Rumah kediaman letjen.prambudi suami ku sudah sunyi semua keluarga sudah pulang ke rumah nya masing masing begitu juga dengan keluarga,rumah yang tadi nya ramai acara pernikahan ku juga sudah sunyi dan bersih
"Miko"
"iya Bu"sahut ku dengan berjalan ke arah nya,aku melihat ibu mertua ku sedang duduk santai dengan bapak mertua ku
"dimana suami kamu?
"lagi di kamar Bu"
"apa kalian gak lapar?aku tersenyum dengan memegang pundak ibu
"lagi sibuk buka kado Bu"
"buka kado apa buat cucu untuk kami"ledek ibu yang membuat ku tersipu malu
"ibu bisa saja"sahut ku
"panggil suami kamu dan bilang kalau kami sedang menunggu di meja makan"
"baik Bu"Jawab ku dengan mengecup pipi nya dan berjalan menuju kamar
"menantu mama itu memang unik ya ma"
"tapi mama suka pa,anak nya baik sederhana dan sopan"mereka tersenyum
"bang"panggil ku dengan memegang pundak nya yang sedang sibuk membuka kado.
"ya"
"ibu sama bapak sedang menunggu di meja makan"
"Abang sudah kenyang"
"memang Abang makan apa?
"makan kamu"dia langsung mendorong ku dan melumat bibir ku sampai aku tidak bisa lagi bernafas.
"sabar!!"jerit ku dengan manja
"Abang sudah gak sabar"
"makan lah dulu bang orang bapak sama ibu sudah menunggu lagian kalau tidak makan nanti Abang tidak ada tenaga untuk melewati gawang miko"kata ku dengan tersenyum
"kamu menantang Abang?
"tidak,,,biar stamina Abang kuat saja"elak ku
"pandai kamu ya"kata nya gemas dengan mengecup leher ku yang jenjang.
"sudah ah"kata ku bangkit dengan merapikan baju dan rambut ku yang sedikit berantakan,dan aku melihat tanda merah di leher ku "kan,,,Abang"rengek ku dengan manja
"kenapa dek?
"lihat ini?menunjuk leher ku yang merah
"ya kenapa?
"segan sama ibu dan bapak"
"mereka juga pernah muda dek"sahut nya"udah makan yuk"dia menggandeng tangan ku dengan mesra,kuku tangan dan kaki kami merah merona karena Inai. kami duduk kan benar ibu tersenyum melihat leher ku,agak ku pijak sedikit kaki bang Pram dan dia hanya tersenyum menanggapi nya.
"kamu kapan kembali bertugas Pram?suara papa nya memecahkan keheningan
"dua hari lagi pa"
"terus gimana dengan istri kamu?papa memandang ke arah ku
"untuk sementara ini Miko akan tetap kerja pa,lagian tempat kerja Miko sama jarak rumah gak terlalu jauh"
"tapi ingat ya Miko kamu harus sering kemari?
"tentu Bu"jawab ku
begitu selesai makan kedua orang tua bang Pram langsung menuju ruang tv sementara aku sibuk membantu Bu Sarita
"sudah mbak biar bibi saja"
"tidak papa bi,lagian saya juga bagian dari rumah ini"
"tapi bukan berarti mbak Miko mengerjakan semua kerjaan bibi"
"tidak semua bi hanya sekedar membantu"sahut ku tapi bang Pram langsung menarik tangan ku dan mengajak nya ke kamar
"sabar dikit bang"
"Abang sudah tidak sabar dek" begitu sampai kamar bang Pram langsung membaringkan tubuh ku dan melumat bibirku sampai tenggelam ke mulut nya sehingga membuat nafas ku tersengal dan selanjut nya aku merasakan nyeri dan pedih di bagaian kewanitaan ku,hilang sudah mahkota yang ku jaga selama ini tapi aku merasa bahagia karena aku menyerah kan pada suami ku,aku menangis itu membuat bang Pram yang tergeletak karena lelah di sebelah ku terbangun dan mencium kening ku dengan lembut
"kenapa dek?tanya nya bingung"sakit kah?pertanyaan yang lucu walau umur bang Pram tidak muda lagi ini kali pertama nya dia melakukan hal ini.
"iya"Jawab ku dengan mengangguk kan kepala
"maafkan Abang ya dek"
"ini sudah menjadi kewajiban Miko sebagai istri Abang"dia memeluk ku dengan mesra dan rasa nya dia tidak ingin melepaskan ku walau itu hanya sedetik.
Aku turun dari ranjang menuju kamar mandi tapi aku benar benar merasakan nyeri di bagian area sensitif ku,bang Pram memandang iba ke arah ku,dan bang Pram tersenyum melihat bercak darah menempel di selimut.sementara aku di kamar mandi menangis menahan sakit
"teman ku bohong kata nya malam pertama itu indah,,indah apaan"dalam hati ku"aku akan bertanya sama Zahra apa dia merasakan hal yang sama seperti yang ku rasakan ketika malam pertama"ku basuh muka dengan air setelah itu aku kembali ke kamar dan tidur
"kita tempur lagi dek?
"ha!!jerit ku
"kenapa terkejut dek?tanya nya dengan tersenyum"Abang ingin cepat cepat kamu hamil"dengan mengusap perut ku"semoga setelah ini kamu hamil ya dek"
"amin"sahut ku,dengan tidur miring ku peluk tubuh kekar suami ku dan sesekali ku usap dada nya.
"dua hari lagi Abang berangkat tugas dek"
"ya Miko tau bang"sahut ku
"kamu harus jaga kesehatan makan yang teratur dan jangan selingkuh"ku tepuk dada nya"Auh sakit dek"
"Abang meragukan kesetiaan Miko"
"tidak,,,tapi Abang hanya takut kalau kamu akan selingkuh"aku hanya tersenyum"Abang gak akan sanggup kehilangan kamu dek,karena kamu segala nya bagi Abang"
"gombal"
"Abang seperti puber lagi dek"aku tersenyum dengan mencium pipi nya.
"percaya sama Miko bang"
"Abang percaya dek"dan bang Pram mengulangi permainan nya lagi,kali ini dia lebih hati hati menembak ku karena dia tau aku masih merasakan sakit dan nyeri di bagian area ku.
suara adzan berkumandang aku segera mandi dan shalat begitu juga dengan suami ku dia sebagai imam,selesai shalat aku mengikat rambut ku yang sedikit basah karena habis mandi wajib,aku berjalan dengan sedikit tertatih
"sakit dek?tanya bang Pram memandang ke arah ku
"kenapa Abang selalu bertanya seperti itu"
"Abang gak tega lihat kamu jalan nya seperti itu"aku hanya meremas tangan nya dan kami berjalan menuruni anak tangga bersama,dia menunggu ku di meja makan sedangkan aku ke dapur untuk membuat kopi
"sudah bangun mbak?bi Sarita menyapa ku dengan tersenyum
"sudah bi,eh bi saya mau buat kopi untuk bang Pram takaran gula nya berapa bi?
"oh,,,gula nya satu sendok teh mbak,karena mas Pram gak suka minum kopi terlalu manis"
"terima kasih bi"aku langsung membuat nya dan membawa nya ke meja makan
"ini bang"dengan meletak kan di atas meja
"kamu gak minum teh dek?
"Miko kalau bangun tidur hanya minum air putih bang"kami saling pandang dan tersenyum
"jangan terlalu serius memandangi Miko bang"
"kenapa?
"nanti luntur kecantikan Miko"bang Pram tambah tertawa,dan dia mengusap tangan ku dan mencium nya,aku sebenar nya sangat tidak rela bila harus berpisah dengan bang Pram,tapi aku lebih tidak mungkin ikut tugas dengan nya karena yang ada aku merepotkan nya
Malam Pertama
Share this novel