Dimana Ryozo?

Crime Series 21272

Gudang bawah tanah istana, tempat penyimpanan harta pusaka dan harta Karun.

Zay tak bisa berkutik ketika Piya memaksanya menjelaskan Guci wasiat, Pusaka milik Fatma yang berada di gudang istana itu. "Rupanya ini sarang penyamun modern. Kalian pencuri!" Piya kembali melancarkan serangan ke Zay. Pria itu menghindar tak sempat menjelaskan lagi. Dia kalang kabut menangkis pukulan Piya. Perkelahian di antara mereka tak terelakkan.

Ayah dan ibu Piya bingung. Piya dan Zay bertempur seperti orang gila. Zay berusaha menghindar dari serangan Piya yang menggila.
Piya sangat marah, dia benar-benar merasa tertipu. Zay pastilah komplotan pencuri profesional. "Dengarkan, biar ku jelaskan dulu!" kata Zay sambil menangkis serangan Piya. Anak buah Zay berusaha mengamankan benda-benda berharga di gudang itu dengan memindahkannya ke tempat yang lebih aman, tidak tersentuh pertempuran aneh mereka. Mereka tak mengerti penyebab pertempuran itu. Meskipu hanya tangan kosong, tetapi efek perkelahian itu menyebabkan gudang seluas lapangan bola itu berantakan oleh debu yang berterbangan.

Ayah Piya, masuk ke tengah perkelahian mereka dan menghentikannya. "Hentikan!" suara ayah Piya menggelegar. Dia berteriak menggunakan suara dalam dan menggetarkan seluruh ruangan itu. Ayah Piya hebat juga. Pantas Piya hebat menggunakan ilmu bela diri, ayahnya dulu jagoan di kampung.

"Hentikan, kalian berdua seperti premam!" bentaknya, Piya dan Zay terdiam. Bentakan ayah Piya membuat mereka berdua hampir terpental. Piya mengambil langkah mundur. Begitu juga dengan Zay. Dia melompat mundur dengan tubuh goyah. Dia ahli hipnotis, bukan ahli bertempur. Dia mengaku kalah dari ayah Piya.
"Bebaskan ayah ibuku, kalau tidak istana ini aku hancurkan!" Piya berteriak dengan garang. Ayah dan Piya bingung. Merngapa mereka harus dibebaskan? Mereka tidak merasa di culik atau terancam.

Zay mengerti maksud Piya. Dia duduk bersila mengeluarkan jurus andalannya. Udara hangat melingkupi seluruh ruangan. Ayah dan ibu seperti baru bangun dari mimpi, mereka baru menyadari sesuatu. Mereka kebingungan. "Apa yang terjadi? Kita dimana ini?" Mereka saling bertatapan. Mereka menatap ke lain tempat, lalu menemukan Piya. "Anak kurang ajar...apa yang kamu lakukan di tempat ini hah!"
Ibu Piya meraih sapu dan mulai menghajar Piya. "Auw sakit!" Piya menjerit. Dia tidak bisa melawan selain berusaha menghindari pukulan ibunya. Zay menutup wajah dengan kedua tangannya. Membayangkan sakitnya pukulan ibu Piya. 10 orang pengawal Zay terkejut dan merintih sendiri setiap gagang sapu berhasil mendarat di tubuh Piya. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi.

Rodin, Ayah Piya yang tersadar dari pengaruh hipnotis yang mencuri pikirannya, berhasil merampas sapu di tangan istrinya dan berusaha menyadarkan istrinya yang seperti orang kesurupan mengahajar Piya. Dia pasti shock, tidak mengerti, apa yang telah dialaminya dan menyalahkan Piya atas keadaan ini.

Ibu Piya menangis. Dia teringat cucunya, Ryana. Dimana anak itu? Ya Lam. Dimana Ya lam?. Piya tidak berbohong. Kalau dia kehilangan suami dan anaknya. Piya mendekati ibunya dan memberikan pelukan. Mereka menangis bersama.

Piya menatap Zay penuh kemarahan. Zay pasti mengetahui segalanya. Pria itu sekarang berhadapan dengan keluarga Piya. Zay dan pasukannya pasti kalah menghadapi keluarga Piya yang jago bertarung itu. Piya menatap Zay dengan tajam penuh ancaman. Dia siap mencincang Zay menjadi potongan kecil.
"Dimana Ryozo?"
Zay tak berdaya. Dia harus menjelaskan segalanya. Segalanya. Segalanya tentang Ryozo dan Ryana.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience