Pura Pura

Romance Series 5487

Mereka mengantar ku sampai depan untuk naik taksi,mereka menggandeng tangan ku layak nya seperti anak kecil.

"hati hati ya sob"

"iya"taksi berhenti tepat di depan kami,sebelum memasuki taksi aku cipika cipiki kepada kedua teman ku"daaa"kata ku begitu taksi berjalan meninggalkan mereka,di dalam taksi aku termenung memikirkan kejadian malam tadi,dengan berat ku tarik nafas ku dalam dalam

bang,Miko tidak siap menjadi janda dengan kondisi seperti ini bang,lagi dan lagi aku menangis,sampai supir taksi kebingungan melihat ku melalui kaca spion.ini terlalu berat buat Miko bang,baru sebulan Miko menikmati masa masa menjadi istri dan calon ibu bang dan sekarang,

"kita mau kemana mbak?

"mau ke Bogor pak"

setelah itu tidak ada lagi suara,apa yang akan aku katakan pada ibu,tidak,,aku tidak boleh mengatakan apa pun tentang kejadian malam tadi,karena aku gak mau ibu akan khawatir dan aku takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan,kalau pun memang bang Pram meninggal maka akan ada panggilan atau paling tidak kabar dari televisi maka lebih baik aku menunggu saja.

akhir nya aku sampai juga di rumah orang tua bang Pram,aku hanya mencangklekan tas dipunggung ku yang isi nya hasil tes dan obat ku,aku sedikit ragu untuk masuk karena kaki ini terasa berat untuk melangkah untuk menetralisir kan kekhawatiran,aku diam beberapa saat dan memandang pintu gerbang yang tertutup,tapi sayang scuriti sudah tau kedatangan ku sehingga beliau langsung membuka kan gerbang

"eh,,mbak Miko,,kenapa berdiri di situ mbak?

"tidak pak,hanya sedang berpikir saja"aku berjalan memasuki gerbang untuk memasuki rumah yang begitu megah"ibu ada pak?

"ada mbak di dalam"

"kalau begitu Miko masuk dulu ya pak"

"silahkan mbak"

apa yang akan aku katakan pada ibu ketika melihat mata ku sembab,pintu aku dorong

"eh mbak Miko"

"bi Sarita,,ibu ada bi?

"ada mbak di kamar"bi Sarita menatap ku dan penuh tanda tanya kenapa mata ku begitu sembab dan pucat

"Miko ke kamar ibu dulu ya bi"

"Monggo silahkan mbak"

dengan langkah lemas aku menuju kamar ibu,tapi kenapa jam segini ibu masih di kamar apa kah ibu sedang sakit?aku sedikit ragu aku ketuk pintu kamar nya

"masuk"suara ibu,dan aku membuka pintu kamar dan begitu terkejut nya ibu melihat aku yang datang.aku langsung memeluk nya sebelum aku mencium punggung tangan nya

"kenapa kamu gak pernah datang nak?suara ibu kelihatan lemah

"lagi sibuk Bu"Jawab ku dengan melepaskan pelukan nya

"mata kamu kenapa sembab?pertanyaan ibu membuat aku bingung,apa yang harus aku katakan,dengan tersenyum aku membuka tas ku dan mengeluarkan hasil testpack dan USG ku

"lihat Bu"ibu begitu terkejut dengan tersenyum

"kamu hamil nak?ibu langsung memeluk ku"Alhamdulillah akhir nya ibu akan menjadi seorang nenek juga nak"tidak bisa di bohongi wajah ibu yang begitu bahagia.ibu mengusap perut ku,aku tersenyum"tangan kamu kenapa?ibu melihat tangan ku yang di perban kecil

"tadi malam Miko di rawat inap Bu"

"rawat inap?kenapa?

"pusing dan mual terus Bu"

"kenapa gak ngabarin ibu?

"Miko tidak mau membuat ibu khawatir"

"kamu ini"

"ibu sakit?

"tadi nya tapi sekarang sudah sembuh melihat kamu datang dengan membawa kabar yang baik"

"jangan sakit sakit Bu"kata ku dengan mengusap tangan ibu

"kamu memang menantu terbaik ibu nak"

"dan ibu adalah ibu mertua yang terbaik yang ada di dunia ini"ibu tersenyum mendengarkan kata kata ku

"kamu menginap?

