malam ini aku sedang berbaring di kamar ibu,sementara ibu lagi ada urusan dan aku tidak tau urusan apa,karena aku tidak mau banyak bertanya takut di bilang terlalu ingin tau.aku tidur terlentang dengan mengusap perut ku yang masih rata
"apakah kamu merindukan bapak mu Nang?tanya ku pada anak yang berada di rahim ku dan aku tersenyum"Ibu merindukan bapak mu Nang"aku mendengar ponsel ku berdering di meja rias ibu,dengan berlahan aku bangkit dan berjalan menuju meja rias
"bang Pram"kata ku ketika melihat panggilan masuk nama nya,langsung ku angkat dengan menggeser kan tombol warna hijau dan deg,aku begitu terkejut melihat ada seorang wanita di belakang belakang bang Pram dan dia merangkul leher bang Pram dari belakang,dengan seketika kecemburuan ku meronta ronta,siapa wanita itu kenapa dia begitu mesra dengan bang Pram.
dada ku terasa seperti di bakar melihat semua ini dan bregg aku jatuh bersama ponsel ku
"Miko!!!!jerit ibu ketika melihat aku terjatuh,
"biiiiii!!!!!jerit ibu sekuat nya
"iya Bu"sahut bibi dari bawah
"cepat naik!!!!
"nak,Miko"panggil ibu dengan mengusap wajah ku,dan ibu melihat ponselku yang berserak di lantai
"ada apa Bu?tapi bi Sarita terkejut melihat aku yang terbaring di lantai"apa yang terjadi Bu?dengan membantu ibu untuk membawa ku ke ranjang
"telpon dokter cepat bi!!!kelihatan wajah khawatir ibu,dengan terburu buru Bi Sarita lari turun ke bawah untuk menelpon dokter pribadi keluarga bang Pram
"sebenar nya apa yang terjadi?ibu begitu penasaran apa yang sebenar nya terjadi
"gimana bi,sudah bibi telpon dokter nya?
"sudah Bu,sudah"
dret dret,ponsel ibu bergetar di atas nakas, dengan cepat ibu mengangkat nya dan
"Assalamualaikum ma"ibu begitu terkejut melihat ada seorang wanita di belakang bang Pram dan memeluk nya dengan mesra
"siapa dia Pram?tanya ibu tanpa membalas salam nya
"dia ma?tunjuk bang Pram"dia dokter di sini ma,ma kemana istri Pram ma kenapa ponsel nya tidak aktif?
"seperti ini kah kelakuan kamu ketika menelpon istri mu?wajah tidak suka ibu menatap wanita di belakang bang Pram,meski hanya melalui vc tapi jelas wajah tidak suka ibu,dengan berlahan wanita itu melepas kan pelukan bang Pram
ibu mengarahkan ponsel nya ke arah ku yang sedang di periksa dokter
"apa yang terjadi ma?
"kamu bertanya apa yang terjadi?dan Tut..ibu mematikan ponsel nya
"bagaimana keadaan menantu tante Na?mendengar kata menantu dokter Nana terkejut"oh iya ini Miko istri nya Pram"
"kenapa Tante gak ngundang Nana Tan?
"maaf acara nya mendadak karena Pram harus tugas"jawab ibu"gimana dengan menantu Tante?
"seperti nya dia jatuh karena terkejut Tan,Alhamdulillah tidak terjadi sesuatu dengan kandungan nya Tan,tapi saran Nana jangan biarkan dia stres Tan karena itu bisa bahaya,kalau Tante masih ragu besok pagi bawa aja ke klinik saya biar di periksa kembali"
"baik,terima kasih ya"kata ibu dengan memeluk nya"bi antarkan Nana ke depan"
"gak usah repot repot Tan,Nana bisa sendiri"tapi bi Sarita tetap mengantar nya
ibu naik ke tempat tidur dan mengusap wajah ku yang sederhana
"nak"panggil ibu,pelan pelan mata ku terbuka dan mengingat apa yang terjadi,aku diam begitu mengingat ada wanita lain yang begitu mesra memeluk bang Pram"kamu sudah sadar nak?tanya ibu dengan wajah tersenyum dan mencium kening ku
kalau memang bang Pram punya pacar kenapa harus menikahi ku,kalau bang Pram mencintai ku kenapa dia membuat ku sakit dan menangis,aku jadi curiga dengan nya,apakah ini alasan dia saja untuk menikahi ku lalu meninggalkan ku?kalau seperti itu kamu tega bang tega,batin ku
"apa yang sedang kamu pikirkan?tanya ibu dengan mengusap wajah ku
"tidak ada Bu"
"lalu kenapa kamu bisa berada di lantai?tanya ibu curiga
"Miko tidak tau Bu kenapa Miko bisa berada di lantai"bohongku,kali ini ibu tidak bisa di bohongi karena ibu sudah tau apa sebab nya,ponsel ibu bergetar dan panggilan masuk atas nama putra nya Pram,ibu mengangkat nya dan menyerahkan pada ku setelah itu ibu keluar
"halo dek"aku hanya diam dengan menunduk kan kepala dan tidak terasa air sebening kristal mulai jatuh melalui pipi ku yang mulus"maafkan Abang dek"ponsel ibu aku pegang dan aku menatap nya dengan menghapus air mata ku dan menarik nafas ku yang terasa begitu berat
"dek"panggil nya lagi,karena bang Pram menelpon ku melalui video call
"ya"sahut ku pelan
"maafkan Abang dek"
"tidak ada yang perlu di maafkan bang"aku menatap nya sekilas setelah itu aku menunduk,ponsel ibu aku letak kan di atas nakas dan aku sandarkan pada pas bunga,sedangkan aku duduk di pinggir ranjang
"dek"bang Pram berusaha mengatur nafas nya"wanita itu bukan siapa siapa Abang dek"aku tidak menyahut hanya diam
"percayalah sama Abang dek"ketika bang Pram mengucapkan kata kata itu ada keraguan menyelimuti hati ku
"kalau Abang ingin menikahi nya ceraikan dulu Miko bang"kata kata itu keluar begitu saja dari bibir ku
"kamu tidak percaya dengan Abang dek?ku tarik nafas ku dalam dalam
"tapi yang pasti,,,"aku tidak meneruskan kata kata ku
"kenapa dek,percayalah dek sama Abang"aku hanya diam termangu"dek"panggil nya lagi,tapu aku tidak merespon nya
"beberapa hari ini Miko menunggu kabar dari Abang,sebenar nya apa yang terjadi waktu itu sampai beberapa hari Abang tidak pernah nelpon Miko"aku menarik nafas ku"taukah Abang kalau Miko mencemaskan keadaan Abang,mengkhawatirkan Abang,karena Miko tidak mau menjadi janda dalam kondisi hamil bang tapi kalau semua nya terpaksa dan harus Miko ikhlas bang"kata ku dengan menyeka air mata ku,bang Pram menatap ku dengan tatapan sendu
"jangan bicara seperti itu dek"
"Miko istri Abang,dan apakah Abang tau kalau Miko cemburu?aku terus bicara tanpa menatap nya
"dia hanya dokter yang membantu di sini dek"
"harus kah dia bergelayut mesra seperti itu,atau,,,,?aku tidak meneruskan kata kata ku"mungkin bagi Abang itu hal biasa tapi bagi Miko"secemburu inikah aku
"dia Mirna dokter pembantu di sini,Abang sudah mengenal nya sebelum kita menikah"aku tetap diam
"sudahlah"kata ku pelan dengan menarik nafas ku.
"dek percaya lah"panggil nya pelan
"apa pun yang ingin Abang lakukan,lakukan lah bang"kata ku dengan mematikan ponsel ibu,setelah itu aku menangis sejadi jadi nya.
Share this novel