Bab 45

Romance Completed 40892

" Bibik , baby mana ? "

Soal Maria dengan sopan kepada pembantu rumahnya berkenaan bayi lelaki Zennirah Aisyah.

" Baby ada dengan Zennirah , Puan. "

Jawab pembantu rumah Maria dengan ringkas.

" Ouh , okayy "

Balas Maria berhias segaris senyuman manis.

Lalu bilik Zennirah Aisyah dituju oleh Maria. Sedang Maria mendaki anak tangga rumahnya , jeritan Zennirah Aisyah jelas kedengaran.

" A-aku kena bunuh kau ! "

Jerit Zennirah Aisyah dengan kuat sambil menangis.

Maria yang mendegarkan itu , segera berlari menuju ke hadapan pintu Zennirah Aisyah.

( TokTok )

" Zennirah buka pintu ni ! "

" Zennirah ! "

" Zennirah buka ! "

" Zennirah !!! "

Jerit Maria dalam keadaan cemas apabila tangisan Mateen semakin kuat.

" Maria ? Kenapa ni ? "

Soal Firash kepada isterinya , Maria yang berada dalam keadaan panik.

" A-abang.. "

" Abang tolong.. "

" Zennirah jerit nak bunuh baby.. "

Ujar Maria sambil menangis teresak-esak kepada suaminya.

" Astagfirullahaladzim. "

Firash mengucap.

Lalu dengan pantas Firash mengarahkan bibiknya mengambil gugusan kunci rumah.

Kunci bilik Zennirah Aisyah cuba dicari dengan tenang oleh Firash.

" Abang , cepat... "

Rayu Maria yang sambil menangis.

" Sabar sayang. Istighfar.. "

Pujuk Firash yang cuba menenangkan isterinya.

Setelah hampir 3 minit berlalu , pintu bilik Zennirah Aisyah pun dapat dibuka.

Berkadar segera , Firash dan Maria menerpa masuk ke dalam bilik Zennirah Aisyah dan mencari Mateen.

Bantal yang ditekup oleh Zennirah Aisyah ditolak kasar oleh Firash.

" Ya Allah .., "

Ucap Firash sedang matanya melihat Mateen didalam pangkuannya.

Oleh kerana Mateen sudah tidak bergerak , berkadar segera Maria dan Firash pun memecut ke hospital berhampiran.

Sepanjang perjalanan , dada Mateen diurut perlahan-lahan oleh Maria. Namun Mateen , tetap tidak bergerak.

Tiba sahaja dihospital , jasad Mateen diperiksa rapi oleh doktor.

" Tuan , Puan. "

Panggil Doktor Azri dengan lembut.

" D-doktor macam mana dengan baby ? "

Soal Maria dengan kebimbangan yang menggunung.

" Saya minta maaf. "

" Kami dah cuba yang terbaik untuk selamatkan Baby. "

" Tapi Allah lebih sayangkan dia. "

Ucapan maaf , terus dilafazkan bibir Doktor Azri. Usai itu , Doktor Azri pun berlalu pergi meninggalkan pasangan suami isteri itu.

" A-abang.. "

" Baby... "

Dengan teresak-esak , Maria menangis didada suaminya.

" Sabar sayang.. "

" Sabar.. "

Ujar lembut bibir Firash sedang tangannya mengusap perlahan rambut Maria.

Bersama berita duka , Firash dan Maria pun pulang ke rumah mereka.

Perlahan-lahan ,  Firash membantu isterinya itu duduk di atas sofa diruang tamh rumah mereka.

" duduk , sayang. "

Arah Firash bernada perlahan.

Lalu Firash pun bergegas ke dapur dan mengambil segelas air mineral untuk isterinya.

" Mateen ! "

" Mateen ! "

" Baby , mana baby ! "

" Mateen ! "

Jeritan Zennirah Aisyah , jelas kedengaran mencari bayi lelakinya.

Anak-anak tangga itu segera dituruni oleh Zennirah Aisyah.

Disamping Maria , Zennirah Aisyah duduk berlabuh.

" Maria. "

" Mateen mana ? "

" Anak aku mana , Maria. "

" Maria.. "

Tanya Zennirah Aisyah yang kini sudah menangis sedang tangannya menolak kasar lengan Maria , mendesak Maria untuk memberikan jawapan.

Pandangan kosong , diberikan oleh Maria kepada sahabatnya yang seorang itu.

Air mata , jelas kelihatan mengalir lembut membasahi wajah Maria.

" Maria ! "

" Mana anak aku ! "

Jerit Zennirah Aisyah yang sudah bertukar agresif. Rambut yang kusut itu ditarik oleh kedua-dua tangannya.

" Mateen.. "

" Mateen.. "

Berpeluk tubuh , Zennirah Aisyah memanggil nama anaknya sambl menangis.

Perlahan-lahan , tubuh Zennirah Aisyah ditarik kedalam pangkuan Maria.

" Zennirah , aku sayang kau. "

" aku sayang sangat dekat kau.. "

Bisik Maria dengan sebak dicuping telinga Zennirah Aisyah.

Lalu pipi cengkung Zennirah Aisyah , dicium lembut Maria.

" Anak aku.. "

" Anak aku.. "

" Mateen.. "

Panggil Zennirah Aisyah teresak-esak.

Setelah hampir sebulan berlalu , Zennirah Aisyah semakin kerap bertukar identitinya.

Oleh kerana Zennirah Aisyah hampir membunuh pembantu rumah , Maria dan suaminya bersepakat untuk mengunci pintu bilik Zennirah Aisyah bagi mengelakkan sebarang perkara yang tidak diingin.

" H-hubby cepat.."

" Argh.. "

" H-hubby.. "

Panggil Astrella Sofia yang menggenggam kuat pada pemegang tangga itu menahan kesakitan.

Bersama beg pakaian Astrella Sofia dan bayinya , Que Raikal berlari mendekati Astrella Sofia.

" Sayang boleh jalan tak ni ? "

Soal Que Raikal dalam keadaan panik.

" t-tak. Sakit.. "

Jawab Astrella Sofia dengan tergagap-gagap.

Tanpa berfikir panjang , tubuh Astrella Sofia digendong Que Raikal. Berhati-hati , Que Raikal melangkah menuruni anak-anak tangga rumahnya itu.

" bibik , jaga rumah ya. "

" kunci semua pintu , tingkap. "

Arah Que Raikal pada pembantu rumahnya yang berdiri ditepi pintu utama rumahnya.

Mendengarkan itu , Sinar mengangguk faham.

Langkah kaki diteruskan oleh Que Raikal. Penuh berhati-hati , tubuh Astrella Sofia dimasukkan ke dalam kereta.

Dalam keadaan cemas , Que Raikal terus memecut menuju ke hospital.

" Sayang , tarik nafas , tahan.. "

" .. lepas. "

" Istighfar banyak-banyak. "

" Sabar.., sikit je lagi nak sampai dah. "

Arah Que Raikal dengan lembut kepada isterinya , berusaha untuk menenangkan Astrella Sofia yang sedang menahan kesakitan.

Tangan Que Raikal , digenggam erat oleh Astrella Sofia. Setelah hampir 10 minit Astrella Sofia meneran , akhirnya bayi lelaki mereka lahir ke dunia.

" Allahuakbar. "

Ucap Que Raikal bernada sebak dan mata yang berkaca sejurus bayi lelakinya selamat dilahirkan.

Astrella Sofia yang sudah kepenatan itu , dikucup penuh sayang dahinya oleh Que Raikal.

" Terima kasih , sayang. "

" Terima kasih. "

Ucapan terima kasih , terus diucap Que Raikal kepada isterinya. Lalu tangan kanan Astrella Sofia yang berada digenggamannya dicium lama.

Setelah selesai semuanya , tibalah masa untuk Que Raikal mengazan dan iqamat bayi lelakinya.

" Allahuakbar Allahuakbar. "

Dengan lembut , Que Raikal mengazankan bayi lelakinya.

Astrella Sofia yang melihat susuk tubuh Que Raikal dari belakang itu segera mengherotkan wajahnya sehingga terukir segaris senyuman nipis.

Selesai azan dan iqamat , Que Raikal tersenyum sendiri melihat wajah bayi lelaki dipangkuannya.

" Comelnya anak Papa. "

" Que Fil.., bin Que Raikal. "

Berhias senyuman lebar diwajah , Que Raikal mengucapkan nama penuh baui lelakinya.

" Sedap nama tu. "

Celah Astrella Sofia dengan suara yang lesu.

Berkadar segera , Que Raikal berpaling menghadap Astrella Sofia.

" Eh , sayang dah bangun ? "

Soal Que Raikal kepada isterinya.

Langkah kaki Que Raikal segera diambil mendekati katil bayi disamping Astrella Sofia.

Penuh berhati-hati , Que Raikal meletakkan anak lelakinya di atas katil bayi itu.

Astrella Sofia yang ingin duduk , dibantu oleh Que Raikal. Disamping Astrella Sofia , Que Raikal duduk berlabuh.

" Que Fil. "

" Apa maksudnya hubby ? "

Tanya Astrella Sofia dengan lembut.

" Que , maksudnya kekuatan. "

" dan Fil , bermaksud beruntung. "

" Hubby namakan baby kita dengan nama ' Que ' "

" sebab baby kita , akan jadi kekuatan hubby. "

Penjelasan dan penerangan diberikan oleh Que Raikal sambil tersenyum lebar.

" dia akan jadi kekuatan kita , hubby. "

Ujar Astrella Sofia berhias segaris senyuman nipis diwajah.

Perlahan-lahan , tangan kanan Astrella Sofia ditarik ke dalam genggaman Que Raikal.

" Terima kasih sayang , lahirkan zuriat hubby. "

" Hubby bersyukur sangat "

" Terima kasih tau. "

Ucap Que Raikal sedang matanya berkaca memandang wajah isterinya yang pucat.

Lalu Que Raikal pun berdiri dan duduk ditepi katil.

Sedang tangan kanan digenggam , tangan kiri Que Raikal menarik perlahan Astrella Sofia ke dalam pelukannya.

" Terima kasih sangat sayang. "

Ucap Que Raikal lagi.

Kemudian , dahi Astrella Sofia dikucup lama Que Raikal.

" Sama-sama , hubby. "

Balas Astrella Sofia sambil tersenyum nipis.

Lalu , tangan Que Raikal pula dicium lembut oleh Astrella Sofia.

Sedang mereka berdua duduk berpelukan buat seketika , bayi lelaki mereka mula merengek.

Pelukan dan ciuman antara mereka berdua segera dileraikan.

" Alololo anak papa ni "

Ujar Que Raikal yang kini sudah menggendong bayi lelakinya.

Usai menggendong Fil , Que Raikal pun kembali duduk berlabuh ditepi katil.

" Que Fil , anak Mama. "

Panggil Astrella Sofia sambil tersenyum nipis sedang tangan kanannya menyentuh lembut hidung mancung bayi lelakinya.

" Anak kita. "

Kata Que Raikal sedang matanya memandang lama wajah Astrella Sofia.

Berhias segaris senyuman nipis , Astrella Sofia mengalihkan pandangannya memandang Que Raikal.

Maka , bermulalah episod kehidupan pasangan suami isteri itu melewati hari-hari mereka bergelar seorang ibu dan bapa kepada Que Fil.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience