Tugas Rahasia

Crime Series 21272

Delima membawa Salam ke sebuah hotel tempat party dinner keluarganya. Salam berjalan dengan ragu, dia belum terbiasa berjalan tanpa Piya di sisinya. Apalagi di tempat yang asing baginya. Ibarat seorang balita, Salam masih perlu pendampingan orang dewasa, di beri arahan dan petunjuk. Delima menggandeng lengan Salam dengan manja, Salam dibuat risih olehnya. Tetapi karena ia masih bingung dengan tempat itu, ia tidak menolak Delima bergayut di lengannya seperti itu. Delima adik Piya, dia tidak ingin membuatnya tersinggung. Pikir Salam positif.

Party dinner itu rupanya bukan sekedar acara keluarga seperti cerita Rasti ke Ratna ibu Piya, ini sungguh-sungguh Party yang mengundang puluhan orang. Delima mengundang teman-teman kuliahnya termasuk Hendra mantan pacar Delima. Acara di kemas super romantis di tepi kolam renang hotel bintang 5 itu. Delima berjalan di dampingi Salam diantara nyala lilin listrik dan hiasan bunga-bunga warna biru dan putih. Para undangan bertepuk tangan menyambut kedatangannya. Ayah dan ibunya memberi pelukan dan ciuman penuh kasih sayang kepadanya.

Dahlia teman kuliah Delima memberikan buket bunga putih segar kepadanya. Wajah Delima sumringah, dia benar-benar bahagia. Teman-teman Delima memberikan ucapan selamat kepadanya. Seorang gadis teman Delima berbisik ke telinga Delima seraya melirik ke Salam dengan penuh arti. Delima mengangguk kemudian mereka berdua tertawa ringan. Entah apa yang mereka bicarakan. Salam berdiri kaku di sisi Delima. Dia benar-benar bingung, berada di antara orang-orang yang tak dikenalnya. Tetapi semua orang melihatnya seperti seorang body guard yang siaga di sisi Delima. Tetapi orang lain di pesta itu menganggap Salam adalah sebagai pacar baru Delima.

Salam gelisah. Delima menarik tangan Salam kemudian mengajaknya duduk di meja khusus bersama ayah ibunya. Kedua orang tua Delima menyambut Salam dengan gembira. Salam membungkuk badan memberi rasa hormatnya. kepadanya keduanya. Salam belum terbiasa dengan tradisi di Indonesia, ia lupa di sini tradisinya tidak sana dengan di Jepang.

Salam melihat ke ponselnya melihat GPS. Piya ada disini, di dekatnya. Tapi dimana dia? Salam alias Ryozo celingukan melihat kiri kanan, melihat wajah-wajah orang disekitarnya. Tak ada yang mirip Piya. Salam kembali gelisah. Ayah Delima menegurnya, "Ada apa?" tanyanya heran. "Toilet!?"jawab Salam asal. "Oh! Di sana!" Ayah Delima menunjuk arah menuju toilet. Salam mengangguk. Ia lega bisa mencari alasan untuk keluar dari tempat itu. Salam bergerak keluar dari area sekitar kolam di lantai 9 itu. Ia berjalan menyusuri koridor hotel. Titik keberadaan Piya semakin jelas. Piya berada satu garis lurus dengannya. Salam bingung.

Di salah satu ruangan di dalam hotel itu. Piya duduk baru saja menyajikan minuman di meja pertemuan khusus itu. Setelah itu dia mengambil posisi duduk menjauh dari para pria yang mengadakan pertemuan rahasia itu. "Anak baru ya dia?" tanya Alex kepada Danu. Danu bos yang di dampingi Piya. "Amanda, asisten baruku, pengganti Leony", Jawab. Danu santai. Amanda unik. Dia cantik dan cerdas. Punya keahlian khusus, pandai berbahasa Jepang. Dia tidak akan menjual Amanda alias Piya itu dengan harga yang murah. Dia tahu Alex tertarik dengan Amanda. "Dia lebih bagus dari bawaanmu yang lain?" Alex tergiur dengan asisten Danu. Fress dan berkelas. Piya memiliki tubuh proposional, langsing tanpa lemak, berotot tapi seksi. Dia rela menukarnya dengan satu orang wanita ini dari ada 10 gadis muda yang di tawarkan Danu. "Aku mau dia. Khusus untukku!" Alex akan menggunakan Amanda sendiri sebelum menjualnya. "Dia pengecualian, tidak masuk bagian dari transaksi!" kata Danu tegas.

"Cukup dia aja. Yang lainnya batal'.
"Tidak bisa! Kita sudah sepakat. Dia bukan bagian dari transaksi!" Danu kesal. Alex berdiri, begitu juga para pengawalnya. Danu dan pengawalnya berdiri. Dua orang pria pengawal Alex mengapit Piya. Alex menodongkan pistol ke Danu. "Ambil semua uang itu, gadis itu milikku", Alex meninggalkan ruangan itu, Danu pasrah dan diam. Lagipula dia tidak rugi apa-apa.

Piya di seret di bawa keluar dengan paksa masuk Lift hotel menuju lantai base. Salam yang berada di lift yang sama terkejut. Begitu pula Piya. Dia tak menyangka bertemu Salam di sini. "Ya Lam!" Piya bersuara. Salam tertegun. Para pria itu mencekal tangan Piya dan melotot dengan garang ke Salam. Salam mengerti Piya sedang menyamar. Salam keluar dari Lift setelah mereka. Piya di tarik paksa menuju mobil.

Piya menginjak kaki pria yang mencengkram tangannya dengan sepatu highheel miliknya. Memukul tekuk pria itu dengan keras. Pria itu tersungkur. Lima Pria lainnya mengelilingi Piya. Alex menunggu di mobil. Tiba-tiba pintu mobil Alex terbuka, Salam dengan cepat melumpuhkannya. Alex pingsan.
Piya terlibat perkelahian tak imbang. Dia mengalami kesulitan dengan sepatu high heel yang dikenakannya. Salam bergabung dengan Piya. Kelima pria itu dalam hitungan detik telah di lumpuhkan. Polisi pengintai muncul di tempat itu dengan cepat. Mereka berada di tempat itu sejak tadi sore. Di ruang tempat pertemuan, Danu dan anak buahnya di bekuk dengan barang bukti.

Salam memeluk Piya. Melindungi tubuhnya dengan jaketnya, dan membawanya ke dalam mobil polisi.

Di ruangan pesta, Delima kehilangan Salam, dia sangat kecewa, Salam pergi dari acara pesta tanpa pamit dengannya. Delima malu. Belum pernah ia merasa dipermalukan begini. Teman-temannya menanyakan Salam. Dia mencari alasan dengan berbohong."Dia ada tugas rahasia!"
"Tugas rahasia? jadi dia polisi?keren dong!" kata teman-teman Delima. "Delima gak jauh-jauh cari pacar...ternyata dia sukanya sama polisi...kayak ayahnya juga hahaha..!"para gadis itu heboh. Delima tersenyum menyembunyikan kegelisahannya.

Salam memeluk Piya dengan erat. Tubuh Salam bergetar hebat. Peristiwa tadi mengingatkan pertempuran kecil yang pernah di alaminya di masa lalu.
"Ryuzo kamu kenapa?" Piya merasakan sesuatu yang berbeda dengan Salam. Dia memerintahkan sopir membawa mereka ke rumah Fatma.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience