi koran ini masih baru!" kata Zay di panggilan video.
"Menurutmu, bagaimana?" tanya Ryozo.
"Koran ini di cetak khusus, alias dibuat dengan sengaja...!"
"Kooran itu palsu!" jawab Ryozo.
'Palsu?"
"Koran itu surat untuk Mahesa!" jawab Ryozo.
" Surat? Mahesa bisa bahasa China?"
"Dia pernah sekolah di Beijing!" jawab Ryozo. Zay mengusap dahinya. "Dimana bagian surat penting itu?"
"Periksa bagian iklan pengumuman itu!"
"Aku tak bisa membacanya!"
Ryozo tertawa. "Gunakan ahlinya!"
"Ahlinya...siapa!"
"Tidak usah kamu cari...sudah diterjemahkan oleh Tina!"
"Tina bisa bahasa China?"
"Bukan hanya Tina... Piya juga bisa!"
Zay merasa malu. Dia tidak belajar banyak bahasa.
"Surat itu tentang apa?" tanya Zay penasaran.
"Mereka ingin membeli formula buah iblis milik Mahesa itu!" jelas Ryozo
"Gila!" Zay menepuk jidatnya. Bos besarnya ini lebih cepat tahu dari pada dia. "Jangan rendah diri gitu, kamu keahliannya sangat luar biasa!" puji Ryozo membesarkan hatinya.
"Latih para prajurit khusus itu besok, tugasmu di rumah sakit jiwa akan di gantikan orang lain!"
"Siap!" Zay memberi hormat kepada Ryozo. Dalam hatinya dia penasaran siapa yang menggantikannya di rumah sakit itu!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience