aku telah selesai menamatkan sekolah tingkat pertama ku dan kini aku ingin melanjutkan di sekolah tingkat atas
"Mak"panggil ku
"ada apa Pudan?
"aku mau melanjutkan sekolah lagi lah Mak"
"adu Pudan,,,mau kemana lah kau
melanjutkan sekolah nya itu?tanya mamak ku,kalau di daerah kami Pudan itu sebutan untuk anak paling bungsu paling Ragel
Oh iya perkenalkan nama ku Miko Damanik,pasti kalian beranggapan kalau aku adalah seorang anak laki laki,kalian semua salah aku seorang anak perempuan anak ke enam dari enam bersaudara,kelima saudara ku laki laki semua jadi mamak sama bapak ku memberi nama ku seperti nama anak laki laki dan aku bangga dengan nama ku dan aku juga beragama muslim
"aku mau masuk SMK Mak"
"sekolah SMK itu mahal mi"
"gak mahal pun Mak,kawan kawan ku semua masuk di SMK Mak"mamak terdiam,aku tau aku lahir dari keluarga kategori miskin sekali,bahkan karena miskin nya Abang ku yang nomor tiga,empat dan lima merantau sedangkan Abang ku yang pertama dan kedua sudah menikah,
"nanti kalau bapak mu sudah pulang baru kau bicara lah,apa bapak mu mengizinkan atau tidak"
"tapi Mak"
"sudah,,,sudah,,,bersabarlah menunggu bapak mu ya"
aku termenung apakah bapak mengizinkan aku melanjutkan sekolah atau tidak karena kelima Abang ku hanya tamat sekolah dasar,aku ingin merubah nasib bapak sama mamak ku,tapi bapak ku punya pikiran kolot kalau anak perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi tinggi nanti kalau sudah menikah ke dapur juga,itu alasan bapak ku kenapa Abang ku semua tidak ada yang mengecap pendidikan sampai SMP atau SMA. aku berharap harap cemas,akhir nya bapak pulang juga
"sudah pulang pak?tanya ku
"sudah mang"panggilan sayang untuk ku
"bapak mau minum kopi?bapak tersenyum,ini memang kebiasaan ku kalau bapak pulang kerja aku selalu membuatkan kopi untuk nya
"kau memang anak bapak mang"aku tau kalau bapak sama mamak ku memang orang tua penyayang,mereka tidak pernah menghajar atau memukul anak nya walaupun anak nya bersalah,kedua orang tua ku cukup menasihati kami,sungguh orang tua yang sangat bijak maka nya kami sebagai anak selalu menghormati nya,kopi sudah selesai dan ku antar pada bapak
"kemana mamak mu mang?
"tadi ada pak,tapi ku rasa tempat tulang Barus pak"
"ngapain pula mamak kau kesana?tanya bapak dengan menyeruput kopi nya yang masih panas
"ada penting kayak nya pak"bapak begitu menikmati kopi nya dengan duduk di tempat tidur yang terbuat dari bambu yang di letak kan di depan rumah,semua orang tidak ada yang merasa kami miskin karena di sini semua penduduk nya seperti ini tidak ada barang mewah di rumah hanya tv yang berukuran 14"inc itu barang yang paling berharga.
"pak"panggil ku
"ada apa?tanya bapak
"boleh aku berbicara pak?
"bah,,,dari tadi nya kau sudah bicara Pudan ku"
"tapi ini lain pak"
"apa itu,bicaralah"
"apa bapak tidak keberatan?
"keberatan apa?aku sedikit ragu untuk menyampaikan niat ku
"aku,,,,"belum lagi aku mengatakan sesuatu tapi dada ku sudah berdetak kencang
"eh,,,kenapa kau diam mang?tanya bapak"apa kau sakit?
"tidak pak"
"lalu apa?
"apa bapak tidak marah?tanya ku dengan memainkan jari ku yang lengking
"macam mana bapak mau marah kalau kau belum mengatakan apa pun pada bapak mu ini"
"aku pengen melanjutkan sekolah pak"bapak hanya diam dengan memandang ku dan tidak mengatakan apa pun"kawan kawan ku sekolah semua pak,termasuk anak tulang Barus,anak Nantulang Rambe,anak Edak Siregar semua nya pak"kata ku dengan keberanian tingkat dewa,aku menunggu jawaban dari bapak tapi bapak hanya diam sambil menikmati kopi buatan ku,bapak menarik nafas sedikit berat
"kalau kau sekolah apa mampu bapak sama mamak mu membiayai nya mang"?tanya bapak kembali pada ku
"yang terpenting bapak izinkan dulu aku sekolah pak"
"saat ini bapak belum ada uang Pudan ku"aku tau,untuk menghidupi aku dan mamak saja bapak sudah berjuang dengan bekerja di kebun salak pak tua ku Abang dari bapak
"aku sambil bekerja pak"
"memang nya bisa sekolah sambil bekerja?tanya bapak pelan dengan menatap ku
"bisa pak"jawab ku dengan semangat 45
"sebenar nya bapak itu kepengen juga kau bisa melanjutkan sekolah mang tapi yang kau tau nya kehidupan kita ini yang bagaimana"
"aku gak mau pak hidup ku macam Abang Abang ku pak"kata ku sambil menangis sehingga bapak bangun dari duduk nya dan mendekati ku"dan bapak lihat kan mereka hanya tamat sekolah dasar dan setelah itu merantau di luar daerah dan bekerja sebagai kuli bangunan"
"jangan kau menangis Pudan"kata bapak menenangkan ku
"aku benar benar pengen sekolah pak"dengan menghapus air mata ku
"kita tunggu dulu mamak kau pulang ya?kata bapak begitu pelan,aku sangat berharap bapak dan mamak ku mengizinkan ku untuk sekolah"mandi dulu lah kau,dan tengok apa masih ada lauk yang bisa kita makan malam ini"
"masih ada pak sambal ikan asin pak"jawab ku dan berdiri menuju sumur belakang,untuk mandi saja aku harus berjalan begitu jauh,setelah sampai tidak mandi begitu saja karena aku harus menimba air sedalam sepuluh meter,sungguh miris kehidupan keluarga ku,setelah selesai mandi aku kembali kerumah bukan dengan tangan kosong aku membawa timba berisi air
"sudah mandi kau Pudan?
"sudah Mak,dari mana nya mamak?tanya ku
"dari rumah tulang Barus"
"tadi bapak nanya kemana mamak pergi"
"iya tadi mamak sudah bicara sama bapak mu"
"di izin kan nya aku sekolah Mak?tanya ku penuh harap
"bapak mu bilang tunggu dulu panen salak di kebun pak tua mu baru bisa kau sekolah Pudan"
"lama lagi lah itu Mak"kata ku pelan
"bersabarlah,mudah mudahan ada rezeki yang lain nanti bapak mu dapat"
"amin"jawab ku
Aku sedang duduk di depan tv yang layar nya begitu kecil sehingga yang di dalam tv pun kelihatan kecil semua,tapi ini hiburan aku dan keluarga ku satu satu nya.
"mang,,,,Amang"panggil bapak,aku berdiri dan berlari kecil menuju bapak
"iya pak"
"sudah makan nya kau?tanya bapak
"sudah pak"bohong ku
"yang gak selera makan nya dia pak"
"kok bisa begitu?
"karena di pikiran nya sekolah saja pak"aku diam dengan menunduk kan kepala,
"duduk sini"kata bapak dengan menepuk Nepuk tikar di sebelah nya,di rumah ku tidak ada sofa atau kursi yang lain nya yang ada hanya tikar usang yang terbentang di lantai tanpa keramik,jangan kan keramik semen pun tidak ada,aku menuruti kata bapak dan duduk disebelah nya
"sudah bapak putuskan kau boleh melanjutkan sekolah"aku terkejut dan langsung melonjak kegirangan"tapi tunggu panen dulu buah salak di kebun pak tua mu ya"aku langsung terdiam karena menunggu tiga bulan lagi buah salak itu baru panen.
"kalau menunggu buah salak pak tua panen ketinggalan aku mendaftar nya pak"
"jadi mau kek mana lah bapak buat mang"aku menangis dan berlari ke ke kamar,bapak dan mamak hanya diam dengan menarik nafas
Melanjutkan Sekolah
Share this novel