Aku jalan dengan santai dengan menenteng tas ku
"deer"aku begitu terkejut sampai tas ku terjatuh,ini pasti ulah kedua sahabat ku
"kalian"kata ku dengan membalik kan badan ku,tapi mereka justru terkejut melihat mata ku yang sembab
"kamu,,,kenapa mata mu sembab,apa yang terjadi kawan?aku mengusap mata ku"kamu nangis satu malam?
"tidak"jawab ku dengan mengambil tas ku yang jatuh di lantai
"lalu kenapa mata kamu bisa sembab seperti ini?
"sudah,,kita masuk dulu"aku jalan duluan di ikuti dengan mereka yang menatap ku dari belakang,aku langsung masuk ruangan ku,sementara Zahra dan Aminah beda ruangan dengan ku,
"aku akan mengurus perceraian ini secepat nya"kata ku pelan"aku tidak akan bisa hidup di madu,karena bang Pram pasti lebih dekat dengan mbak Mirna karena mereka satu kerjaan"kata ku dengan mengambil ponsel ku,panggilan tidak terjawab,maaf bang Pram mulai sekarang Miko tidak akan mengangkat telpon dari abang.telpon di meja ku berdering
"iya pak"
"bisa kamu keruangan saya?
"baik pak"telpon di tutup,aku merapikan baju ku,pak bos menelpon ku untuk ke ruangan nya
"tok,,tok,,tok"
"masuk"
ceklek,suara handle pintu aku buka
"silahkan duduk"
"ada yang bisa saya bantu pak?pak Burhan menatap ku begitu serius
"kamu hamil?
"iya pak"aku sedikit ragu menjawab nya
"hebat Pram ya,dalam waktu satu bulan dia bisa membuat kamu hamil,sementara saya"ada kesedihan di mata pak Burhan"sampai sekarang saya belum memiliki keturunan"senyum nya begitu kecut"kamu sudah sehat?tanya nya dan aku heran kenapa pak Burhan jadi perhatian seperti ini,sebelum nya dia selalu cuek dengan keadaan di sekitar nya
"sehat pak"
"pasti Pram sangat bahagia sekali ya mik?
"tentu pak"
"oh ya,ini laporan keuangan Minggu ini,tolong kamu cek jika ada kesalahan kamu perbaiki ya,kalau sudah selesai kamu antar pada saya"
"baik pak,apa ada lagi?
"tidak"
"kalau begitu saya permisi pak"
"silahkan"aku bangkit dan keluar untuk menuju ruangan ku,hari ini aku benar benar sibuk karena selama aku cuti satu Minggu membuat kerjaan ku menumpuk,hingga sampai makan siang aku juga belum selesai mengerjakan nya.
"makan siang yuk"ajak kedua sahabat ku yang langsung masuk tanpa mengetuk pintu sehingga membuat aku terkejut
"bisa tidak kalau masuk permisi?
"selama ini juga seperti ini"mereka tersenyum"sensitif banget sih kamu"
"lagi hamil Ra"aku hanya diam dengan menatap mereka"makan yuk aku udah lapar banget ni"
"kalian berdua duluan ya,,aku masih belum menyelesaikan pekerjaan ku"
"bagaimana mungkin kami bisa meninggalkan kamu sendirian"
"kalau begitu aku turun ya pesan makanan nya"
"boleh,,kamu pesan apa mik?aku menatap Zahra dan Mirna bergantian begitu dalam.
"kenapa kamu memandang kami seperti itu,apa yang sedang kamu pikirkan?
"tidak ada"jawab ku dengan menarik nafas"aku pesan ayam sambal kecap ya,dan jus terong Belanda"kata ku dengan menyerahkan uang lima puluhan pada Minah
"itu aja?aku menganggukkan kepala
"kalau aku seperti biasa Minah"
"oke"Minah pergi meninggalkan ruangan ku,Zahra mengambil kursi dan duduk di samping ku
"sudah tidak mau kah kamu berbagi cerita dengan kami mik"kata Zahra membuat aku terkejut
"aku tidak tau harus mulai dari mana Ra"
"apa yang terjadi?aku lihat kamu baik baik saja dengan mertua mu"
"aku bingung apa yang harus aku lakukan"
"kamu membuat aku bingung Ra"
"kamu cepat banget Minah?
"si Nono aku suruh ke kantin"Jawab nya dengan duduk di sebelah Zahra,ku belai perut ku yang masih datar dan aku memeluk kedua sahabat ku sambil menangis
"apa yang sedang terjadi?Aminah begitu bingung dan heran
"katakan mik apa sebenar nya yang sedang terjadi?mereka semakin penasaran ketika melihat ku menangis dengan sesenggukan
"aku telah dikhianati Zahra,Aminah"
"tutup pintu nya Minah"perintah Zahra
"siapa yang mengkhianati kamu,katakan?
"bang Pram Zahra"begitu mendengar kata Pram Aminah terdiam dengan berdiri
"maksud kamu apa?bicaralah yang jelas Miko"
"bang Pram menghamili wanita lain"aku menangis lagi dipelukan Zahra
"berani sekali dia mengkhianati mu"
"aku tidak tau,,,,ternyata mereka memiliki hubungan sebelum bang Pram menikahi ku"
"kamu tau dari mana?
"tadi malam ibu menelpon bang Pram dan tidak sengaja aku mendengar semua nya,hati ku sangat sakit"kata ku dengan menepuk dada ku
"tenang lah Miko,ingat ada dua makhluk kecil yang sedang tumbuh di rahim kamu"
"aku tidak bisa berbagi suami dengan wanita lain Zahra,apa lagi sekarang mbak Mirna juga hamil anak bang Pram,apa yang harus aku lakukan?katakan lah Zahra,katakan lah Aminah"mereka menatap ku begitu iba"sepanjang malam aku memikirkan semua ini?Zahra merengkuh ku dalam pelukan nya
"tenang Miko,semua nya akan baik baik saja"
"aku tidak kuat Zahra"
"kamu harus kuat Miko,ada aku sama Aminah"
"tok,,tok,,tok"Aminah berdiri dan membuka pintu,ternyata Nono mengantar pesanan
"terima kasih ya no"
"iya mbak"Aminah langsung menutup pintu dan meletak kan makanan nya di atas meja
"terus apa yang akan kamu lakukan?
"aku sudah bicara dengan ibu untuk mengurus perpisahan ku dan bang Pram"
"apa jawaban ibu nya bang Pram"
"tidak ingin perpisahan"
"kamu ingin berpisah dengan suami mu?
"iya"jawab ku dengan menghapus air mata ku"aku tidak ingin menjadi madu nya,dan akan lebih sakit jika kami bersama tapi ada mbak Mirna"
"Miko"mereka memeluk ku"jangan khawatir Miko kami akan selalu ada buat kamu"
"terima kasih Zahra,terima kasih Aminah"
"makan yuk,keponakan Tante juga harus makan"Aminah membuka pesanan kami,sebenar nya aku tidak selera sedikit pun tapi aku ingat kedua calon anak yang berada di dalam perut ku butuh nutrisi .
aku memasukan ayam sambal kecap sedikit demi sedikit masuk ke dalam mulut ku,mungkin kalau aku tidak hamil aku akan lari dan pergi meninggalkan kota ini tapi sekarang keadaan nya berbeda.
"kenapa melamun,makan lah"aku tersenyum
"ini juga di makan"
"Miko entar malam aku tidur di rumah kamu ya"
"entar pacar kamu marah lagi"
"kenapa mesti marah dia lagi keluar kota selama seminggu"
"sama dong dengan misua ku,dia juga lagi keluar kota"
"sungguh kalian akan menemani ku malam ini"
"tentu dong Miko,setidak nya nanti malam kita bergadang ya"
"sampai pagi?tanya ku
"tidak baik wanita hamil tidur terlalu larut malam"
"bisa aja Lo"dengan mendorong tubuh Aminah
aku bisa menyunggingkan senyum di bibir ku.terima kasih sahabat ku.
Share this novel