Bang Pram selalu menatap ke arah ku tanpa bosan,sebenar nya apa yang dia inginkan dasar suami egois
"Abang akan mengantarkan mu"aku terkejut hingga sampai batuk
"Maksud Abang apa?
"Abang akan mengantarkan kamu pulang ke Sumatra"
"Tidak perlu repot repot karena Aminah sudah ada sama aku,to selama ini Aminah yang selalu menjaga ku"
"Tapi Abang takut kalau kamu tidak akan pernah kembali lagi"aku tersenyum dengan mengusap wajah ku yang sembab
"Kenapa mesti khawatir?to selama ini Abang tidak pernah memikirkan keadaan ku"dia berusaha memegang tangan ku dengan buru buru ku tarik tangan ku
"Dek?panggil nya dengan wajah melas nya tapi aku tidak akan pernah simpati
"Pulanglah bang"kata ku dengan berdiri menuju kamar mandi karena Aminah sudah selesai dari kamar mandi
"Abang tidak akan pulang dan tetap akan ikut dengan kamu"
"Pulanglah!!!bentak ku dengan memegang perut ku"jangan membuat ku semakin membenci Abang"
"Abang tidak perduli"aku menghela nafas ku dan membiarkan nya karena percuma sekeras apa pun aku menyuruh nya pulang dia tetap tidak mau.tidak butuh lama aku juga selesai mandi,aku melihat nya sedang menelpon seseorang
"Ma kalau Mirna mencari Pram bilang kalau Pram sedang keluar kota dan kalau ada apa apa telpon saja ke no Miko ya ma"
"Kamu akan ikut dengan Miko nak?
"Iya ma"
"Baiklah dan jaga menantu mama dan calon cucu mama ya nak"
"Tentu ma"dan aku melihat bang Pram menuju ke kamar mandi
"Suami kamu ikut dengan kita mik?
"Iya"
"Kalau begitu aku tidak perlu ikut"
"Jangan seperti itu,ada atau tidak nya bang Pram kamu tetap ikut dengan ku"ucap ku dengan memakai baju di depan Aminah,dia menatap perut ku yang buncit,aku memakai baju hamil motif batik yang panjang nya di bawah lutut,model kancing depan panjang lengan di bawah siku
"Bagaimana mungkin bang Pram mengkhianati kamu"
"Kamu mengatakan sesuatu?
"Tidak"kami sibuk masing masing untuk mempersiapkan diri,dengan naik taksi untuk menuju bandara tadi nya Aminah ingin duduk di depan tapi aku menahan nya,sehingga bang Pram yang duduk di depan,sebenar nya apa mau bang Pram,kenapa semakin kesini aku semakin membenci nya,akhir nya kami sampai dan bang Pram ingin membawa tas ku tapi aku menolak nya bukan sifat bang Pram yang menyerah begitu saja,dengan sedikit memaksa dia mengambil tas ku,aku berjalan berdampingan dengan Aminah,bang Pram berjalan di belakang kami.
Masih sama aku duduk di samping Aminah dan bang Pram tepat duduk di bangku seberang sebelah ku,di dalam pesawat kepala ku pusing dan mual,dengan sigap Aminah menggosok tengkuk ku dengan minyak angin telon,ini bukan pertama kali nya aku naik pesawat tapi ini kali pertama kali nya aku naik pesawat dalam keadaan hamil
"Gimana sudah baikan?
"Lumayan"
"Jangan nakal ya Cok,kasihan ibu mu?dengan membelai perut ku yang bundar,aku hanya tersenyum dengan mengusap tangan Aminah
"Apakah kamu begitu membenci bang Pram mik?bisik nya
"Entahlah,tapi semakin kesini aku semakin membenci nya"
"Itu arti nya kamu mencintai nya"
"Aku tidak tau,tapi yang pasti aku sangat sakit atas perbuatan nya"
"Wanita mana pun akan sakit bila di selingkuhin,tapi sampai kapan?
"Aku akan berpisah ketika anak ku lahir"
"Kamu sudah siap menyandang status single parent?
"Siap tidak siap itu akan terjadi"
"Pikirkan kembali"
"Bagaimana mungkin aku akan memikirkan kembali Aminah,kamu tau aku istri nya yang sah tapi aku yang harus pergi dari sisi nya,sementara mbak Mirna,ah sudahlah jangan di bahas karena aku akan mengatakan yang sebenar nya pada kedua orang tua ku karena nanti nya mereka pasti akan tau" aku tersenyum
"Aku lihat sekarang kamu lebih kuat"
"Demi kedua calon anak ku"ucap ku dengan membelai perut ku
"Berarti kamu akan meninggalkan aku dan Zahra?
"Tidak sekarang sobat,setidak nya kalau tabungan ku sudah cukup"
"Mudah mudahan tabungan kamu tidak cukup"
"Doa kamu begitu jelek pada ku"
"Karena gak ada Lo gak rame"kami tertawa sekilas bang Pram memandang kami
"Sebenar nya tabungan ku sudah cukup"
"Uang dari mana?
"Ibu bang Pram memberi kan ku sebuah ATM dan saldo nya belum pernah aku lihat karena belum pernah aku pakai"
"Aku doakan semoga ATM nya terblokir"
"Doa kamu jelek semua"lagi lagi kami tertawa,sebuah pengumuman agar kami memakai sabuk pengaman karena pesawat akan landing,ah akhirnya kami sampai juga
"Kita naik apa kerumah kamu mik?
"Naik bus saja"
"Tidak,,tidak,kita akan rental mobil saja kebetulan ada teman Abang di sini merentalkan mobil"dengan naik taksi kami menuju tempat di mana teman bang Pram
"Eh sobat"sapa teman bang Pram"mimpi apa kamu sampai ke Medan?
"Saya mau kerumah mertua"
"Kamu sudah menikah"
"Bahkan aku akan menjadi calon ayah"begitu bangga nya bang Pram mengucapkan kata kata itu pada teman nya
"Ini istri kamu?dengan memandang ku"Cantik banget istri kamu"dia tersenyum"yang di sebelah?
"Sepupu istri saya"
"Saya kira istri kedua mu"
"Saya mau pakai mobil kamu?
"Boleh tinggal pilih yang mana?
"yang ini saja"dengan menunjuk mobil Fortuner"saya bawa dulu ya"
"silahkan sobat"sebenar nya aku ingin naik di sebelah Aminah tapi aku tidak mungkin menolak ketika bang Pram membuka pintu mobil untuk ku,lagian apa kata teman nya
"kita berangkat dulu ya"
"hati hati Pram"mobil melaju pelan pelan,
"kamu lelah dek?aku hanya diam tidak menjawab pertanyaan nya"kalau lelah bilang"tetap aku tidak menjawab nya,aku merasakan punggung dan pinggang ku terasa sakit,kepala ku juga pusing,mobil berhenti dan bang Pram membuka pintu mobil dan berjalan menuju pintu mobil ku setelah itu dia mendorong kursi yang aku duduki agar lebih ke belakang dan aku bisa sedikit berbaring.tanpa sengaja dia mencium pipi ku
"gimana sudah nyaman"
"sudah"jawab ku dengan gugup,mobil melaju lagi setelah bang Pram masuk ke dalam mobil,tanpa ragu bang Pram mengusap perut ku yang bundar,ingin aku menolak tapi itu tidak mungkin karena dia adalah ayah dari calon anak anak ku.
"eh anak ayah gerak gerak"ucap nya dengan tersenyum"ini ayah nak,ayah"kata nya"maafkan ayah yang sudah menyakiti hati ibu kalian,percayalah nak ayah tidak sengaja melakukan semua itu"Aminah menatap iba ke bang Pram,aku hanya diam dan pura pura tidur"ayah menyayangi kalian begitu juga pada ibu kalian,ayah tau ibu kalian marah dan membenci ayah karena semua ini"dia masih tetap membelai perut ku"ayah minta maaf ya karena sudah mengabaikan kalian"wajah bang Pram kelihatan sedih ketika aku tidak merespon ucapan nya
Masih Mengantarkan ku
Share this novel