Musuh Bergerak

Crime Series 21272

Utusan Mr. Wang mendatangi rumah Piya, tetapi yang membuka pintu adalah seorang Jenderal Polisi. Tentu saja mereka terkejut bukan kepalang. Mereka berpura-pura salah alamat. Berita Piya pindah ke luar negeri meresahkan Mr. Wang. Dia sudang mencurigai kalau acara lelang di kapal pesiar yang di batalkan itu adalah akal-akalan Mr Ryozo untuk menguasai koin emas berharga milik Piya. "Mereka pasti sudah membelinya dari Piya, karena itulah Piya pindah ke luar negeri", kata asistennya.
Mr Wang gusar. "Neger mana itu?" tanya Mr Wang emosi.
"Sayai Belum tahu Mr ?" jawabnya takut.
Mr Wang membuang asbak ke lantai hingga pecah berserakan.

Para mata-mata yang di kirim Mr Wang di krim Mr Wang untuk mengintai Piya, membuat laporan yang mengejutkan. "Piya dan keluarganya naik sebuah jet pribadi ke luar negeri, mereka meyewa jet pribadi jalan-jalan keluarganya ke Timur Tengah", lapor mata-mata itu asal. Dia menyerahkan setumpuk foto-foto Piya ketika akan naik pesawat.

Sesungguhnya mata-mata yang direkrutnya itu adalah anak buah Zay. Dia memberi informasi palsu ke Mr. Wang.
Piya memang ke bandara naik jet pribadi itu, bukan untuk terbang, tetapi untuk memberi kepuasan kepada Mr. Wang yang terus menerus berusaha menghubungi Piya dan mata-matanya juga berupaya mencari informasi tentangnya dan koin emas itu.

Setelah mengambil foto-foto Piya di sekitar pesawat jet itu, mara-mata palsu itu mengirimkan foto-foto itu ke Mr Wang. Piya dan keluarganya bergerak naik speed board menuju pulau Pusaka tempat tinggal mereka untuk sementara waktu.

Secara perlahan mata-mata Mr. Wang menarik diri dari rumah Piya. Percuma menunggu Piya di sana, rencana mereka menculik Piya gagal.
Tetapi Mr. Wang memiliki rencana lain untuk menarik Piya kembali. Piya pasti punya kelemahan.

...

"Piya beneran kita pindah ke rumah ini, rumah ini besar banget. gimana ibu membersihkan rumah sebesar ini ya?!"
Piya tertawa. "Bu..kita kan sekarang orang kaya, jangan mikirin bersih-bersih!" kata ayah Piya yang duduk di kursi roda. Kakinya patah akibat kecelakaan mobil tempo hari.
Sepertinya seseorang sengaja merusak rem mobilnya, untuk yang di tabraknya tiang listrik. Mobil ayah Piya yang di pakai untuk Ojol remuk, kacanya pecah-pecah. Ayahnya selamat. "Kok kepala ayah gak benjol ya, kayak pejabat itu tuh...kakinya aja kejepit jok jadi patah". kata Ibu Piya setelah kecelakaan itu.
"Ibu apaan sih! senang ya kalau ayah hilang ingatan!" Rodin ayah Piya kesal.
"Ngga gitu...cuman heran ajah!" jawab ibu Piya saat itu. Para pengawal yang di kirim Zay tertawa. Ibu Piya memang unik.

"Kakek ogah tinggal di sini!" kata kakek tiba-tiba. Mereka semua terkejut mendengarnya. Kakek jarang bersuara. Kalau kali ini bicara, ajaib banget jadinya, "Kenapa kek!" Piya duduk di samping kursi roda kakeknya.
"Tempat ini sepi! Aku ga punya teman!"
"Ooh itu alasannya!" Piya tertawa. "Nanti Piya bawa kakek Ba nemani kakek main catur gimana?" Kakek Piya langsung ceria. Rumah ini terlalu besar untuk mereka berempat, selain 5 orang pembantu dan para pengawal dan tukang kebun.
Sebenarnya pulau ini lebih cocok dijadikan penjara atau rumah sakit jiwa seperti punya Fatma. Piya ingat Fatma.

.....

Ryozo memimpin rapat perusahaan mengevaluasi kinerja pegawai selama ini. Dia akan mengurangi jumlah personil di setiap divisi yang tidak produktif.
Nona Mercia ketar-ketir, selama ini dia dan Mr Renaldy berselisih paham, Nona Mercia di non-jobkan oleh Mr. Renaldy. Nasibnya di ujung tanduk.

.....

Fatma kebingungan, tiba-tiba saja Piya pindah rumah tanpa bilang-bilang. Dengan lesu dia meninggalkan rumah Piya, pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah dia terkejut. Pintu rumahnya di bobol orang. Pintu pagar dan pintu rumah terbuka lebar. Dia tak berani masuk rumah, dia kembali masuk mobil keluar halaman rumahnya, takut para penjahat itu masih di dalam rumah. Fatma Segera menghubungi polisi. Suaminya datang bersamaan dengan polisi.

.....

Zay dihubungi anak buahnya. "Mereka sepertinya marah, karena tidak berhasil menemukan Piya".
"Kamu sudah tahu siapa mereka?"
"Masih belum jelas, yang pasti bukan kelompok Mr. Wang!" Jelas anak buahnya.
"Agaknya musuh hanya ingin menunjukkan eksistensi mereka saja", lapor Zay.
"Kecelakaan ayah Piya dan perampokan di rumah Fatma, hanya untuk membuat kita panik!" kara Ryozo ke Zay.
"Sesungguhnya merekalah yang panik, kita tunggu saja mereka berbuat ceroboh!" kara Ryuzo. Musuh mereka bergerak secara acak. Mereka mrnginginkan Ryozo muncul ke permukaan.

Share this novel

RioJenero
2020-06-12 14:29:57 

good


NovelPlus Premium

The best ads free experience