Bus berhenti tepat di depan simpang menuju rumah ku
"masuk nya jauh mik?
"lumayan"
"kita jalan kaki?aku menatap nya
"jalan atau,,,?
"telpon keluarga kamu"
"tidak usah kita naik ojek aja"
"di sini ada ojek online?
"bukan ojek online tapi ojek,tu"aku menunjuk kearah beberapa orang yang lagi duduk santai di atas motor"bang"panggil ku,mereka menyalakan motor nya nya dan mendekati kami
"mau kemana kak?
"eh tulang ini aku Miko!!jerit ku
"Miko,bah kamu nya,berubah sekali kau sekarang ya mang"
"ah biasa saja nya tulang"
"ayo tulang antar,sehat nya kau?
"sehat tulang,sehat"
"naik lah"dengan naik ojek kami menuju rumah ku,membutuhkan waktu dua puluh menit sampai ke rumah ku,benar di rumah mamak ku sudah ramai bahkan tenda sudah terpasang di sana.
"ini ongkos nya tulang"kata ku dengan menyerahkan uang seratus ribi
"macam sama siapa saja kau ini"
"jangan sampai nantulang marah sama tulang karena hari ini tulang pulang tidak membawa uang"
"kau ini,tapi ini tidak ada kembalian nya"
"ambil saja kembalian nya"
"terima kasih ya Nang"
"sama sama tulang,tulang tidak singgah dulu?
"terima kasih,nantulang mu ada di dalam,marhobas dia"setelah itu tulang meninggalkan kami,Aminah yang menenteng tas ku
"asri banget di sini mik,aku jadi betah"aku hanya tersenyum,Aminah mengikuti langkah ku dengan menenteng tas ku
"makkkk!!!jerit ku
"Pudan ku"mamak berlari ke arah ku dan langsung memeluk ku
"sehat nya kau Pudan ku?
"sehat Mak,Pudan mamak sehat"mamak melepaskan pelukan ku dan melihat ke arah perut ku
"sudah berapa bulan kehamilan mu Nang?
"sudah empat bulan Mak"
"kenapa besar sekali?tanya mamak dengan mengusap perut ku
"Pudan mamak hamil kembar Mak"mamak melihat perut ku
"Mak kenalkan ini teman sekantor ku"
"Aminah Tante"dengan mencium punggung tangan mamak
"masuk lah pasti kalian lelah?
"mana bapak Mak?
"ada di dalam"aku menggandeng tangan mamak dan Aminah mengikuti langkah ku
"bapak!!
"eh Pudan bapak sudah datang"aku memeluk nya seperti dulu,semua orang memandang ku,mereka mungkin mengagumi kecantikan ku
"sehat nya kau mang?
"sehat pak,ini Aminah pak kawan ku"
"Aminah om"
"mana suami mu mang?deg pertanyaan bapak membuat ku terkejut,sekilas aku menatap Aminah
"tidak bisa datang pak,tapi bang Pram titip salam sama bapak dan juga mamak"
"tapi kenapa muka mu bengkak?
"Miko mabuk terus om,di pesawat sama di bus sama aja"
"kenapa Pudan bapak jadi lembek(lemah)"kata bapak dengan mengusap kepala ku"istirahatlah mang bapak tengok nampak capek kali kau"aku tersenyum dan berjalan menuju kamar ku,ku dorong pintu kamar,meski kamar tidak di pakai tapi nampak kelihatan bersih,aku yakin pasti mamak yang membersihkan nya,ku baringkan tubuh ku yang terasa lemah di ikuti oleh Aminah yang menjatuhkan badan nya di sebelah ku
"jauh banget ya kampung mu?
"sangat"jawab ku dengan mengusap perut ku yang terasa bergerak,
"tapi aku suka dengan suasana nya,eh mik"panggil nya dengan memegang perut ku"disini kalau ada acara resepsi pernikahan seperti ini?
"iya,nama nya juga di kampung"
"ah aku bangga mik,ternyata di sini masih tinggi jiwa sosial nya"dengan telungkup mengarah pada ku"coba kalau di kota semua nya serba ketring"
"jangan kamu beda kan di kampung sama di kota Aminah binti Maun"
"mana Abang sama kakak ipar mu?
"aku tidak tau"
"masih ada tidak Abang mu yang belum menikah?
"kenapa?
"bagi satu dong"
"kamu pikir Abang aku makanan harus di bagi"
"aku suka dengan mamak dan bapak mu,aku langsung simpati ketika melihat pertama kali"
"lalu apa hubungannya?tanya ku dengan melihat ke arah nya eh dia malah senyum
"bapak sama mamak mu itu lembut kali aku jadi pengen punya mertua seperti mereka,dan memiliki adik ipar seperti mu"
"tidak,Abang aku yang rugi karena punya istri kayak kamu"kami tertawa"dan aku tidak mau punya kakak ipar seperti mu"
"kenapa?
"semua nya akan berubah setelah kamu jadi kakak ipar ku"gerrrr kami tertawa lagi,pintu di ketuk dari luar
"Nang,,,"suara mamak
"iya sebentar Mak"dengan berjalan ke pintu"ada apa Mak?
"Abang mu sama keluarga istri nya sudah datang"
"aku mandi dulu ya Mak"
"cepatlah"mamak pergi
"ayok Aminah kita mandi"bersyukur nya aku ketika sebelum menikah aku sudah merenovasi nya sehingga kamar mandi sudah ada di dalam,begitu aku ingin ke kamar mandi semua menatap ku dengan kagum di tambah perut ku yang buncit
"Miko"aku mencari suara itu sambil tersenyum dengan orang orang yang berada di sekitar nya
"eh Mak tua,apa kabar Mak tua?
"sehat mang,sehat,udah berapa bulan ini?
"lima bulan Mak"bohong ku,karena di kampung ku kalau kita hamil di tanya berapa bulan di jawab dengan jujur bisa bahaya
"senang nya"
"aku mandi dulu ya Mak tua"
"silahkan"aku dan Aminah masuk ke dalam kamar mandi
sedang kan di keramaian saudara dan tetangga ku yang lagi gotong royong memasak untuk pesta sibuk matarombo(ngerumpi,ghiba)
"cantik sekali Miko ya kak"kata si A
"iya pada hal dulu kemana mana dia berjalan kaki,tapi coba kalian lihat betis nya yang putih mulus"
"iya,bah gak menyangka aku"mereka tertawa.setelah selesai mandi aku memakai baju hamil yang panjang nya semata kaki,dan lengan panjang motif batik,menambah ke anggunan ku siapa pun yang memandang ku akan terpesona dan tidak akan berpaling kemana pun terkecuali bang Pram suami ku. keluarga Abang ku sudah datang dan duduk di luar sementara aku buru buru masuk ke kamar untuk berdandan dan tidak lupa memakai jilbab pasmina,sementara Aminah memakai baju model kebaya. setelah selesai kami keluar dan benar keluarga istri Abang ku memandang ku sangat terkagum
"Abang!!panggil ku dan Abang ku langsung berdiri dan memeluk ku,dari raut wajah kakak ipar ku kelihatan kalau dia tidak menyukai nya
"kapan kau datang?
"baru saja bang"
"mana suami mu?mereka melihat ku kami ketika Abang menyebut suami ku
"lagi tugas ke Papua bang jadi tidak bisa datang"
"kau sudah datang saja sudah senang hati Abang mu ini"dia melihat ke arah perut ku"dek sini!panggil nya kepada istri nya
"ini adik ku paling Pudan(bungsu)"kami saling berjabat tangan,aku tersenyum menatap ku
"duduklah mang"suara bapak,kami pun duduk bersebelahan dengan Aminah,aku memainkan jariku yang memakai mas kawin bermotif berlian,dan di sebelah kiri ku cincin emas pemberian bang Pram setelah menikah.
Sampai Juga
Share this novel