ibu mengusap kepala ku dengan lembut,sungguh aku rindu dengan mamak di kampung.aku menarik nafas dalam dalam.
"kamu sebenar nya kenapa nak?ibu bertanya kembali
"tidak ada Bu"
"terus kenapa kamu menangis?
"rindu dengan bang Pram Bu"bohongku
"kamu sekarang sensitif banget ya nak"
"ibu tidak tau kalau hati ku sekarang lagi khawatir Bu,khawatir dengan keadaan anak ibu"batin ku
"kamu jangan nangis terus nak,nanti anak kamu tumbuh nya juga tidak baik"
"tapi Miko benar benar rindu Bu"
"bersabarlah"aku merasa nafas ku yang begitu terasa sesak,dan akhir nya aku benar benar tertidur pulas,ibu menatap ku dengan tersenyum
"ibu yakin Miko kalau kamu kuat dengan keadaan seperti ini,karena ibu tau kamu tidak seperti mantan mantan nya Pram yang tidak kuat menjalani hubungan dengan seorang pengabdi negara"
aku terbangun ketika perut ku terasa lapar dan ibu kemana,tadi ibu di sini,jam baru menunjuk kan angka 18.00 wib,aku menggeliat untuk mengendorkan urat urat ku yang terasa kaku,setelah itu aku berjalan ke kamar di mana aku menghabiskan malam pertama ku dengan bang Pram,ku buka pintu kamar masih sama seperti satu bulan yang lalu,aku mengambil handuk di dalam lemari dan berjalan menuju ke kamar mandi,ku guyur rambut ku yang sepanjang punggung rasa nya begitu segar,tidak butuh waktu lama aku mandi
lemari bang Pram aku buka dan mencari baju yang bisa aku kena kan,syukur bang Pram pernah membelikan aku baju model daster yang panjang nya pas di bawah lutut,ini terlalu pendek untuk aku kenakan,ku buka kembali dan mengambil sarung dan baju daster aku buka dan mencari baju kemeja bang Pram,aku tersenyum karena kedodoran.ini lebih baik dari pada aku memakai baju yang tadi.
dengan langkah pelan aku menuruni anak tangga dan ibu tersenyum melihat ku yang memakai baju dan sarung anak nya
"kamu tidak bawa baju?tanya ibu ketika aku sudah berdiri di sebelah nya.
"tadi Miko buru buru Bu jadi lupa bawa baju"
"nanti malam kita keluar ya beli baju buat kamu,karena ibu tidak mau kamu memakai baju terlalu sempit"
"bagaimana mungkin Miko pergi Bu kalau Miko tidak memiliki baju untuk di pakai"
"kalau begitu biar bi Sarita yang pergi"kata ibu dengan melihat ke bi Sarita
"tapi saya tidak tau Bu baju apa yang harus bibi beli untuk mbak Miko"
"baju apa pun yang bibi beli pasti Miko pakai asal jangan pendek bi,sebenar nya ada Bu baju daster di lemari tapi terlalu pendek"
"kenapa tidak kamu kenakan?
"tidak enak Bu"
"enak nya di pakai di depan Pram begitu?goda ibu dengan tersenyum,aku tersipu malu ketika bi Sarita memandang ku
"jangan menggoda Miko bi"
"lho kok bibi yang di salahin mbak"
"karena mata bibi yang memandang ke arah Miko"kami tertawa,aku melihat wajah ibu yang begitu bahagia.
selesai makan malam aku langsung masuk ke dalam kamar karena ibu dan bi Sarita keluar untuk membeli baju ku,ku pandangi ponsel ku
"kling" suara pesan masuk dari aplikasi wa.aku langsung membuka nya ternyata dari bang Pram
"????????"emoji love,apa maksud nya mengirim pesan seperti ini,aku membuka lemari dan mengambil baju daster ku
"apa kabar istri Abang tersayang?aku tersenyum bahagia membaca nya karena keadaan bang Pram baik baik saja
"kenapa tidak di balas dek?
"Miko bahagia sekali bang sampai bingung apa yang harus Miko katakan"balas ku,dan aku mendengar suara pintu kamar di ketuk
"tok,,tok,,tok,,"aku terkejut secepat inikah ibu dan Bi Sarita pulang,batin ku dengan berjalan untuk membuka pintu dan aku seperti mau pingsan ternyata bang Pram,dia langsung memeluk ku dan mencium wajah ku bertubi tubi sampai aku tidak bisa bernafas
"Abang merindukan mu dek"
"Miko juga bang"rasa nya seperti mimpi,dan nafas ku terasa tersengal ketika bang Pram melumat bibir ku sampai habis
"kenapa Abang tidak mengabari Miko?tanya ku dengan mendorong tubuh nya,dia tersenyum dan berlutut di depan ku
"Abang ngapain?ternyata dia mencium perut ku yang masih rata
"apa kabar sayang,kenalkan ini papa ya nak"dengan menciumi perut ku"sehat sehat ya nak karena papa sudah lama merindukan kehadiran mu"aku benar benar terharu
bang Pram menuntun ku ke ranjang dan tidak lupa mengunci pintu,berlahan lahan di baringkan tubuhku dengan lembut dia mulai mempermainkan nafsu ku,dan setelah itu aku merasa kan sesuatu masuk ke alat vital ku dan bang Pram begitu lembut memperlakukan ku
"tok,,,tok,,,tok,,,"suara pintu di ketuk dari luar yang membuat ku terkejut dan ah aku hanya bermimpi.begitu rindu kah aku sampai aku bermimpi seperti ini,aku bangkit untuk membuka pintu
"kamu sudah tidur?
"ketiduran Bu,ibu sudah pulang?
"sudah,ini untuk mu"kata ibu dengan menyerah kan plastik toko"malam ini kamu tidur di kamar ibu"aku menganggukkan kepala dengan merapikan sarung ku yang berserakan,dan mengikuti langkah ibu menuju kamar nya,kepala ku terasa pusing dan sedikit oyong
"kamu kenapa?tanya ibu yang melihat ku sedang memijit kepala ku
"pusing Bu"jawab ku dengan menyandarkan kepala ku di bahu nya
"kamu harus banyak istirahat nak,karena kalau kepala pusing kamu paksakan untuk berjalan terus jatuh ah ibu tidak mampu membayangkan nya nak"
"jangan membayangkan nya Bu"ibu yang tinggi nya hanya sebahu ku
"bagaimana ibu tidak membayangkan nya nak,ini calon cucu ibu dari anak semata wayang ibu"aku tersenyum manja"kamu kalau di kasih tau hanya senyum"
"jadi Miko harus bagaimana Bu?ibu mencubit hidungku yang mancung
pintu kamar di buka dengan ibu dan aku mengikuti nya dan langsung naik di ranjang dan berbaring dengan memejamkan mata,aku tau ibu tengah menatapku dengan tatapan penuh iba,jangan menatap ku seperti itu Bu karena kalau ibu menatapku seperti itu aku akan lemah Bu,
"tidurlah nak,hati kamu pasti lelah memikirkan ini semua"tanpa terasa air mataku jatuh membasahi pipi,sebelum ibu melihat nya aku pura pura mengusap wajah ku yang tidak terasa gatal. kemana ibu kenapa tidak kelihatan batin ku,ternyata ibu mengambil air wudhu dan shalat, ibu mertua ku adalah sosok yang sangat sempurna bagi ku,aku berharap ini bukan karena aku baru menjadi menantu nya sehingga aku tidak salah dalam menilai nya.
Berbohong adalah bukan sikap ku tapi mungkin ini yang terbaik
Share this novel