Kini kehamilan ku sudah memasuki usia empat bulan,karena aku mengandung bayi kembar sehingga memasuki empat bulan perut ku sudah menonjol dan kelihatan bulat,aku suka mengusap nya karena perut ku sudah mulai bergerak pelan.hari ini aku di temani Aminah akan ke Bogor ke rumah ibu suami ku karena Zahra sedang ada urusan dengan suami nya sehingga dia tidak bisa ikut
"kamu jadi ikut dengan ku Aminah?
"tentu mik,aku takut ada apa apa dengan kamu juga bayi kamu"
"kamu begitu perhatian sekali pada ku"
"sudah sudah,yuk kita berangkat keburu malam kita sampai sana",dengan naik angkot kami menuju loket untuk naik bus,di dalam bus aku tertidur begitu juga dengan Aminah,tidak terasa kami sampai di loket Bogor aku turun dengan berlahan lahan karena aku merasa dada ku berdebar debar,
"kamu kenapa mik?
"dada ku berdebar debar"Aminah menuntun ku menuju angkot,hanya butuh sepuluh menit kami sampai.aku menarik nafas ku untuk menekan bel yang terpasang di depan pintu rumah ibu mertua ku,tidak butuh lama pintu terbuka
"eh mbak Miko"sapa bi Sarita
"apa kabar bi?
"baik mbak,masuk mbak masuk"ajak nya menuju ke dalam
"siapa bi?suara ibu
"mbak Miko Bu"mendengar kata ku di sebut ibu langsung berjalan ke arah ku dan memeluk ku dengan erat,
degh
suara jantung ku,dan jantung ku berdetak begitu cepat seperti habis lari seratus meter,dan lebih kencang lagi ketika di samping bang Pram berdiri mbak Mirna,dengan gemetar aku menggenggam tangan Aminah
"apa kabar dek?sapa bang Pram,tapi dengan manja mbak Mirna merangkul tangan bang Pram,dan bang Pram berusaha melepas kan tangan mbak Mirna
"sayang"panggil mbak Mirna dengan manja
"lepaskan!!bentak bang Pram dengan memandang mbak Mirna dengan sinis"kamu tau Mirna kalau Miko adalah istri ku yang sah dan kamu,oh iya kamu pernah mengancam ku bahwa kamu akan melaporkan ku pada Kapolda kalau aku memiliki istri dua,silahkan"begitu sinis nya wajah bang Pram,dia berbicara seperti itu karena ada aku atau,ah entahlah,,,aku dan Aminah saling pandang"jangan kan kehilangan jabatan yang selama ini aku pertaruhkan,kehilangan diri mu aku pun tidak pernah menyesal,jadi jangan pernah mengancam ku dengan kata kata murahan mu kalau kau tidak ingin mati di tangan ku,mengerti!!!bentak nya,aku bergidik ngeri,dengan kasar dia melepaskan tangan mbak Mirna dan mendekati ku
"jangan mendekat!!kata ku dengan memegang perut ku yang buncit
"Abang ayah dari anak yang kamu kandung dek"
"tidak"kata ku dengan menggelengkan kepala
"dek,Abang benar benar merindukan mu"aku berlari menjauh dari bang Pram ke kamar ibu
"jangan mengejar nya Pram,kalau kamu mengejar nya ibu takut akan terjadi sesuatu dengan calon cucu mama nak"bang Pram tertunduk lesu,Aminah dan ibu mengikuti ku
"jangan lari Miko!!panggil Aminah,dengan spontan aku berlari dengan memegang perut ku yang terasa kaku,Aminah memegang punggung ku
"kamu sakit?ibu bertanya pada ku,dengan nafas berat aku menggelengkan kepala dan memeluk ibu dengan erat
"jangan menangis nak"suara ibu bagai penyejuk hati ku"air mata mu terlalu berharga untuk menangisi nya nak"
"hati Miko begitu sakit Bu"
"ibu tau nak"dengan lembut ibu mengusap air mata ku"jangan menangisi nya nak,jangan,,kamu tidak pantas menangisi nya nak"
"Miko ingin berpisah dengan bang Pram Bu"
"berpisah?begitu terkejut ibu mendengar kata kata ku
"Miko tidak akan sanggup Bu melihat semua ini"ibu menghela nafas nya dengan berat
"kamu menyerah nak?
"tidak Bu"
"lalu apa nama nya"
"mungkin ini lebih baik Bu"
"kamu akan membiarkan wanita itu hidup bahagia dengan suami kamu nak,dan kamu rela melihat wanita itu merenggut kebahagiaan kamu"
"bukan menyerah Bu,tapi Miko mengalah"
"apa beda nya?
"lalu apa yang harus Miko lakukan Bu?tanya ku dengan menatap wajah ibu yang sendu"harus kah Miko tinggal satu atap dengan madu bang Pram,Miko tidak akan sanggup Bu"aku menangis kembali"sungguh Miko tidak akan sanggup Bu,lebih baik Miko yang pergi dari kehidupan bang Pram Bu"
"ibu tidak rela nak"
"ibu harus merelakan nya Bu,karena Miko dan bang Pram tidak berjodoh dan kami berpisah karena takdir Bu"
"tapi ibu tidak rela nak"aku menunduk dan aku terkejut ketika tangan kekar memegang tangan ku,ternyata bang Pram,Aminah dan ibu meninggalkan kami berdua
"maafkan Abang dek"
"tidak ada yang perlu di maafkan bang"jawab ku pelan
"Abang sudah menyakiti mu dek"
"untuk itu ceraikan Miko bang"
"Abang tidak akan menceraikan mu dek"
"kalau Abang tidak menceraikan Miko itu sama arti nya Abang menyakiti hati Miko"
"kasih pilihan yang lain dek"
"kalau Abang tidak mau menceraikan Miko maka Miko akan pergi dari sini untuk selamanya"
"itu sama artinya dengan pilihan pertama dek"tiba tiba bang Pram memeluk ku dan mencium kening ku
"apa yang Abang lakukan?
"Abang masih suami kamu yang sah dek"jujur aku merindukan pelukan nya tapi rasa itu kalah dengan rasa sakit yang ada di hati ku,dengan lembut di mencium perut ku dan membelai nya dan
"anak kita bergerak dek"kata nya dengan bahagia,karena posisi bang Pram jongkok dan mengarah pada perut ku"ini ayah nak"aku ingin mendorong tubuh nya tapi aku tidak mampu karena bagaimana pun dia ayah dari anak ku"kamu baik baik ya di perut ibu ya nak"di cium nya perut ku,setelah itu dia berdiri
"jaga baik baik ya anak kita dek,karena besok Abang akan kembali bertugas,jika Abang kali ini tidak pulang tolong rawat anak kita"ada kesedihan di mata bang Pram"Abang tidak tau apa kali ini Abang akan pulang dengan selamat atau tidak"aku tetap diam"dan Abang mohon maafkan Abang dek,Abang dengan Mirna telah melakukan hal yang salah dek,Abang kilap dek"
"kalau Abang kilap tidak mungkin mbak Mirna sampai hamil bang"jawab ku pelan"Miko sudah pernah bilang dengan Abang kalau Miko ikut saja sama Abang tapi Abang menolak dengan alasan tempat nya jauh dan sepi,Abang bohong itu hanya alasan Abang agar Miko tidak ikut karena Abang sudah ada tempat untuk melampiaskan nafsu Abang"
"percaya lah sama Abang dek"mohon nya dengan wajah sendu
"Miko tidak akan mempercayai nya bang,Abang sudah mengkhianati Miko"
"percayalah dek"
"kepercayaan Miko sudah hilang bang,sudah hilang"kata ku dengan menangis,bang Pram merengkuh tubuh ku yang mungil dengan lembut,dia terus menciumi wajah kening dan kepala ku,karena aku tau bang Pram sedang melampiaskan kerinduan nya pada ku.
Minta Izin
Share this novel