" Bibik , baby mana ? "
Soal Maria dengan sopan kepada pembantu rumahnya berkenaan bayi lelaki Zennirah Aisyah.
" Baby ada dengan Zennirah , Puan. "
Jawab pembantu rumah Maria dengan ringkas.
" Ouh , okayy "
Balas Maria berhias segaris senyuman manis.
Lalu bilik Zennirah Aisyah dituju oleh Maria. Sedang Maria mendaki anak tangga rumahnya , jeritan Zennirah Aisyah jelas kedengaran.
" A-aku kena bunuh kau ! "
Jerit Zennirah Aisyah dengan kuat sambil menangis.
Maria yang mendegarkan itu , segera berlari menuju ke hadapan pintu Zennirah Aisyah.
( TokTok )
" Zennirah buka pintu ni ! "
" Zennirah ! "
" Zennirah buka ! "
" Zennirah !!! "
Jerit Maria dalam keadaan cemas apabila tangisan Mateen semakin kuat.
" Maria ? Kenapa ni ? "
Soal Firash kepada isterinya , Maria yang berada dalam keadaan panik.
" A-abang.. "
" Abang tolong.. "
" Zennirah jerit nak bunuh baby.. "
Ujar Maria sambil menangis teresak-esak kepada suaminya.
" Astagfirullahaladzim. "
Firash mengucap.
Lalu dengan pantas Firash mengarahkan bibiknya mengambil gugusan kunci rumah.
Kunci bilik Zennirah Aisyah cuba dicari dengan tenang oleh Firash.
" Abang , cepat... "
Rayu Maria yang sambil menangis.
" Sabar sayang. Istighfar.. "
Pujuk Firash yang cuba menenangkan isterinya.
Setelah hampir 3 minit berlalu , pintu bilik Zennirah Aisyah pun dapat dibuka.
Berkadar segera , Firash dan Maria menerpa masuk ke dalam bilik Zennirah Aisyah dan mencari Mateen.
Bantal yang ditekup oleh Zennirah Aisyah ditolak kasar oleh Firash.
" Ya Allah .., "
Ucap Firash sedang matanya melihat Mateen didalam pangkuannya.
Oleh kerana Mateen sudah tidak bergerak , berkadar segera Maria dan Firash pun memecut ke hospital berhampiran.
Sepanjang perjalanan , dada Mateen diurut perlahan-lahan oleh Maria. Namun Mateen , tetap tidak bergerak.
Tiba sahaja dihospital , jasad Mateen diperiksa rapi oleh doktor.
" Tuan , Puan. "
Panggil Doktor Azri dengan lembut.
" D-doktor macam mana dengan baby ? "
Soal Maria dengan kebimbangan yang menggunung.
" Saya minta maaf. "
" Kami dah cuba yang terbaik untuk selamatkan Baby. "
" Tapi Allah lebih sayangkan dia. "
Ucapan maaf , terus dilafazkan bibir Doktor Azri. Usai itu , Doktor Azri pun berlalu pergi meninggalkan pasangan suami isteri itu.
" A-abang.. "
" Baby... "
Dengan teresak-esak , Maria menangis didada suaminya.
" Sabar sayang.. "
" Sabar.. "
Ujar lembut bibir Firash sedang tangannya mengusap perlahan rambut Maria.
Bersama berita duka , Firash dan Maria pun pulang ke rumah mereka.
Perlahan-lahan , Firash membantu isterinya itu duduk di atas sofa diruang tamh rumah mereka.
" duduk , sayang. "
Arah Firash bernada perlahan.
Lalu Firash pun bergegas ke dapur dan mengambil segelas air mineral untuk isterinya.
" Mateen ! "
" Mateen ! "
" Baby , mana baby ! "
" Mateen ! "
Jeritan Zennirah Aisyah , jelas kedengaran mencari bayi lelakinya.
Anak-anak tangga itu segera dituruni oleh Zennirah Aisyah.
Disamping Maria , Zennirah Aisyah duduk berlabuh.
" Maria. "
" Mateen mana ? "
" Anak aku mana , Maria. "
" Maria.. "
Tanya Zennirah Aisyah yang kini sudah menangis sedang tangannya menolak kasar lengan Maria , mendesak Maria untuk memberikan jawapan.
Pandangan kosong , diberikan oleh Maria kepada sahabatnya yang seorang itu.
Air mata , jelas kelihatan mengalir lembut membasahi wajah Maria.
" Maria ! "
" Mana anak aku ! "
Jerit Zennirah Aisyah yang sudah bertukar agresif. Rambut yang kusut itu ditarik oleh kedua-dua tangannya.
" Mateen.. "
" Mateen.. "
Berpeluk tubuh , Zennirah Aisyah memanggil nama anaknya sambl menangis.
Perlahan-lahan , tubuh Zennirah Aisyah ditarik kedalam pangkuan Maria.
" Zennirah , aku sayang kau. "
" aku sayang sangat dekat kau.. "
Bisik Maria dengan sebak dicuping telinga Zennirah Aisyah.
Lalu pipi cengkung Zennirah Aisyah , dicium lembut Maria.
" Anak aku.. "
" Anak aku.. "
" Mateen.. "
Panggil Zennirah Aisyah teresak-esak.
Setelah hampir sebulan berlalu , Zennirah Aisyah semakin kerap bertukar identitinya.
Oleh kerana Zennirah Aisyah hampir membunuh pembantu rumah , Maria dan suaminya bersepakat untuk mengunci pintu bilik Zennirah Aisyah bagi mengelakkan sebarang perkara yang tidak diingin.
" H-hubby cepat.."
" Argh.. "
" H-hubby.. "
Panggil Astrella Sofia yang menggenggam kuat pada pemegang tangga itu menahan kesakitan.
Bersama beg pakaian Astrella Sofia dan bayinya , Que Raikal berlari mendekati Astrella Sofia.
" Sayang boleh jalan tak ni ? "
Soal Que Raikal dalam keadaan panik.
" t-tak. Sakit.. "
Jawab Astrella Sofia dengan tergagap-gagap.
Tanpa berfikir panjang , tubuh Astrella Sofia digendong Que Raikal. Berhati-hati , Que Raikal melangkah menuruni anak-anak tangga rumahnya itu.
" bibik , jaga rumah ya. "
" kunci semua pintu , tingkap. "
Arah Que Raikal pada pembantu rumahnya yang berdiri ditepi pintu utama rumahnya.
Mendengarkan itu , Sinar mengangguk faham.
Langkah kaki diteruskan oleh Que Raikal. Penuh berhati-hati , tubuh Astrella Sofia dimasukkan ke dalam kereta.
Dalam keadaan cemas , Que Raikal terus memecut menuju ke hospital.
" Sayang , tarik nafas , tahan.. "
" .. lepas. "
" Istighfar banyak-banyak. "
" Sabar.., sikit je lagi nak sampai dah. "
Arah Que Raikal dengan lembut kepada isterinya , berusaha untuk menenangkan Astrella Sofia yang sedang menahan kesakitan.
Tangan Que Raikal , digenggam erat oleh Astrella Sofia. Setelah hampir 10 minit Astrella Sofia meneran , akhirnya bayi lelaki mereka lahir ke dunia.
" Allahuakbar. "
Ucap Que Raikal bernada sebak dan mata yang berkaca sejurus bayi lelakinya selamat dilahirkan.
Astrella Sofia yang sudah kepenatan itu , dikucup penuh sayang dahinya oleh Que Raikal.
" Terima kasih , sayang. "
" Terima kasih. "
Ucapan terima kasih , terus diucap Que Raikal kepada isterinya. Lalu tangan kanan Astrella Sofia yang berada digenggamannya dicium lama.
Setelah selesai semuanya , tibalah masa untuk Que Raikal mengazan dan iqamat bayi lelakinya.
" Allahuakbar Allahuakbar. "
Dengan lembut , Que Raikal mengazankan bayi lelakinya.
Astrella Sofia yang melihat susuk tubuh Que Raikal dari belakang itu segera mengherotkan wajahnya sehingga terukir segaris senyuman nipis.
Selesai azan dan iqamat , Que Raikal tersenyum sendiri melihat wajah bayi lelaki dipangkuannya.
" Comelnya anak Papa. "
" Que Fil.., bin Que Raikal. "
Berhias senyuman lebar diwajah , Que Raikal mengucapkan nama penuh baui lelakinya.
" Sedap nama tu. "
Celah Astrella Sofia dengan suara yang lesu.
Berkadar segera , Que Raikal berpaling menghadap Astrella Sofia.
" Eh , sayang dah bangun ? "
Soal Que Raikal kepada isterinya.
Langkah kaki Que Raikal segera diambil mendekati katil bayi disamping Astrella Sofia.
Penuh berhati-hati , Que Raikal meletakkan anak lelakinya di atas katil bayi itu.
Astrella Sofia yang ingin duduk , dibantu oleh Que Raikal. Disamping Astrella Sofia , Que Raikal duduk berlabuh.
" Que Fil. "
" Apa maksudnya hubby ? "
Tanya Astrella Sofia dengan lembut.
" Que , maksudnya kekuatan. "
" dan Fil , bermaksud beruntung. "
" Hubby namakan baby kita dengan nama ' Que ' "
" sebab baby kita , akan jadi kekuatan hubby. "
Penjelasan dan penerangan diberikan oleh Que Raikal sambil tersenyum lebar.
" dia akan jadi kekuatan kita , hubby. "
Ujar Astrella Sofia berhias segaris senyuman nipis diwajah.
Perlahan-lahan , tangan kanan Astrella Sofia ditarik ke dalam genggaman Que Raikal.
" Terima kasih sayang , lahirkan zuriat hubby. "
" Hubby bersyukur sangat "
" Terima kasih tau. "
Ucap Que Raikal sedang matanya berkaca memandang wajah isterinya yang pucat.
Lalu Que Raikal pun berdiri dan duduk ditepi katil.
Sedang tangan kanan digenggam , tangan kiri Que Raikal menarik perlahan Astrella Sofia ke dalam pelukannya.
" Terima kasih sangat sayang. "
Ucap Que Raikal lagi.
Kemudian , dahi Astrella Sofia dikucup lama Que Raikal.
" Sama-sama , hubby. "
Balas Astrella Sofia sambil tersenyum nipis.
Lalu , tangan Que Raikal pula dicium lembut oleh Astrella Sofia.
Sedang mereka berdua duduk berpelukan buat seketika , bayi lelaki mereka mula merengek.
Pelukan dan ciuman antara mereka berdua segera dileraikan.
" Alololo anak papa ni "
Ujar Que Raikal yang kini sudah menggendong bayi lelakinya.
Usai menggendong Fil , Que Raikal pun kembali duduk berlabuh ditepi katil.
" Que Fil , anak Mama. "
Panggil Astrella Sofia sambil tersenyum nipis sedang tangan kanannya menyentuh lembut hidung mancung bayi lelakinya.
" Anak kita. "
Kata Que Raikal sedang matanya memandang lama wajah Astrella Sofia.
Berhias segaris senyuman nipis , Astrella Sofia mengalihkan pandangannya memandang Que Raikal.
Maka , bermulalah episod kehidupan pasangan suami isteri itu melewati hari-hari mereka bergelar seorang ibu dan bapa kepada Que Fil.
Share this novel