Malam ini aku benar benar kecewa dengan suami ku atas balasan wa nya pada ku,bagaimana mungkin bang Pram bisa bicara seperti itu
"duduk lah"kata Aminah dengan membantu ku untuk duduk"ini pesanan kamu"begitu melihat bakso aku mual dan selera makan ku hilang
"kamu mual?tanya nya karena melihat ku berbaring,telpon ku berdering panggilan masuk dari wa
"suami kamu mik?
"biarin saja"
"eh ada apa dengan kamu?
"aku lagi tidak mood"Aminah dan Zahra saling pandang,sampai 10 panggilan tidak terjawab
akhir nya Zahra yang mengangkat nya
"halo mas"
"lho kok kamu yang angkat telpon nya,istri saya mana?Zahra langsung mengarahkan ponsel ke arah ku
"lho istri saya kenapa?aku tidak memandang nya
"mual terus mas jadi kami bawa ke klinik"
"sampai separah itu kah?aku tetap diam,
"bisa saya bicara dengan istri saya?Zahra langsung memberikan ponsel nya pada ku dan mereka langsung keluar
"dek maafkan Abang, Abang hanya bercanda"aku tetap diam kelihatan sekali wajah ku yang pucat"Abang serius dek,sebenar nya dari tadi Abang gak percaya kalau Abang akan menjadi seorang ayah dek"aku tetap diam menatap nya dengan sesekali mengusap kepala ku yang terasa pusing.
"dek,,,,"
"Miko tidak suka sama candaan Abang"kata ku pelan dengan menangis
"jangan menangis dek,sungguh Abang hanya bercanda"
"tapi candaan Abang membuat Miko kecewa,kalau Abang memang tidak mengakui ini anak Abang lebih baik Miko gugurin saja"kata ku dengan mengusap perut ku
"jangan!!!teriak nya"kamu tau dek begitu kamu mengirim hasil tes dan USG anak Abang,Abang begitu bahagia sampai semua bawahan Abang kasih tau,dan mereka memberikan selamat pada Abang"aku tetap diam"dek"panggil nya lembut,dan aku di kejutkan dengan suara ledakan
"bang!!!!jerit ku tapi ponsel ku sudah terputus,aku berusaha menelpon nya kembali tapi tidak bisa
"Zahra,Aminah!!!!jerit ku dan mereka langsung berlari ke arah ku
"ada apa mik?mereka kebingungan melihat ke arah ku yang menangis
"apa yang terjadi?
"bang Pram Ra,,bang Pram min"
"iya kenapa?aku menangis sambil menggelengkan kepala
"ledakan"
"ha ledakan?maksud kamu suami kamu kena ledakan?
"aku tidak tau"
"telpon"
"tidak bisa"
"kita tunggu dulu ya?peluk Zahra
aku menangis dan tidak tau apa yang harus aku lakukan,kenapa tadi aku harus marah pada bang Pram,bukan kah bang Pram sudah mengatakan kalau dia hanya bercanda dan meminta maaf,bodoh nya aku batin ku dengan memukul ranjang rumah sakit
"kamu kenapa mik?
"tidak ada apa apa"
"terus kenapa kamu terus memukuli ranjang?
"aku takut Zahra,,,,"
"tidak akan terjadi apa apa dengan bang Pram mu"mereka menghibur ku
"ya mungkin saja"tapi hati ku masih ragu dengan apa yang di katakan kedua teman ku,kalau memang tidak ada apa apa kenapa telpon bang Pram terputus dan suara itu,suara ledakan atau suara tembakan?tapi begitu jelas,aku tidak akan sanggup menjadi janda dengan kondisi seperti ini dan anak ku,aku menangis kembali dengan membelai perut ku,
"jangan menangis,dan jangan stres karena bahaya buat janin yang ada dalam perut kamu"
aku harus kuat ya aku harus kuat,memang seperti inilah istri seorang pengabdi negara,mereka harus siap ketika suami pergi bertugas tapi aku tidak.
ketika aku terbangun waktu sudah menunjuk kan angka sembilan pagi dan teman ku sudah rapi semua
"kamu sudah bangun mik?tanya nya dengan melihat wajah ku dengan mata sembab bibir pucat
"iya"
"apa aku sudah di izinkan untuk pulang?
"kita tunggu dokter Kinan ya?aku mengangguk kan kepala
"apa hari ini kamu mau masuk kerja mik?
"tidak,aku hari ini akan pulang ke rumah ibu bang Pram aku mengambil cuti satu Minggu"
"itu lebih baik,karena kami takut kamu kenapa kenapa"mereka saling pandang dan dokter Kinan masuk
"bagaimana keadaan nya mbak Miko?
"Alhamdulillah dokter sudah mendingan"jawab ku dan dokter Kinan melihat mata ku yang sembab
"bagus dan hari ini mbak Miko sudah boleh pulang"
"Alhamdulillah"sahut kedua teman ku
bersamaan"kandungan nya sehat kan dok terus ibu nya berarti juga sehat dong dok?pertanyaan Zahra
"iya,ibu dan calon bayi nya sehat"
"syukurlah dok kami lega mendengar nya"dokter Kinan tersenyum.
"sebelum pulang nanti suster akan memberi obat nya dan jangan lupa di minum ya mbak,kalau begitu saya permisi"Zahra dan Aminah langsung menyerbu ku dengan pelukan yang erat dan pelukan itu lepas ketika seorang suster masuk ingin melepaskan jarum infus yang terpasang di tangan kiri ku
"maaf"
"silahkan sus"aku berbaring kembali dan tidak butuh waktu lama untuk melepaskan jarum infus,begitu selesai suster keluar dan aku langsung ke kamar mandi untuk membasuh muka ku dan menggosok gigi karena setelah ini aku langsung ke rumah ibu mertua ku
"kita antar ke depan ya?kata Zahra begitu aku keluar dari kamar mandi
"kalian tidak masuk kerja?
"izin"
"pak bos ngizinin kalian berdua?
"iya"
"suami kamu?
"barusan nelpon dan mau jemput"
"terima kasih Zahra,terima kasih Aminah tanpa kalian aku tidak tau"
"jangan bicara begitu,kita sahabatan sudah cukup lama"aku tersenyum
"terima kasih untuk semua nya sobat"
mereka lagi lagi memeluk ku,tinggi badan mereka berdua hanya sebahu ku karena di antara kami bertiga aku yang paling tinggi dan memiliki paras yang cantik juga jatuh pada ku dan kepintaran juga pada ku,tapi ah sudah lah.
"ini mbak obat nya"
"harus di minum terus ya sus?
"kalau masih mual dan pusing minum aja mbak,tapi kalau sudah tidak mual dan pusing jangan di minum lagi ya mbak"
"terima kasih sus"
"eh siapa yang bayar semua nya?
"kami"
"aduh terima kasih,tapi kalau kalian berdua membutuhkan nya bilang saja pada ku"
"oke bos"
"kamu langsung ke Bogor atau bagaimana?
"iya,mungkin aku satu Minggu di sana"
"bakalan rindu kami sama kamu mik"
"iya habis selama ini kita kan selalu bersama seperti trio sabun colek"sahut Aminah yang membuat aku tersenyum
"cuma seminggu"
"bakalan sunyi kantor tanpa kamu mik"
"ada Zahra"
"kalau dia mah jangan di harap"
"kenapa?
"kalau gak ada kamu sudah mau jalan sama dia alasan nya suami aku gak mau di tinggal"
"bener kali min"
"bener apaan,memang nya suami kamu anak kecil yang gak mau di tinggal?mereka berdua tertawa
Share this novel