"iya Bu"

"satu malam?ada guratan kecewa di wajah nya

"satu Minggu Bu"

"sungguh?aku mengangguk kan kepala"apa kah suami mu sudah tau kalau kamu sedang hamil?

"sudah Bu"ku baringkan tubuhku di pangkuan ibu,dengan tersenyum ibu membelai rambut ku

"kenapa kamu menangis?

"Miko bahagia Bu"bohong ku

"kamu harus kuat nak,karena ibu pernah merasakan apa yang kamu rasakan sekarang"aku menangis"jangan menangis ibu selalu ada buat kamu"

"Miko takut Bu"

"kenapa kamu harus takut?tanya nya,aku bangkit dan langsung memeluk nya

"percaya sama ibu"kenapa aku tetap menangis

"Miko percaya Bu"dengan menghapus air mata ku

"kamu sudah makan?aku menggelengkan kepala"

"kita makan yuk,ibu dari kemaren gak selera makan,tapi sekarang perut ibu benar benar terasa lapar"aku menganggukkan kepala dan menuntun ibu menuju ruang makan

"sudah berapa Minggu kehamilan kamu?

"enam Minggu Bu,sebenar nya Miko heran Bu kenapa Miko bisa hamil enam Minggu,tapi kata dokternya karena pas Miko menikah Miko selesai haid dan itu masa subur maka. nya langsung jadi Bu"kata ku dengan mengusap perut ku,ibu tersenyum dengan memandang ku

"ibu malah gak sabar menunggu cucu ibu lahir nak"kata nya"kamu Taukan kalau suami kamu itu anak semata wayang ibu dan ibu berharap kamu memiliki anak yang banyak agar rumah ibu ini ramai"

"Miko akan memberikan enam cucu untuk ibu"

"banyak sekali"ibu tersenyum

"karena Miko keluarga besar Bu"lagi asik berjalan sambil ngobrol datang seorang wanita dengan membawa anak kecil kira kira berusia dua tahun,dan ibu sangat terkejut

"Mita"dia langsung menangis dan memeluk ibu

"maafkan saya Bu,Mita menyesal kenapa dulu Mita menolak mas Pram ketika dia mengajak mita menikah"aku terkejut,jadi Mita ini mantan nya bang Pram,aku tidak mempercayai nya kalau bang Pram memiliki begitu banyak mantan pacar,ibu melihat ku

"kita bicara sambil duduk ya"aku menuntun ibu kembali menuju meja makan

"apakah ini perawat ibu yang baru?deg perawat apakah aku seperti seorang perawat,Mita melihat ke arah ku dengan wajah tidak senang

"bukan"jawab ibu sambil duduk"ini Miko menantu ibu"

"mas Pram sudah menikah Bu?

"sudah dan sekarang menantu ibu juga sedang hamil anak nya Pram"

"Mita terlambat Bu"dia menatap wajah ku yang cantik dengan rambut gerai,meski pun tanpa make up tapi masih terlihat jelas kecantikan ku,Bu Sarita tersenyum mendengar kata kalau aku sedang hamil

"selamat ya mbak Miko"

"terima kasih bi"jawab ku dengan tersenyum

"mbak Miko mau kemana?tanya Bu Sarita melihat ku berdiri

"mau bantu bi Sarita"

"gak perlu mbak,bibi sudah selesai"

"kamu duduk aja nak,jangan terlalu capek itu tidak baik buat kandungan kamu"kata ibu dengan tersenyum"kamu harus menjaga baik baik calon cucu ibu"

"pasti Bu"

aku memegang pipi anak Mita

"siapa nama nya sayang?

"Raka Tante"

"anak pintar"kata ku"kita makan mbak"kata ku pada Mita"Raka mau makan?dia menganggukkan kepala,dan kami sama sama makan tapi belum lagi aku makan aku merasa mual dan

"Hoek"dengan menutup mulut ku dengan tangan"Hoek"aku berlari ke kamar mandi sebelah meja makan,ibu mengikuti dari belakang dan memijit tengkuk ku

"masih mual?aku mengangguk kan kepala,ku buka kran air wastafel dan membasuh muka ku dengan air setelah itu kami menuju meja makan,dan aku melihat Mita yang menyuapi anak nya

"Miko tunggu di ruang tamu ya Bu"

"kamu gak makan?aku menggelengkan kepala,dan meninggalkan mereka dan aku tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience