Pengarang Indah

Crime Series 21271

Fatma menatap Piya bengong. Pak Soetejo, nama pria itu menyerahkan kepemilikan rumah, mobil kepada Fatma, dia menambahkan uang satu Milyar dalam bag yang di bawanya kepada Piya. Piya menyerahkan lagi ke Fatma.

Masih tidak mengerti maksud Piya. Ia menunggu pak Soetejo pergi di antar Arman. Pria kaya raya itu langsung kembali ke Jakarta. Dia akan mendapatkan 3 kali lipat dari yang dikeluarkannya dari kolektor dari Amerika. Dia tidak peduli dari mana Piya mendapatkan benda berharga ini.

"Piya, kenapa semua atas namaku?"
"Fatma, aku seorang polisi, memiliki kekayaan sebanyak itu, aku akan di curigai mendapat sogokan dari bandar narkoba atau korupsi, kamu mau punya teman polisi penjahat?!" Piya meneluk bahu Fatma, dia lebih tinggi dari Fatma.

Besok harinya,

Orang tua Piya menolak pindah ke rumah baru. Ia tak mau menerima rumah begitu saja. Tetapi setelah itu hadiah dari Fatma, baru mereka mau pindah.

"Kenapa mereka tidak kamu ajak pindah ke rumah besarmu?" tanya Fatma. "Mereka tidak siap jadi orang kaya!" Fatma tersedak dari minumnya. Piya menepuk pundak Fatma. Dua orang itu tertawa geli.

Benar kata Piya, dia dicurigai karena tiba-tiba punya rumah mewah dan mobil mewah pula. Piya diperiksa. Semua aset yang dimilikinya juga di seliidiki sumbernya. Hasilnya nihil. Piya tidak punya kekayaan seperti di duga. Semua aset yang di milikinya milik dr Fatma, pemilik dan pimpinan rumah sakit jiwa, yang memang di kenal kaya raya. Piya hanya menggunakan saja semua aset milik Fatma yang memang berlebih. Lagi pula Fatma bukan pejabat negara yang harus di periksa sumber kekayaannya.

Piya tidak terima di periksa seperti penjahat korupsi. Dia mengirimkan surat berhenti jadi aparat negara. Tetapi permintaannya di tolak. Nama Piya kembali di bersihkan. Piya tahu siapa yang melaporkannya ke pimpinan. Tentu saja mereka yang iri dengan perubahannya.

Piya memberikan sebagian uang itu untuk rehab rumah sakit jiwa, sebagian lagi untuk panti asuhan. Dia mengambil bagian kecil untuk operasional 2 rumah mewah miliknya. Punya rumah biaya operasionalnya sangat mahal.

Dua minggu tidak bertemu Ya Lam, banyak perubahan yang terjadi padanya. Setiap hari berolahraga membuat tubuh Ya Lam terlihat bugar dan berotot. Hampir tidak ada yang menyangka kalau Ya Lam adalah pasien di rumah sakit jiwa itu. Dr Fatma hanya memberinya obat penenang di minggu pertama selanjutnya dr Fatma memberi vitamin daya tahan tubuh.

Setiap hari Ya Lam bekerja membantu para tukang yang bekerja merenopasi bangunan rumah sakit sehingga kulit putihnya menjadi lebih hitam. Hampir semua orang yang mengena Ya Lam beranggapan kalau dia tidak mengalami gangguan mental atau ada kelainan khusus seperti dugaan Piya selama ini. Hanya saja Ya Lam tidak bisa menulis dan membaca huruf latin, dia hanya bisa menulis huruf kanji Jepang, hanya Ratna yang bisa membaca dan mengerti apa yang di tulis oleh Ya Lam. Ratna kemudian menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Ratna menyerahkan hasil terjemahannya kepada Piya."Ya Lam sangat pandai mengarang cerita;" komentar Ratna. Dia sama sekali tidak mempercayai apa yang di tulis Ya Lam, sebagai suatu kebenaran. Baguslah, Piya juga tak ingin orang lain beranggapan kalau hasii tulisan Ya Lam adalah sebuah kebenaran.

Piya membaca berkas itu, keningnya berkerut. Dia setengah percaya. Isinya membuatnya termangu.
.....

Namaku Ryozo Tachibana, Lahir di Nagasaki, 12 Maret 1930, aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dua adik perempuanku bernama Riye dan Riyeko. aku selisih dua tahun dari Riye dan 3 tahun dari Riyeko. Orang tuaku hanya seorang petani miskin. Ayahku sakit-sakitan dan tidak bisa memenuhi perintah kaisar yakni wajib militer bagi laki-laki dewasa. Kami semua wajib ikut serta untuk membela negara. Aku menggantikan ayahku wajib militer. Karena usiaku belum cukup umur, aku bertugas di dapur melayani para prajurit yang terjun ke medan laga.

Tahun 1942, aku mengikuti pasukan yang di tugaskan di Kalimantan, tepatnya di Sanga-Sanga. Di tempat itu kami ditugaskan membangun fasilitas pengeboran dan menambah sumur-sumur minyak guna kepentingannya dalam menghadapi perang dengan sekutu.

Tugasku hanya memasak untuk tentara yang mengawasi para pekerja paksa dari Jawa. Para pekerja paksa itu membuat bangunan barak atau bangsal untuk menampung para pekerja paksa itu sendiri.
Aku tidak diterjunkan sebagai prajurit, karena dari awalku tugasku adalah sebagai tukang masak atau perawat bagi prajurit yang terluka.

Tahun 1945, negaraku mengalami kekalahan, tempatku bekerja di bumi hanguskan oleh sekutu. Kami semua kocar-kacir, aku bersama teman-temanku yang masih bersembunyi di hutan. Kami menemukan sebuah gua. Entah apa yang terjadi setelah itu, aku tertidur hingga terbangun oleh seorang gadis aneh, kukira dia mata-mata sekutu. Aku mengikatnya. Dia bisa membebaskan diri dan membuatku pingsan. Ketika terbangun aku sudah di penjara bersama orang-orang gila.

...

Benar kata Ratna, Ya Lam pandai mengarang indah.

Share this novel

dahria
2020-05-24 19:16:58 

omg

riazak
2020-05-15 12:45:38 

next ya...sambung

Naura Syifaputri
2020-05-14 23:33:08 


NovelPlus Premium

The best ads free experience