Delima Mendekat

Crime Series 21272

Masih ada satu tugas yang harus diselesaikan Piya di akhir masa kerjanya, yakni membongkar jaringan Human Trafficking, perdagangan dan penyelundupan manusia. Selama penyelidikan yang dilakukan selama dua bulan. Menurut sumber informasi yang telah dikumpulkan, malam ini para cukong penyeludupan manusia itu melakukan transaksi jual beli gadis remaja, yang merupakan eksploitasi terhadap manusia.

Para gadis ini diseludupkan dari berbagai daerah di Indonesia, yang kemudian mereka di tempatkan di beberapa kafe di darat, di laut, dan online. Penyebaran hasil transaksi eksploitasi gadis remaja ini, kemudian menjadi sebuah prositusi terselubung di darat tidaklah terlalu sulit untuk di lacak, jaringan online pun masih bisa di lacak, tetapi jaringan prositusi laut ini agak sulit di lacak, bahkan pihak kepolisian pun mempunyai keterbatasan armada untuk dapat melacak dan mengejar mereka.

Para gadis tersebut sebelum di jual dan di kirim ke kapal-kapal asing yang beroperasi di tengah laut lepas Indonesia hingga perbatasan lintas negara, mereka di karantina di berbagai tempat tersembunyi.

Piya selama lima hari ini menjalani pelayanan khusus perawatan tubuh, rambut dan wajah. Penampilan Piya di sempurnakan sebagai gadis gaul, seksi, cantik, sensual. Piya menyamar sebagai Ladies di sebuah kafe terpopuler di kalangan penggiat pekerja malam. Piya berdandan di sebuah salon mahal khusus para Ladies profesional. Salon ini terselubung di sebuah rumah mewah. Tak seorang yang bakal mengenal Piya dengan penampilannya kali ini, rambut Piya menggunakan extension kepang panjang, bulu mata palsu tiga lapis, tato kalajengking di tengkuk akan terlihat bila dia menggelengkan kepalanya atau menggoyangkan rambut kepangnya. Kuku tangan dan kakinya diberi kutek warna hitam, dengan pakaian minim memperlihatkan tubuh langsing dan berotot. Sungguh sangat berbeda dengan Piya yang banyak di kenal banyak orang, keluarga atau teman dekatnya. Piya tidak sekali dua menyamar sebagai gadis malam. Jadi sebenarnya Fatma, sahabatnya itu salah besar kalau Piya tidak pernah melakukan perawatan di salon atau di spa, Piya melakukan perawatan, perawatan ekstrim., tetapi hal ini dilakukan untuk kepentingan tugas. Boleh di katakan Piya sukses menyamar di kehidupan nyata, sebagai wanita yang tidak pandai berdandan, tomboi jarang perawatan, kasar dan tidak seksi.

Ryozo uring-uringan di kamar, sudah lima hari dia tidak bertemu Piya, rasanya tidak enak. Ryozo merindukannya. Tidur tak nyenyak, makan tak enak, mau apa-apa malas, begitulah selama lima hari ini l Ryozo lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, nonton TV atau membaca buku berbahasa Jepang, Ryozo hanya turun di panggil Santi untuk makan.

Bel pintu berbunyi, Santi membuka pintu. Delima datang bersama ayah dan ibunya. Santi membawa tamu keluarga tersebut ke taman belakang. Ayah dan ibu Piya serta kakek sedang santai menikmati minum teh di tepi kolam renang. Hemm, mereka benar-benar menikmati hidup jadi orang kaya. Santai tanpa kerja. Enak banget Rasti dongkol dalam hati.

"Kejutan! Happy birthday Rinda", Rasti membawa cake ulang tahun. Hari ini memang ulang tahun Rinda ibu Piya. Ibu Piya kaget, ga nyangka kakaknya sekeluarga datang memberi kejutan. "Terima kasih kak!" Ibu Piya hampir menangis, belum pernah ulang tahunnya di rayakan. Suaminya dan Piya aja lupa. Dua keluarga ini kemudian heboh. Rasti memberi adiknya hadiah dompet cantik yang di belinya dari Hongkong. "Katanya kamu ke Jepang ya? Kami kesini, tapi rumah ini kosong", kata Rasti. "Di ajak keluarga Fatma, mereka mengunjungi keluarganya di Jepang', kata Rinda merendah. "Fatma punya keluarga di Jepang?" "Iya begitulah, kami kebetulan di ajak mereka, di nikmati aja!" Rinda meminta Rinda memanggil Salam.

Salam keluar menemui tamu. Rasti melihat Salam. Pemuda ini ganteng memang. Wajar kalau Delima menyukainya. Wajahnya seperti orang Jepang. Pantas saja, keluarganya masih ada keturunan darah Jepang. Rasti menilai Salam dengan cermat. Dia melihat Delima. Anak gadisnya itu hampir tidak bisa menyembunyikan kekagumannya ke Salam. Rasti mencubit tangan Delima. Delima meringis sakit. Mata Rasti melotot kepadanya. Delima mengerti. Dia harus menjaga sikap. Kalem.

Rinda mengenalkannya dengan Rasti dan suaminya Handoko. "Salam kenalkan kakakku ibunya Delima dan kakak iparku", Salam menyalami mereka. Delima melirik ke Salam. Cowok itu lagi ga fokus matanya merah habis bangun tidur. Tapi di terlihat ganteng dengan kaos putih play boy. Salam masih kurang fit. Dia melangkah menuju westafel di sudut taman. Mencuci mukanya hingga terasa segar lalu mengelap wajahnya dengan tisu. Delima mengamati dengan kagum. Keren. Salam memang gagah. Sayang dia tidak merekam adegan tadi.

Diam-diam Santi mengamati tingkah laku Delima. Santi tersenyum nyengir. Delima bisa pingsan kalau tau Salam sudah jadi suami Piya. "Piya mana BI?' tanya Delima kalem. Dia gelagapan Santi menangkap dirinya memperhatikan Salam.

"Piya tugas luar udah lima hari dia pergi', Delima tidak peduli perkataan bibinya. Dia terus memperhatikan Salam. Rasti menyenggol tangan Delima mengingatkan sesuatu. Delima sadar. "Bi kami mau ngajak paman dan bibi makan di luar nanti malam mau kan, kan besok ulang tahun Delima, mau ya BI", Delima. 'Oh selamat ulang tahun juga Ima". Delima tertawa. " Belum BI, masih besok".

"Aduh maaf ya, Piya lagi ga ada, trus ayah Piya juga lagi sakit, kakek g bisa di tinggal. Begini...Salam aja yang ikut dengan kalian". Nah ini. Ini nih yang di tunggu. Yang lain ga penting. Salam aja. Good ! Delima bergembira dalam hati. Ibunya tersenyum penuh arti padanya.
"Salam...kamu wakili kami ya?" kata ibu Piya. Salam mengangguk lugu. Dia juga tidak mengerti acara mereka. Salam tidak pernah mengerti model kehidupan sekarang. pikirannya kuno. Terbelakang. Ulang tahun aja dia tidak paham. Tapi dia nurut aja sama ibu Piya, mertuanya itu.

Santi menyiapkan pakaian Salam sesuai perintah ibu Piya. Piya sudah mengatur pakaian Salam. Salam tidak mengerti model pakaian jaman sekarang. Pakaian rumah, pakaian santai, pakaian acara resmi, dan lain-lain disesuaikan dengan konteksnya termasuk sepatu, sandal, dompet jam tangan. Santi meletakkan satu set pakaian Salam di atas meja di depan kamarnya.

Piya sudah mengatur semua yang di perlukan Salam termasuk menggunakan ponsel, ATM dan kartu kredit. Dia benar- benar di dampingi dan di bimbing seperti anak kecil. Salam mengatur ponselnya dalam bahasa Jepang. Piya mau tak mau belajar bahasa dan menulis huruf kanji Jepang. Termasuk Santi asistennya. Piya, Salam dan Santi sudah mengatur GPS di ponsel dan mobil Salam supaya mudah terlacak. Santi juga di latih memahami sesuatu hal yang darurat di ponsel mereka. Santi sudah di didik pikirannya seperti polisi untuk berhati-hati.

Pukul 8 malam Delima datang menjemput Salam. Dia terkejut melihat gaya kasual Salam. Dia gantengnya luar biasa. Delima tertegun kagum. Tapi dia menyimpan rasa kagum dan sukanya di dalam hati. Gadis itu pandai mengendalikan diri. Malam minggu yang cerah, dia akan menikmatinya berdua dengan Salam.

Share this novel

Sadar Duka
2020-05-25 09:40:34 

ada niat terselubung


NovelPlus Premium

The best ads free experience