Masuk Perangkap Musuh

Crime Series 21272

Meskipun baru dibuka, hotel "Ryo Royal" sudah terkenal sejak lama. Tempat kediaman mewah itu memang sudah di incar oleh para pengusaha dan orang-orang kaya di negeri ini untuk di miliki secara pribadi atau dijadikan tempat usaha. Tetapi Tokugawa Co tidak pernah mengumumkan ke publik untuk di jual. Ketika tempat itu dijadikan hotel, banyak pihak yang kecewa. Termasuk tuan Ryoto yang berniat membeli tempat itu atas nama Raydiana, kekasih tuan Ryoto yang baru.
"Kamu harus bisa menyusup ke Perusahaan Takigawa, dan merebut hati Ryozo!" kata Ryoto kepada kekasihnya itu. Rusdiana mengernyitkan alisnya. "Maksudmu...aku merayunya begitu?" wanita itu tidak senang hati. Dia tersinggung di jadikan umpan. "Bukankah kamu ingin memiliki hotel itu? Hotel itu jadi milikmu, seandainya kamu bisa menjadi salah satu pemegang sahamnya!" bujuk Ryoto. Raydiana terdiam. Wanita cantik ini sangat ambisius, dia lebih materialistis dari nona Mercia. Sayangnya hubungannya dengan nona Mercia harus berakhir akibat kematian palsunya.

"Aku harus bagaimana?" tanya Raydiana. Ryoto tersenyum. Orang ambisius memang selalu bisa dimanfaatkan. "Datang sebagai orang kaya dan bermitra dengan Ryozo!" Raydiana tersenyum. Tidak ada buruk menjadi orang kaya, meskipun kekayaan yang di milikinya nisbi alias fatamorgana. Tetapi tuan Ryoto telah membekali dirinya dengan banyak harta yang melimpah dan fasilitas mewah sekaligus menjadi pemilik usaha perhotelan di Bali. Kenapa dia harus menolaknya.

Kehadiran Raydiana, wanita blasteran Jepang Sunda ini menarik perhatian orang banyak. Bagaimana tidak, dirinya dulunya adalah seorang model biasa, tiba-tiba saja sudah mempunyai kekayaan melimpah dan memiliki sebuah hotel kecil di Bali membuat para pelaku bisnis itu menimbulkan banyak tanda tanya semua pihak, siapa orang yang telah membiayai hidup wanita muda ini. Latar belakang Raydiana di ketahui banyak orang, dia bukan anak orang kaya dan terpandang. Di tambah lagi dia bukan berasal dari kelompok selebritis yang sukses dan berprestasi. Bagaimana bisa dia menjadi kaya dengan mendadak.

Raydiana mempelajari bagaimana cara mendekati Ryozo. Terapi pria itu terlalu misterius. Dia jarang muncul di depan umum, bahkan di perjalanannya sendiri.
Raydiana tersenyum, dia senang ada orang bisa membuatnya penasaran. "Bertemanlah dengan Nona Mercia, dia pintu masuk ke sana!" pesan tuan Ryoto kepadanya. Raydiana cukup sakit hati menerima perintah itu. Dia tahu kalau Nona Mercia sebelumnya adalah kekasih tuan Ryoto.

Hotel "Rayana" milik Raydiana berdiri 5 km dari hotel "Ryo Royal" milik perusahaan Tokugawa, yang beroperasi untuk kalangan sendiri. Hotel itu bagi nona Mercia tidak asing lagi baginya.
Nona Mercia yang paling senang dalam acara ini. Bagaimanapun dia pernah menjadi nyonya rumah di hotel "Ryo Royal" yang pernah menjadi milik tuan Ryoto itu. Tetapi dia tidak puas hati Piya dan Amel tidak muncul ditempat itu. "Dua wanita itu sangat sombong, tidak mau bergaul dengan para karyawan perusahaan", Mercia mengomel sendirian. Hidup tanpa musuh dan saingan membuat liburan itu terasa gambar bagi nona Mercia.

Seorang diri nona Mercia berjalan menyusuri butik di sepanjang jalan pantai Kuta ketika seseorang tidak sengaja menjatuhkan handphone miliknya. "Maaf!" kata Josh, adik Rusdiana, pemuda itu. Dia masih muda sangat tampan. Nona Mercia terperangah melihat sosok tinggi gagah di depannya. Pemuda itu menyerahkan handphone milik nona Mercia. "Apa anda terluka?" tanyanya. Nona Mercia menggeleng. Dia masih belum bisa menghilangkan rasa kagumnya kepada pemuda itu. Dia lebih muda 3 tahun dari usia Nona Mercia. "Mari saya bantu bawakan barang anda!" Josh meraih bag paper belanjaan milik nona Mercia. Wanita ini tampak pasrah tak berdaya. "Boleh saya traktir minum?" Josh bersikap lebih agresif. Nona Mercia mengangguk sepert kena hipnotis. Mereka berjalan beriringan masuk ke sebuah kafe yang merupakan bagian dari hotel Rayana milik Raydiana.
Sang pemilik hotel datang menghampiri nona Mercia. "Kenalkan dia kakakku Raydiana!" Raydiana menyambut ramah Nona Mercia. "Halo saya Diana!"
"Hai saya Mercia!" sahut nona Mercia. Tiga orang ini dengan singkat menjadi sangat akrab. Raydiana menghadiahi nona Mercia dua buah gaun hasil rancangannya, sebagai ungkapan pertemanan. Tentu saja pertemanan ini merupakan pertemanan berkelas bagi nona Mercia. Dia punya teman mantan seorang model yang beralih profesi sebagai desainer dan pemilik hotel mewah di Bali.
Dia tidak tahu kalau dirinya sudah masuk jebakan komplotan tuan Ryoto, mantan kekasihnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience