Mendadak Nikah

Crime Series 21272

Kakek Basuki dan kakek Affandi serta Ryozo menghabiskan waktu bersama Riye dan Riyeko, bernostalgia tentang zaman yang pernah mereka kewati, sementara anggota keluarga Tachibana lainnya memilih beristirahat di kamar, tetapi rombongan keluarga dari Indonesia memilih berwisata, keliling kota Osaka

Dua orang kakek tua Subandi dan Basuki, asyik menceritakan peristiwa heroik dan mencekam selama bertempur dengan Belanda, mereka tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, kakek Basuki dan kakek Affandi mahir berbahasa Jepang, Ryozo yang mengajari. Dua orang itu menceritakan pengalaman lucu dan berkesan mereka di masa itu bersama Ryozo kepada Riye dan Riyeko, nama mereka memang mirip begitu pula dengan wajah mereka seperti kembar, padahal usia mereka tertaut 2 tahun. "Dulu kami suka berenang di sungai, menangkap belut, latihan perang dan lain-lain yang bisa membuat kami senang dan tertawa", kata kakek Basuki, kedua adik Ryozo mendengarkan dengan antusias. Sedikitpun tak ada rasa dendam dan sakit hati atas sejarah kelam antar bangsa dan negara. Mereka bukan orang yang bertanggung jawab atas peristiwa kemanusiaan di masa lalu. Semua ini adalah sejarah. "Kita bersyukur dan beruntung, saat ini kita bisa keluar dari masa lalu yang kelam, bahkan hidup dari jaman ke jaman, sebagai saksi hidup dan bisa menceritakan ini semua", kata Riyeko bijak, yang lain mengangguk mengiyakan. Ryozo dia berunntung tertinggal dan terkurung di suatu masa, seseorang yang dilahirkan kembali dalam keadaan dewasa, dari rahim masa lalu. Hidupnya stagnan untuk beberapa lama, dan kembali dalam keadaan masih muda. Ada beberapa orang di dunia ini seperti dia, tetapi tentu saja sangat langka.

Riye dan Riyeko bercerita tentang pengalaman mereka di pengungsian selama beberapa tahun, "Kami menyaksikan kehancuran dan kemajuan zaman. Kami bersyukur dapat menikmati semua jenis zaman yang melengkapi kehidupan sebagai manusia merdeka!" Riye menyeka air matanya, Ryozo memeluk adiknya dengan haru.

Di akhir pertemuan malam itu mereka berlima berdoa dengan keyakinan yang sama tetapi dengan cara yang berbeda. Kakek Basuki memimpin doa "Semoga Tuhan yang maha kuasa, dapat mempertemukan kita kembali meskipun kita tidak hidup di dunia ini lagi...amiin!". Mereka sadar umur mereka sudah tua dan tubuh mereka juga sudah renta, mustahil bagi mereka bisa saling berkunjung di masa depan.

Ryozo mengajak kedua adiknya tinggal di Indonesia bersamanya, tetapi kedua adiknya telah mempunyai kehidupan yang bahagia bersama anak cucunya, di samping itu, mereka ingin menghabiskan waktu tua mereka bersama orang-orang mereka cintai. "Aniki... tinggal bersama kamu aja di sini..kita buat sejarah baru di keluarga kita!" kata Riyeko. Ryozo tersenyum hatinya sudah terpaut di Indonesia bersama keluarga dua orang kakek tua sahabatnya itu.
"Aku punya rencana baru dam hidupku!" sahut Ryozo, dia membayangkan wajah Piya. Gadis itu telah membawanya kembali di kehidupan nyata. Ryozo yakin Piya bukan tidak di sengaja hadir dan bertemu dengannya di dalam goa itu. Semua itu bagian takdir kehidupan yang harus di laluinya. Kedua adik Ryozo mengerti.

Keesokan harinya keluarga ini berpisah. Ryozo berjanji akan kembali mengunjungi keluarga adiknya itu. Ryozo bahagia, sekarang ia tak merasa sebatang kara lagi ,dia mempunyai keponakan, cucu bahkan cicit.

Sekarang tidak ada keraguan lagi tentang dirinya, setidaknya di mata Piya, Ryozo bukan seorang yang tidak waras, gila, autis, kebutuhan khusus, seperti itulah anggapan Piya tentang dirinya dulu. Ryozo yang sekarang adalah seorang yang unik, seorang pemuda yang patut dibanggakan dan dapat di terima Piya sebagai lelaki yang patut dipertimbangkan menjadi kekasihnya atau bahkan lebih dari itu, Ryozo bermaksud melamar Piya.

Tetapi sebelumnya Ryozo ingin melakukan satu hal yakni merubah bagian dirinya yang lain. Pagi itu sebelum mereka semua kembali ke Tokyo, Ryozo mengajak semua rombongan ke Kyoto. Sementara rombongan beristirahat di Kyoto Islamic Culture Center, yang lokasinya berada di Miyagaki, dekat Istana Kekaisaran Kyoto. Ryozo mendatangi tempat abu ayah dan ibunya di simpan, melakukan penghormatan sesuai adat istiadat bangsa Jepang.

Fatma dan Arman asyik berdiskusi dengan beberapa mahasiswa dari Indonesua, yang kebetulan sedang berada di mesjid itu, Fatma bertanya tentang masyarakat muslim yang ada di kyoto dan sekitarnya, sambil menyantap makanan halal di restoran Turki di situ.

Sedangkan Ryozo menemui para anggota Kyoto Muslim Association dan menyatakan keinginannya masuk Islam. Mr Salim salah seorang pengurus yang menerima Ryozo memeluknya dengan terharu. Mereka kemudian menuju Islamic Center. Dan di saksikan seluruh keluarga dari Indonesia, Ryozo mengucapkan kalimat syahadat diiringi tangis haru seluruh keluarga dan jemaah yang ada di sana.

Tak di sangka-sangka oleh Piya, Ryozo melamarnya dihadapan iseluruh keluarga. Piya kebingungan. Dia tidak tahu harus bagaimana. Piya menatap ibunya. "Ibu...yes aja deh!" Wajah Piya memerah. "Aku juga yes!" ayahnya menimpali. Fatma dan Arman saling bertatapan dan tertawa geli. "Ternyata jodohmu tidak jauh-jauh dari rumah sakit jiwa, malah dia pasien kami", Fatma puas membalas dendam atas ucapan Piya kepadanya beberapa tahun lalu. Karma berlaku! Fatma berkata puas. Sementara kedua kakek tua itu tidak bisa di minta pendapatnya, mereka sudah berkomplot menjadikan Piya dan Ryozo pasangan, sesuai janji Subandi kepada Ryozo di masa lalu.

Saskia mendekati Piya. "Tante Piya, kakek Ryozo, baik kok orangnya, dia juga pandai memasak yang enak-enak, tante nanti tidak perlu order lagi via online". Ucapan Saskia di sambut tawa yang lain. Kurang ajar anak ini tega sekali dia menjatuhkannya. "Auw!" Piya menarik rambut panjang Saskia, anak itu kesakitan. Saskia bersembunyi di belakang Ryozo. Piya tidak tahu harus kemana menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu. Tetapi. di dalam hatinya bersuka cita. Tak bis ditutupi bahwa Piya menyukai Ryozo juga. "Bagaimana kalau kalian menikah disini hari ini",Ayah Piya bersuara membuat seluruh keluarga ribut mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Piya menutup seluruh wajahnya dengan tangan. Mengapa bisa sekacau ini!" kara Piya dalam hati. Kepalanya pusing.

Ryozo tidak menolak, begitu juga kedua kakek tua itu."Mumpung disini ada keluarga Ruozo dan sebelum habis umur kami, kenapa tidak. Mari kita laksanakan disini!" Piya ingin menangis saja. Tapi dia tak pernah menangis sepanjang hidupnya. Semua seperti mimpi setengah buruk di siang hari. Tanpa persiapan apapun dan dengan paksaan ke Piya, ayah Piya menikahkan Piya dan Ryozo di hari itu, disaksikan seluruh keluarga. Keluarga Tachibana datang sebelum acara akad di mulai.

Share this novel

Meri Sajja
2020-05-23 14:45:40 

selamat membaca


NovelPlus Premium

The best ads free experience