Ada Apa Dengan Piya

Crime Series 21365

Delima menjatuhkan tubuhnya di sofa di di sisi mamanya, Mah...tau ga...bibi beli mobil baru", Ibunya menatap Delima tak percaya. "Tau darimana?"
"Tadi Ima dianter ke sini?" Delima
"Kenapa gak masuk?" Rasti kesal. Adiknya itu sekarang bertingkah.
"Dia ada orderan lagi". Jawab Delima,
"Dia driver online?" Rasti terkejut senang. Status Rinda gak naik hanya gara-gara bisa punya mobil baru.
"Iya!"
"Mobil mewah apa ngga?"
"Biasa aja, mobil murah buat narik!" Rasti tersenyum puas. Mobil biasa! pikirnya.
"Kas atau kredit?" Selidiknya
"Cas katanya. Di beliin sama Piya!" Rasti tersenyum tak suka. Diaa tak suka di saingi.
"Punya banyak duit si Piya!"
"Iya. katanya dia mau liburan ke Jepang!"
"Tau dari mana? Bibimu cerita begitu?" suara Rasti kencang. Delima menutup telinganya.
"Gak, Ima tau dari teman yang bikin paspor bareng dia di emigrasi!'
"Bibimu ikut juga!"
"Dia malah ga tau!"
Rasti menelpon Rinda, ibunya Piya. Gak aktif.
"Bibi ganti nomor, HP nya bagus lho mah, keluaran terbaru, kalo ga salah harganya 7 juta, di belikan Piya, mah menurut Delima nih, kayaknya Piya jadi istri simpanan deh, sepeda motornya juga baru,".
"Bibimu cerita kalo Piya beli motor baru ?"
"Iya,!"
"Pamer banget ya dia!"
'Iya !" sahut Delima, dia mengangguk setuju. Dia juga kesal, Delima tak puas hati. Piya bergaya memang.

Rasti meraih ponselnya, "Selidiki Piya. Ku tunggu. Secepatnya!"
"Siapa yang mama telpon?"
"Ajudan papamu?"
"Rendy?"
"Siapa lagi?!' Delima terdiam. Rendy, ajudan papanya itu ganteng banget. Dua jam kemudian. Rasti membuka pesan di emailnya. Wajahnya berkerut ketika membacanya.
"Dugaanmu bisa jadi benar, Piya punya rumah di Viltam. Rumah mewah!"
'Tuu kan! Piya bikin malu aja, ma!" Tangan Rasti mengepal. Tak disangkanya Piya memilih jalur pendek. Pantas saja dia berhenti jadi polisi, kelakuannya begitu! Rasti marah. Piya membuatnya kesal.
"Kamu tahu dimana rumah bibimu sekarang?" Delima menggelengkan kepalanya. Bibi dan pamannya itu no maden, selalu pindah rumah setiap tahun.
"Mungkin mereka pindah ke rumah baru Piya,ma!" Rasti tambah kesal. Orang tua dan anak sama saja. Munafik. Rinda sok alim. Ga mau terima sesuatu yang gak halal. Nyatanya dia mau terima mengambil barang rampasan dari suami anaknya.

Rodin, ayah Piya menerima telpon Rasti
"Ya kak. Apa kabar?"
"Kamu nikahkan Piya gak bilang-bilang?!"
"Piya nikah? Kapan? Dengan siapa? Mustahil!" Rodin marah. Piya di fitnah. Bisa-bisanya kakak iparnya menuduh Piya begitu. Mengatakan Piya istri simpanan. Kelewatan ! Dengan kesal Rodin menutup telpon. Kakaknya itu gak sopan. Di seberang telpon, Rasti marah. Rodin menutup telponnya. 'Gak sopan!" teriaknya kesal. Delima menjauh, takut. Mamanya seperti singa terluka kalau marah. Dia ngacir ke kamarnya. Dia ingin menyelidiki sendiri. Lebih baik dia ke rumah Fatma. Bertanya dengan Fatma .Biar Afdol!

Sesampainya di depan rumah Fatma. Delima melihat Fatma dan Arman suaminya pergi dengan mobilnya. Delima mengikuti mobil Fatma.
Mereka menuju perumahan mewah. Pasti ke rumah Piya. Memang benar. Mereka berhenti di sebuah rumah yang baru di renovasi. Piya keluar rumah, masuk ke mobil Fatma. Terus jalan. Delima menyembunyikan wajahnya. Jangan sampai mereka tahu. Delima menarik nafas. Mau kemana mereka?. Delima mengikuti lagi. Mereka berhenti di mall.
Delima ikut masuk ke mall itu. Mereka ke 'Informa' belanja barang furniture. Piya benaran kaya. Mengerikan! Piya lebih kaya dari papanya yang jenderal.
Delima menghubungi mamanya. "Ma, kirim intel lagi, selidiki Piya!"
"Ada berita apa?"
"Piya asli kaya!"
Rasti naik pitam. Kemarahannya sudah sampai perut. Bikin dia lapar. Dia bisa gemuk kalau begini. Setiap kali kesal, Rasti jadi lapar. Nafsu makannya tak terkendali.
Rasti menghubungi Rendy lagi. "Selidiki Piya!"
Di seberang sana, Rendy jadi heran. Ada apa dengan Piya ?

...

Piya heran melihat beberapa intel teman sekerjanya dulu tiba-tiba menghubunginya, menanyakan kabarnya. Heran. Mau apa mereka? Mengapa mereka tertarik menyelidikinya. Mereka bahkan ada yang datang ke mall mengikutinya. Aneh. Memangnya dia tersangka teroris. Polisi kalau temannya di jadikan tersangka. Seperti sudah tidak teman lagi. Memang siapa dirinya? Terlalu hebat untuk di selidiki. Biarin aja. Sekalian aja menampar nyamuk. Biar mereka gatal mau tahu dirinya. Piya pamer, dia pergi ke toko jam mewah. Membeli jam tangan sekali tiga, untuknya, ibu dan ayahnya. Kapok. Wajah mereka pasti ngiler. Dia sudah jadi Millionaire. Tau rasa mereka!!. Polisi intel itu menelpon seseorang. Pasti yang nyuruh mereka. Piya bisa menduga. Siapa yang punya wewenang menyelidiki hidupnya yang gak penting bagi orang lain. Dari jauh dia melihat Delima. Keluarga bibinya tak bisa hidup tenang, kalau keluarga Piya terlihat nyaman. Mereka gak mau ada saingan. Biarin, ku beli sekalian. Piya tersenyum senang. Senang mempermainkan bibinya yang Kepo itu.

Share this novel

Ute Sal
2020-06-02 07:46:19 

lanjut deh

Kastel Na
2020-06-02 07:23:46 

next

Mari Samarinda
2020-06-01 07:05:21 

next thor


NovelPlus Premium

The best ads free experience