kenapa kepala ku tiba tiba terasa pusing dan badan ku terasa menggigil
"kamu kenapa mik?
"seperti nya aku demam"aku memijit keningku dan bapak menatapku
"kamu kenapa Pudan?
"kepala ku pusing sekali pak"
"istirahatlah"ucap bapak dengan memandang wajah ku yang kelihatan pucat,pak aku ingin mengatakan semua nya sama bapak tapi ini terlalu berat"kenapa melamun,masuklah!
"iya pak"aku berdiri di bantu oleh Aminah,sehingga semua memandang ku termasuk mamak ku
"kamu demam mik?tanya nya dengan berbisik ,aku tidak menjawab nya dan kami masuk kedalam kamar.
"itu anak kakak?tanya besan perempuan mamak
"iya kak,dia Pudan ku dan anak perempuan satu satu nya kami punya"
"dia sudah menikah?
"sudah"
"kenapa tidak mengabari kami kak?
"nikah nya di Bandung tempat suami nya"pandangan nya penuh curiga mungkin dia menganggap Pudan ku hamil duluan kali,batin mamak"suaminya seorang Letjen dan tugas nya di Papua jadi punya waktu cuma satu Minggu jadi kami yang harus kesana"
"bah hebat Pudan kakak ya mendapat kan jodoh seorang Letjen,jadi apa kegiatan Pudan kakak Sekarang?
"dia juga bekerja di perusahaan di bidang apa ya,lupa aku,tapi rumah ini hasil dari kerja keras nya kak"
"bah Boru Panggoaran tapi sukses ya kak?
"Alhamdulillah"
"suami nya tidak ikut?
"lagi tugas"jawab mamak,tatapan bangga kepada ku terlihat jelas,sementara aku di kamar sedang di pijit oleh Aminah
"aku panggil Tante aja ya?
"jangan mamak ku masih sibuk menemani keluarga istri Abang ku"
"jadi aku harus bagaimana mik?kita ke dokter aja ya"
"ke dokter pun percuma,tidak di kasih obat"aku hanya diam menahan dingin yang teramat sangat
"jadi apa yang harus aku lakukan?
"duduk dan diam lah"
"bagaimana mungkin?
Ada mobil Fortuner masuk ke area rumah orang tua ku,mereka memandang mobil yang baru masuk karena mereka penasaran siapa tamu yang datang dengan membawa mobil pribadi sebab keluarga ku tidak memiliki saudara yang kaya,kebetulan mereka semua sedang duduk di tenda pesta,dan yang keluar bang Pram
"menantu kita pak?kata mamak,dengan penampilan yang begitu rapi meski usia nya empat puluh tahun tapi belum kelihatan tua,hanya kulit nya yang sedikit gelap,mamak dan bapak berdiri menyambut bang Pram
"kamu datang juga nak?tanya ibu dengan tersenyum bangga
"maaf pak Bu saya,,,?
"tidak apa apa masuklah"sepatu nya yang kilat di lepas nya,tubuh nya yang kekar menanda kan kalau bang Pram memang seorang angkatan
"duduklah"bang Pram duduk di sebelah bapak ku
"istri saya mana pak?
"ada di kamar,tadi kata nya kepala nya pusing,jadi bapak suruh masuk kamar saja"bang Pram memainkan cincin pernikahan yang melingkar di jari manis nya"minumlah"bapak menyerahkan segelas teh manis
"terima kasih pak,jangan repot repot kalau saya haus akan saya ambil sendiri"
"tidak usah begitu"kata bapak dengan menepuk punggung bang Pram,wajah Abang ku begitu bangga karena ini kali pertama nya dia melihat adik ipar nya suami adik perempuan satu satu nya,
"saya boleh masuk pak"?
"kenapa tidak,masuk lah"
"pak,Bu saya masuk dulu ya"pamit nya dengan penuh sopan santun,
"hebat sekali menantu mu ya bang?
"ah hanya beruntung saja nya Pudan ku mendapat jodoh seorang Letjen"
mereka semua tersenyum dan sibuk kembali dengan obrolan masing masing,sementara bang Pram menuju kamar ku dan
tok tok tok
"masuk tidak di kunci"kata Aminah dan Aminah begitu terkejut karena yang masuk bang Pram,aku tidak melihat nya karena badan ku terasa menggigil dengan di tutupi selimut
"kenapa dengan istri saya?suara bang Pram kenapa dia kemari dasar plin plan kata ku
"ngapain lagi mas Pram kemari?
"Kenapa dengan istri saya!!
"Jangan membentak mas karena ini di rumah Miko bukan rumah kamu"aku tidak bicara apa pun,bang Pram mendekati ku karena dia penasaran matahari begitu terik kenapa dia memakai selimut tebal dan badan nya kelihatan menggigil batin bang Pram,di pegang kening nya
"Kamu demam?kenapa tidak kamu bawa ke dokter?
"Di bawa ke dokter percuma mas dokter tidak akan memberikan suntikan atau pun obat karena Miko lagi hamil"
"Lalu kita harus diam begini saja?terlihat jelas wajah khawatir nya"kamu ikut saya"
"Kemana?
"Ke dokter"bang Pram membopong tubuh ku yang lemas dan di bawa keluar,semua orang terheran kenapa aku di bopong begitu juga dengan kedua orang tua ku
"Apa yang terjadi nak?
"Istri saya demam Bu"mamak memegang kening ku yang demam tinggi
"Jadi mau di bawa kemana nak?
"Ke dokter Bu"
"Ibu ikut ya?
"Ibu di rumah saja,biar saya dan Aminah yang membawa nya"
Mereka duduk kembali,dan aku di masuk kan ke dalam mobil,di duduk kan aku di depan dengan kursi di luruskan agar aku bisa berbaring
"Hoeekkkk"perut ku mual dan aku tutup pakai tangan,bang Pram hanya memandang iba kepada ku dan mencium kening ku"maafkan Abang dek"bisik nya lirih dan mobil pun melaju ke tempat praktek dokter umum,tidak butuh lama akhir nya kami berhenti di sebuah tempat praktek di sana tertulis praktek dokter umum,bang Pram membopong ku kembali dan di bawa masuk
"ada seseorang?ucap bang Pram
"ada apa pak?
"istri saya demam dokter"ucap bang Pram dengan membaringkan tubuh ku
"istri anda lagi hamil?
"benar dok"dia langsung memeriksa suhu tubuh ku
"tinggi sekali"kata nya"apa yang harus saya perbuat pak,saya tidak bisa memberi nya obat karena dia lagi hamil"
"lalu bagaimana dokter?wajah penuh khawatiran,digenggam nya tangan ku erat erat,
"tadi aja bentak bentak sekarang takut kehilangan kan Lo"batin Aminah
"di kusuk kan saja pak,kalau tidak turun juga demam nya di konpres pakai air hangat"
"kusuk nya dimana dokter?
"di dekat rumah yang pesta itu ada tukang kusuk"
"rumah pesta?rumah yang mau ada pesta itu rumah istri saya dokter"
"ini Miko"bang Pram mengangguk kan kepala
"berubah sekali dia sampai aku tidak mengenal nya"kata dokter itu dengan menatap wajah ku yang sekarang memang cantik dan berubah
"kalau begitu saya permisi ya dokter"pamit Aminah,bang Pram membopong ku kembali dan di bawa masuk ke dalam mobil,bang Pram melajukan mobil nya kembali menuju rumah,sampai di rumah aku dibopong nya kembali,suasana masih sama seperti kami berangkat tadi.
Share this novel