Begitu sampai aku langsung turun di ikuti mama suami ku
"ini rumah kamu mik?
"iya Bu"ibu mertua ku begitu heran melihat tempat tinggal ku"kamu betah?pertanyaan yang membuat aku heran
"betah Bu"
aku menggandeng tangan nya untuk menuju rumah ku
"masuk Bu"setelah pintu rumah terbuka,mata ibu masih memandang kesana kemari,hanya ada meja makan dan dua kursi di sebelah nya ada kulkas,sementara kamar hanya satu dan kamar mandi lengkap di dalam
"kamu sendiri?aku menganggukkan kepala
"kamu berani?
"ibu,,Miko itu pemberani ramai begini masak Miko tidak berani"ibu tersenyum
"tapi ibu khawatir nak"
"ibu jangan khawatir"ku peluk dari belakang dan mencium pipi nya
"kamu ini"dengan memukul manja tangan ku
ibu duduk di meja makan karena itu bangku yang paling berharga yang ada di rumah ini,sementara aku mandi
"ibu mau mandi?tanya ku setelah aku keluar dari kamar mandi
"iya ibu mau mandi"
"sebentar ya Bu,Miko ambilkan handuk dulu"menatap tubuh ku yang hanya di balut dengan handuk,bersih putih tanpa ada goresan luka
"ini Bu handuk nya"dengan menyerahkan handuk,dan ibu masuk ke dalam kamar mandi
di kamar ibu lebih banyak duduk dengan mengajak ku ngobrol
"Pram gak ada kasih kabar?tanya ibu seperti bicara pada diri nya sendiri
"biasa nya kalau nelpon jam sepuluh malam Bu"
"malam sekali?aku tersenyum.
"lagi tugas Bu"
sebenar nya aku menunggu kabar dari bang Pram kenapa dia tidak ada menelpon ku,jika aku yang menelpon nya terlebih dahulu aku takut mengganggu nya,dan tidak terasa pagi sudah tiba aku bangun untuk menyiapkan sarapan pagi untuk ibu mertua ku tercinta,hanya sambal telur ijo karena yang ada cuma itu di kulkas ku
"ibu pagi ini mau pulang nak"
"secepat ini Bu?tanya ku dengan raut sedih
"kamu bisa datang kapan pun ke rumah ibu,kalau kamu mau datang telpon saja ibu biar di jemput sama supir"
"Miko tidak mau menyusahkan ibu,lagian hanya butuh waktu tiga jam Bu"
Suasana makan di meja makan tanpa tenang karena setelah ini aku akan melakukan rutinitas seperti biasa nya
"ibu antar ke kantor ya?kata ibu begitu selesai makan
"Dengan senang hati Bu,supaya ibu tau kantor Miko"
kami memasuki mobil dan menuju kantor dimana aku bekerja
"jaga diri baik baik ya nak"aku tau kalau ibu menyimpan kekhawatiran pada ku
"ibu percaya kan sama Miko?tanya ku dengan mencium tangan ibu"Miko tidak akan berbuat sesuatu yang bisa membuat ibu dan bang Pram hilang kepercayaan nya terhadap Miko Bu"
"ibu percaya nak"
"mudah mudahan Miko cepat hamil Bu"kata ku dengan mengusap perut ku
"memang nya kamu kapan terakhir haid?pertanyaan ibu menjurus tempat pribadi ku
"kalau tidak salah kemaren satu Minggu sebelum nikah Miko baru bersih haid Bu"
"itu arti nya kamu masa subur"
"masa subur Bu tapi,,"aku tidak meneruskan kata kata ku
"setidak nya suami kamu sudah menanam kan benih di rahim kamu hanya menunggu hasil nya"aku mengangguk kan kepala
tidak terasa aku sampai kantor,ibu memandang ku yang memakai baju putih model kemeja dan di masuk kan dengan model celana karet penampilan sederhana
"Miko kerja Bu"kata ku dengan mencium punggung tangan nya setelah itu pipi nya
"hati hati nak"
"iya Bu"mobil pun berjalan dan meninggalkan ku yang masih berdiri memandang mobil ibu sampai menghilang dari pandangan ku.
