Masih Demam

Romance Series 5487

Dengan wajah penuh khawatir mamak mendekati kami

"bagaimana nak?tanya mamak dengan memegang kening ku"bagaimana ini pak,Pudan kita masih demam"bapak mendekati ku dan menyentuh kening ku

"apa kata dokter nya?

"dokter menyuruh nya agar istri saya di kusuk saja Bu"bang Pram masih membopong ku,semua memandang ku mereka begitu iri pada ku karena memiliki suami yang begitu menyayangi ku sesungguh nya mereka tidak tau apa yang sedang terjadi

"bawa masuk ke kamar biar ibu panggil edak(kakak)Sindi untuk mengurut nya"

"apa itu tidak apa apa Bu?

"kamu jangan khawatir"bang Pram membawa ku ke kamar dan di baring kan di ranjang,Aminah kelihatan ketakutan,sementara bang Pram memijit kaki ku yang dingin

"dak!!!panggil mamak

"ada apa?

"ikut aku dak"

"ada apa?

"Miko demam tolong urut lah dia"

"dimana sekarang?

"dikamar"dengan langkah terburu buru mereka menuju ke kamar ku dan

"Tante"panggil Aminah dengan menangis

"ada apa?

"aku takut Tante"

"jangan takut"edak Sindi memegang keningku

"bah tinggi sekali demam nya?bang Pram menatap edak Sindi dengan tatapan penuh cemas"ganti baju nya dan pakaikan sarung"bang Pram membuka nya,dengan di bantu dengan Aminah,mamak menatap ku dengan cemas,semua di lepas terkecuali CD ku dan tubuhku hanya di tutup menggunakan sarung

"ibu jangan khawatir ada saya di sini"kata bang Pram dengan memegang kedua pipi mamak

"ibu khawatir nak"

"percayalah sama saya Bu"ketika kaki ku di pijit aku mual

"hooeeekkkk"

"masuk angin nya sudah lama sekali ini"bang Pram menatap wajah ku yang pucat,mulai di urut kaki ku yang jenjang sesekali aku nyengir merasakan sakit karena pijitan nya,tapi terasa enak sekali,hampir satu jam kaki ku di pijit sekarang pindah ke punggung ku,kain ku diturun kan dan mulai di pijit,karena posisi ku miring setelah selesai kini aku telentang dan edak Sindi menurun kan sarung ku sehingga buah dada ku yang sedikit besar karena aku hamil kelihatan,punting susu ku yang mulai keluar jadi santapan tatapan bang Pram,sebenar nya ingin aku menyuruh nya keluar tapi apa kata edak Sindi,di usap nya perut ku

"kamu hamil anak kembar?aku mengangguk kan kepala"kehamilan kamu baru empat bulan"tau dari mana edak Sindi kalau aku sedang hamil empat bulan,batin ku

"jangan terlambat makan mik"aku tidak merespon nya karena perut ku terasa nyeri sekali,walaupun pijitan nya terasa sakit tapi terasa enak.

"sudah selesai,kalau sudah satu jam baru kau mandi ya"lagi lagi aku hanya mengangguk kan kepala,bang Pram memberikan uang seratus ribuan dua lembar,setelah itu edak Sindi keluar,aku membetulkan sarung ku dengan di bantu Aminah.

"gimana sudah enakan mik?

"sudah lumayan"jawab ku dengan membaringkan tubuh ku yang masih lemas,Aminah menatap ku.

"aku keluar ya?

"kamu mau kemana?

"aku ingin melihat lihat barang kali aja ada yang bening bisa aku jadikan suami"ucap nya dengan menatap bang Pram"lumayan"setelah itu dia pergi tinggal aku dan bang Pram di kamar.

"sudah mendingan dek?tanya nya dengan memegang kening ku"demam nya tidak setinggi tadi"aku tau kalau bang Pram sedang gugup

masih demam

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience