Dengan berat bang Pram menarik nafas nya dan terlihat jelas wajah penyesalan nya,sebenar nya aku tidak tega bang,tapi maaf hati ku benar benar terlanjur sakit,seharusnya saat saat seperti ini aku berada di samping nya bukan malah membenci nya tapi sayang aku bukan malaikat
"Apa anak kita bergerak dek?
"Anak kita,terlalu indah sebutan itu bang"
"Tapi itu memang anak Abang dek"benar sekali kalau bang Pram ayah biologis anak ku
"Kenapa Abang nelpon?tanya ku,ternyata bang Pram berada dalam mobil"tidak takut kah Abang kalau mbak Mirna akan mengetahui hal ini?
"Takut,Abang tidak takut dengan nya,Abang hanya takut kalau kamu akan meninggalkan Abang dek"
"Kalau Abang takut kenapa Abang memulai nya?
"Abang melakukan nya antara sadar dan tidak dek"
"Tapi Abang menikmati nya kan?
"Kamu sudah minum susu dan vitamin nya"aku tau kalau bang Pram sedang mengalihkan pembicaraan
"Sudah"
"Jam berapa kamu besok berangkat?
"Untuk apa Abang bertanya?
"Abang hanya ingin memastikan saja"aku memijit kening ku yang pusing
"Kamu sakit?aku enggan menjawab pertanyaan nya karena aku tidak mau kalau aku akan bergantung pada nya "kenapa diam?
"Abang tidak perlu tau apa yang sedang aku rasakan"
"Abang mohon dek"
"Kenapa Abang tidak suka dengan sebutan aku?"aku tersenyum pada hal hati ku benar benar sakit"apa yang harus aku katakan kepada kedua orang tua ku tentang hubungan kita bang"
"Jangan mengatakan apa pun"
"Semudah itu Abang mengatakan nya?
"Maaf tidak ada niat Abang untuk menyinggung adek"aku menatap Aminah
"Sudahlah bang"
"Kamu menyesal menikah dengan Abang?
"Pertanyaan yang tidak perlu aku jawab"lagi lagi dia menarik nafas nya dan menghempas nya begitu kuat
"beban Abang begitu berat dek"
"Jangan curhat pada ku bang"
"Ya,karena Abang tau jawaban nya"
"Kalau sudah tau kenapa bertanya"nada bicara ku begitu datar,dengan sesekali Minah menyentuh punggung ku karena dia berada di belakang ku pertanda kalau aku tidak boleh berbicara seperti itu
"Abang putus asa dek,kalau begini lebih baik Abang mati"
"Apa yang Abang ucapkan"kata ku begitu terkejut mendengarkan ucapan nya
"Abang benar benar bingung dek,dan Abang ingin mengakhiri semua ini"
"Jangan picik bang,seharusnya aku yang melakukan hal itu"ucapku pelan dengan menghapus air mata ku
"Lebih baik Abang saja yang tiada dek"
"Jangan bertindak bodoh,apa Abang tidak memikirkan ibu dan bapak,bagaimana nasib mereka berdua kalau anak semata wayang nya sudah bertindak gila"
"Kenapa kamu khawatir?tanya nya dengan tersenyum,apa yang sedang terjadi"ketika Abang tiada masih ada pengganti Abang dek,penerus Abang yang sekarang bersarang di rahim kamu"
"apa Abang benar benar ingin melihat bayi yang ku kandung menjadi yatim?
"kalau itu terpaksa"
"kalau Abang melakukan sesuatu lebih baik aku yang akan tiada"
"jangan bodoh"
"kenapa?
"jangan melakukan sesuatu yang akan membuat aku menjadi gila dek"
"kenapa,takutlah Abang kehilangan ku"
"Abang mencintai mu dek,sangat mencintai mu bahkan melebihi apa pun"
"kalau Abang mencintai ku kenapa Abang selingkuh dan main serong di belakang ku"aku menangis tersedu sedu
"maafkan Abang dek,dan Abang mohon jangan menangis"
"apa dengan kata maaf semua nya bisa kembali seperti semula?
bang Pram menatap ku dengan penuh iba,mungkin dia sedang berfikir apa yang akan dia lakukan dan hati nya tidak tega melihat istri sah dan calon anak nya tinggal di rumah kontrakan yang kecil dan harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan nya,Aminah mengusap usap punggung ku untuk memberikan ku kekuatan
"lebih baik aku meninggalkan kota ini saja bang"
"kamu akan kemana?tanya nya dengan penuh khawatir
"dimana aku bisa melupakan semua nya"dia menatap ku kembali begitu tajam"aku akan minta rekomendasi dari kantor agar aku bisa pindah tugas"
"jangan lakukan itu dek,Abang mohon"aku melihat Aminah yang sudah tidur begitu nyenyak di belakang ku,sementara rasa kantuk di mata ku benar benar hilang
"andai saja bunuh diri itu tidak dilarang oleh agama aku akan melakukan nya bang"ucap ku"istirahatlah bang aku lelah"sebelum dia menjawab telpon aku matikan
maafkan aku bang bukan aku tidak mencintai mu,aku benar benar mencintai mu,tapi rasa cinta ini kalah oleh rasa sakit di hati ku,di telpon berdering kembali tapi tidak aku angkat,telpon Abang membuat ku tambah sakit hati.aku tidur begitu pulas sampai aku tidak mendengar ada yang mengetuk pintu,dengan bergegas Aminah membuka pintu nya
"mas Pram?kata Aminah begitu terkejut"mas Pram ngapain?
"saya ingin ikut dengan kalian?
"kemana?
"kerumah orang tua istri saya"
"masuklah mas,Miko masih tidur"bang Pram mengikuti langkah Aminah,di pandangi nya sekeliling ruangan tidak ada Ruang tamu,yang ada hanya meja makan,nyaman kah istri ku tinggal di rumah ini,
"dimana istri saya?
"Masih tidur mas,lagian ada apa pagi pagi buta seperti ini sudah datang?tidak ada jawaban,karena bang Pram masih sibuk memandang isi ruangan,pakaian ku memang sengaja aku jemur di dalam karena jika hujan aku tidak repot mengangkat nya,bang Pram masuk ke kamar dan memandang ku yang tertidur pulas
"Masuklah mas biar saya buatkan teh"
"Terima kasih Aminah,terima kasih"Aminah heran dengan ucapan mas Pram,membuatkan teh manis untuk nya dia mengucapkan terima kasih begitu banyak
"Saya hanya membuatkan teh manis mas"
"Terima kasih karena kamu telah menjaga istri saya"
"Ohhh,,,kirain?
Aminah membiarkan bang Pram masuk kedalam kamar karena dia ingin memberikan kesempatan kepada kedua suami istri yang sudah lama tidak bertemu
"Dek"panggil bang Pram dengan mengusap wajah ku yang membuat aku terkejut dan langsung terduduk
"Abang ngapain kemari?tanya ku dengan memijit kepala ku yang terasa pusing karena terkejut,dia menatap ku dengan pandangan iba
Abang"belum lagi bang Pram selesai bicara aku sudah berlari ke kamar mandi karena perut ku mual,dia mengejar ku dan ikut masuk dengan memijit tengkuk ku,begitu selesai aku berdiri dengan menghadap ke arah nya"gimana sudah tidak mual lagi?
"Jangan memberikan perhatian lebih pada ku bang"
"Kenapa?
"Kalau pada akhir nya kita akan berpisah"ucap ku sambil berjalan ke meja makan,susu sudah tersedia di sana,ah Aminah kamu begitu baik
"Susu nya di minum mik selagi hangat"
"Terima kasih,duduk lah di sini"ajak ku
"Aku mau mandi dulu karena kita harus berangkat pagi ini"dengan langkah terburu buru menuju kamar mandi,Aminah sahabat terbaik ku
Mengantarkan ku
Share this novel