Dengan santai aku memasuki kantor dan menuju lift karena kantor nya terletak di lantai 19. begitu aku keluar dari lift
"deeerrrrr"suara mereka mengejutkan ku
"apaan sih"
"selamat datang buat pengantin baru"Zahra menggoda ku"gimana rasa nya?
"kamu bohong Ra"
"bohong apaan?
"nanti kita bahas ya"Jawab ku sambil berjalan menuju ruangan ku
"aku penasaran tau mik?
"penasaran apaan?
"itu kamu bilang kata nya bohong"
"oh itu,,,iya nanti kita bahas"
"kapan?
"jam makan siang"
"kelamaan tau mik"aku menghela nafas ku yang terasa berat.
"mau dengar atau tidak?
"mau,,mau"
"kalau mau ya tunggu"
aku langsung duduk di kursi ku dengan meletakkan tas di meja,
"kamu kenapa?tanya Zahra dengan berdiri di depan pintu
"tidak ada"
"jangan berbohong Miko,,kamu tau kan kita berteman bukan sebentar"
"nanti saja kita ngobrol ya,kalau di lihat bos Burhan dia akan marah melihat pegawai nya ngerumpi pagi pagi"
"beliau itu gak senang lihat orang senang mik"
"hus,,,jaga bicara kamu nanti kalau orang nya dengar akan marah besar"
"udah biasa kali mik"sahut nya dengan meninggalkan ku sendiri
kenapa bang Pram tidak menelpon ku,baik baik saja kah dia atau,,tidak,,tidak aku tidak boleh berpikiran buruk terhadap nya,dengan menggelengkan kepala,ketika aku menerima nya sebagai suami aku harus siap semua nya.tapi jujur aku memiliki rasa khawatir yang berlebihan karena bagaimana pun bang Pram adalah suami ku.
"mik"suara pak Burhan
"iya pak"sahut ku dengan langsung berdiri
"gimana apakah kamu baik baik saja?pertanyaan nya membuat aku bergidik ngeri,kenapa dia juga menghayal sekarang.
"baik pak"Zahra dan Aminah tersenyum di belakang pak Burhan
"bagus"kata nya dengan meninggalkan ku yang masih berdiri
"dasar pak bos"
"lagi kena amnesia dia mik?suara Zahra
"kok bisa?
"bisalah,,,habis tadi malam gak dapat jatah dari istri nya dia"
"parno banget pikiran kamu Ra"
"kamu bentar lagi juga seperti itu mik"dia tertawa"tapi kamu udah malam pertama kan?
"rahasia"
"jangan bilang kalau kamu gawang kamu masih original"aku tertawa
"kalau masih original kenapa?
"aduh pak Letjen kasihan sekali,kalau gawang istri nya di biarkan begitu saja"
"sudah Zahra jangan buat aku cenat cenut"
"apa nya?tanya nya dengan tertawa terbahak bahak di ikuti Aminah
"kepala ku bego"mereka berdua langsung terdiam.
"kirain"
"selama ini aku tidak pernah bertanya tentang malam pertama kau Zahra"
"kenapa gak kamu tanya?kalau kamu tanya pasti akan aku Jawab"
"terlambat"sahut ku dengan menutup pintu ruangan ku,kalau tidak aku tutup aku yakin mereka akan menggoda ku terus dan itu membuat aku tidak konsentrasi mengerjakan laporan,karena selama seminggu aku cuti banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan bahkan aku terburu oleh waktu,ku tarik nafas ku dalam dalam terasa begitu berat.bang Pram suami ku ya aku masih memikirkan kabar nya karena dia belum ada menelpon ku
Mama Suami Ku
Share this novel