Aroma mie goreng membuat perut ku mual,dengan berlari kecil aku menuju kamar mandi,aku benar benar menumpahkan isi perut ku yang cuma air,setelah itu ku cuci mulut ku,pukul berapa sekarang ku lihat jam yang terpasang di pergelangan tangan ku sudah pukul 19.00 wib aku belum mandi.
"mik"panggil Aminah begitu aku berjalan keluar
"ya"langkah ku berhenti
"makan dulu yuk"
"aku boleh mandi sebentar"kataku meminta izin
"ya ampun Miko,,,kami ini sahabat kamu bukan majikan kamu,masak mandi aja minta izin ke kita"aku tersenyum dan langsung mandi,Zahra dan Aminah saling pandangan
"Miko jadi pendiam ya Minah?
"iya"
"bawaan hamil atau karena masalah nya ya?
"hm,,,tidak tau"
"tega banget mas Pram ya"
"tau,,,dia sudah menyakiti sahabat terbaik kita"
"kalau dekat udah aku gampari Ra"
"siapa,,,mas Pram?
"ya iyalah"
sementara aku di kamar mandi memandang wajah ku melalui cermin besar yang terletak di dinding kamar mandi
"sebenarnya apa kekurangan Miko bang sehingga Abang tega mengkhianati Miko"lirih ku"dan apa Abang tau,kalau Miko belum hamil Miko akan ikhlas kalau bang Pram menikah dengan mbak Mirna"kata ku dengan mengusap perut ku"tapi ya sudahlah semuanya sudah terjadi dan Miko akan mengalah bang"
"Aminah coba kamu cek ponsel Miko"mereka membuka tas Miko dan menemukan ponsel nya
"ada panggilan masuk dari suami nya Miko Zahra"
"angkat dan loudspeaker kan"
"halo"
"Dek"
"ini bukan Miko"
"lalu siapa?
"ini sahabat nya,kalau mas Pram nelpon Miko hanya mau menyakiti nya maka jangan menelpon nya"
"saya hanya ingin bicara penting"
"penting apa?Zahra melirik Aminah"kalau mau minta izin mau menikahi mbak Mirna silahkan tapi ceraikan dulu Miko"
"apa hak kamu berbicara seperti itu"
"hak ku,sebelum mas Pram mengenal Miko saya lebih dulu jauh mengenal nya"
"berikan ponsel nya pada Miko"
"dia lagi di kamar mandi"
"saya mohon berikan ponsel nya pada Miko"
"baik,tunggu sebentar"Aminah berjalan ke kamar mandi
"Miko,,mik"
"iya"jawab ku
"suami kamu nelpon ini"aku membuka pintu kamar mandi
"kenapa kamu angkat Aminah"
"tidak sengaja"
"kalau begitu matikan lah"
"dek,dengarkan penjelasan Abang dulu dek"teriak bang Pram di ponsel
"tidak ada yang harus di jelaskan karena semua nya sudah jelas"
"Abang mohon dek"terdengar suara nya begitu memelas,aku mengambil ponsel ku dari tangan Aminah dan menutup pintu kamar mandi
"apa yang ingin Abang jelaskan?
"Abang tidak sengaja dek"
"tidak sengaja kenapa mbak Mirna sampai hamil bang?
"Abang tidak tau dek"
"jika Abang ingin menikahi mbak Mirna ceraikan dulu aku"
"aku,kenapa kamu berubah dek"
"aku tidak berubah bang,tapi Abang yang merubah nya"
"Abang tidak suka kalau kamu mengatakan diri kamu aku"
"karena sebentar lagi aku bukan apa apa Abang"
"Abang tidak akan menceraikan mu,lagian di agama tidak di benarkan untuk bercerai ketika seorang istri Sedang hamil"
"baik,berarti aku akan ke deroktorat"
"untuk apa?
"menjelaskan"
"bahwa Abang menikah lagi?
"ya"
"kalau itu membuat adek senang Abang terima dek"
"tunggu saja bang waktu nya akan tiba"
"adek beneran?
"ya"jawab ku ragu
"apa yang harus Abang lakukan untuk menebus kesalahan Abang dek?
"ceraikan Miko"
"itu tidak akan pernah Abang lakukan dek"
"sebenar nya mau Abang apa?!!!jerit ku"kenapa Abang tega sama Miko bang,kenapa?apa salah Miko bang,apa?aku menangis
"jangan menangis dek,Abang mohon"
"hati Miko sekarang sudah hancur bang,lebih baik Miko kembali ke Sumatra bang"
"apa tanggapan kedua orang tua adek tentang Abang?
"aku tinggal mengatakan kalau Abang sudah tiada"
"kenapa kamu jadi kejam dek?
"Abang yang membuat aku jadi seperti ini"
"tolong dek jangan ngomong aku,Abang tidak suka mendengar nya dek"
"suka tidak suka itu yang akan Abang dengar"aku menangis tersedu sedu"jangan pernah menelpon ku lagi"
"maafkan Abang dek"kata nya memohon sebelum aku mematikan ponsel ku.
Ku sandarkan badan ku di dinding kamar mandi,hati ku benar benar hancur karena nya.
"Mik,,Miko"suara Zahra memanggil ku
"iya,"
"buruan Mik,,jangan lama lama di air nanti kamu bisa masuk angin"
Dengan langkah gontai aku keluar dari kamar mandi menuju kamar,kedua sahabat ku lagi santai di ranjang keistimewaan ku
"kamu baik baik saja Miko?
"tentu saja"
"sungguh?aku menganggukkan kepala,maafkan aku sahabat ku,untuk saat ini aku tidak ingin mengatakan apa pun karena aku tidak ingin kelihatan sedih didepan kalian,tapi percayalah aku masih kuat menghadapi semua nya.setelah memakai pakaian aku berbaring di antara mereka
"kapan Abang mu menikah mik?
"oh iya"dengan menepuk jidat ku"kalau tidak salah dua bulan lagi atau bulan depan ya,aku lupa"
"kita ikut ya"
"aku juga belum minta izin dengan ibu bang Pram"
"berarti kamu ke rumah orang tua bang Pram dong mik?aku menganggukkan kepala"kalau mas Pram dan madu nya berada di sana apa yang harus kamu lakukan?
"aku tidak akan menemui bang Pram aku hanya ingin menemui ibu nya,jadi aku tidak ada urusan dengan nya"
mereka tersenyum dengan memeluk ku"tenang mik,kita akan menemani kamu ke rumah ibu nya mas Pram"
"aku sangat,,sangat bersyukur memiliki sahabat seperti kalian berdua"
"sudah malam tidurlah"kata ku,kami bertiga tidur satu ranjang,aku tidur ditengah dan kedua sahabatku berada disisi kanan dan kiri ku,mereka memeluk ku dengan mengusap perut ku yang masih rata
"tidur ya twin Ucok,mama kamu butuh energi untuk besok pagi"aku hanya tersenyum mendengar kan mereka yang berbicara dengan bayi kembar ku
"Tante sudah tidak sabar menunggu kalian berdua lahir"
"pasti lucu banget ya mik"
"aku tidak membayangkan jika mereka lahir,aku akan mengurus mereka berdua sendiri"buru buru aku mengusap air mata ku
"kamu jangan bersedih mik ada kita berdua"
"apa aku sanggup menjalani semua nya"
"kamu kuat mik aku yakin itu"
"jika kamu tidak kuat tidak mungkin kamu di beri kepercayaan memiliki bayi kembar sekaligus"
aku memeluk mereka untuk menghilang kan kesedihan ku,karena aku tidak memiliki kata kata lagi.
"mungkin akan lebih baik kalau aku melahirkan di kampung ku saja"
"apa kata mereka"
"aku bisa mengatakan pada mereka kalau bang Pram memang lagi tugas dan tidak bisa datang"
."sampai kapan kamu akan berbohong?
"sampai waktu nya tiba"jawab ku dengan menghela nafas ku yang terasa begitu berat.kedua sahabat ku menatap ku dengan pandangan penuh iba.
Share this novel