Lelah

Romance Series 5487

Begitu selesai makan siang laporan keuangan aku antar di ruangan pak Burhan

"ini pak laporan nya"dengan meletakan map warna biru di atas meja nya

"sudah selesai?

"sudah pak,apa saya boleh kembali ke ruangan saya pak?

"silahkan"aku keluar dan menuju ruangan ku,ponsel ku bergetar dan my husband,aku hanya menatap nya tanpa mengangkat nya,Miko tidak akan mengangkat telpon dari abang.setelah itu aku masuk kan kembali ponsel ku ke dalam tas,kali ini ponsel ku buat nada senyap

"maaf bang hati miko benar benar sakit,kalau Abang menelpon Miko hanya untuk minta izin untuk menikah sampai kapan pun Miko tidak mengizinkan nya bang terkecuali Abang menceraikan Miko terlebih dahulu"kata ku pelan,ku sandarkan badan ku di kursi kekaisaran ku,ku belai perut ku karena ini menjadi hobi baru ku

"hai ngelamun aja,pulang yuk?ajak kedua sahabat ku,dengan lesu ku ambil tas ku dan berjalan

"kamu jangan muram terus dong mik,kita jadi ikutan muram ni"

"entahlah"jawabku malas dengan menarik nafas

"sekarang kita makan rujak di ujung jalan yuk,kata teman teman di kantor rujak nya enak mik"aku hanya tersenyum

"ayok lah mik,mana Miko yang kita kenal dulu"aku tersenyum dengan menggandeng tangan kedua sahabat ku

"ayok,,,,,"mereka tertawa

"nah begitu dong"kami berjalan menyusuri trotoar sesekali aku mengusap keringat yang membasahi kening ku menggunakan punggung tangan ku

"kamu lelah?

"tidak,kalau seperti ini sudah biasa"

"kalau sudah biasa kenapa kamu kelihatan lelah Miko Damanik?

"sekarang keadaan nya berbeda,karena ni ada twins"sahut Zahra dengan membelai perut ku

"kita langsung ke rumah kamu ya mik?

"kalian tidak minta izin dulu"

"kalau itu mah gampang atuh neng"logat Zahra asli Bandung

"aku tidak mau di salahkan dalam hal ini"

"santai kawan"aku tersenyum

"masih jauh lagi tidak?

"kamu lelah"

"kenapa terkena sinar matahari aku jadi mual"

"aduh lemah banget sih kamu,pada hal selama ini kamu kuat banget"

Sekarang ini bukan fisik ku saja yang lemah tapi hati ku juga lemah teman teman.

"kalau jalan jangan Meleng entar jatuh"kata Zahra dengan menyentuh lengan ku

"perut ku mual sekali"

"istirahat?aku mengangguk kan kepala,dan kami duduk lesehan di bawah pohon rimbun,aku bersandar di pohon dengan meluruskan kaki ku yang jenjang tanpa ada goresan sedikit pun,Zahra menatap ku penuh iba,memang Zahra yang paling perhatian pada ku

"jangan menatap ku seperti itu Zahra"

"ah"lenguh nya

"aku beli minuman dulu ya"pamit Aminah

"masalah kita berbeda mik"

"masalah setiap orang memang berbeda Ra"

"begitu menikah kamu tidak butuh waktu lama untuk hamil,sementara aku menikah sudah hampir setahun tapi belum di karunia anak sampai sekarang"

"belum waktu nya Zahra,masa itu akan datang sama kamu"

"tapi kapan?aku dan Zahra saling memandang,aku menarik nafas ku

"kamu bisa menganggap anak ku seperti anak mu"

"kalau itu mah pasti Miko"jawab nya dengan membelai perut ku"baik baik di perut mami kamu ya sayang"

"iya Tante"Zahra tersenyum

"mana Aminah?

"tu lagi di jalan"

sebenar nya Aminah itu anak nya cantik tapi postur tubuh nya saja agak tambun,sudah begitu dia orang nya tidak perduli dengan diri nya sendiri atau kurang merawat diri,sementara Zahra juga cantik,putih anak nya kecil dan pendek.

"ini minum nya"Aminah menyerahkan sebotol minuman dingin pada ku juga pada Zahra.

"aku tadi sempat nanya sama penjual minuman kalau rujak yang di ujung lagi tidak jualan karena istri nya lahiran"

"ya ampun sudah jalan sejauh ini rujak nya tutup?

"sabar ini ujian"

"sudah ah,mendingan pulang saja yuk?ajak ku dengan berusaha berdiri,

"belum rezeki"Aminah menyetop angkot dan kami pun langsung naik,ternyata angkot nya penuh sehingga kami sedikit berdesakan

"kamu gimana sih Aminah masak angkot penuh gini kamu berhentiin,lihat tu Miko dia kesempitan"mereka menatap ku yang duduk nya di himpit

"kamu tidak apa apa kan mik?aku menggelengkan kepala,Aminah menatap ku yang nyengir dengan menutup hidung nya

"kenapa mbak tutup hidung,kami bau ya?tanya seorang ibu dengan nada marah

"tidak Bu,,,maaf saya mencium aroma wangi mual Bu"

"maafkan teman saya Bu,dia lagi hamil muda"ibu itu menatap perut ku yang masih datar tertutup baju hamil,ibu itu manggut-manggut menandakan kalau dia paham bagaimana kondisi orang lagi hamil muda,aku tersenyum menatap nya

Zahra terus menatap ku,dia seperti suami ku yang over protektif dan dia juga selalu melindungi ku

angkot berhenti tepat di depan rumah ku,Aminah yang turun duluan setelah itu Zahra baru aku,Zahra memegang tangan ku untuk turun dari dalam angkot

"kamu jangan terlalu perhatian sama aku Zahra"

"lho memang nya kenapa?

"aku takut kecanduan sehingga selalu bergantung sama kamu,aku tidak mau Zahra".

"ya ampun Miko kenapa kamu bicara seperti itu"

"karena aku akan melahirkan di Sumatera dimana aku di lahir kan"

"apa,,,kamu mau melahirkan di Sumatera?tidak aku tidak mengizinkan nya"kata Zahra dengan memegang kaki ku"apa pun yang terjadi kamu harus melahirkan di sini"

"kenapa jadi kamu yang mengatur kehidupan Miko?tanya Aminah

"apa kamu pernah berpikir apa kata kedua orang tua mu kalau kamu melahirkan di sana?apa kamu mau mamak mu tau yang sebenar nya tentang rumah tangga kamu?aku menatap Zahra,benar apa yang di katakan Zahra pasti kedua orang tua ku akan kecewa dan lebih parah nya apa kata saudara mamak dan tetangga di sana.

"aku tidak pernah membayangkan harus merawat kedua anak ku tanpa ada suami di samping ku Zahra"

"jangan pernah membayangkan apa pun yang belum tentu terjadi Miko,aku yakin kalau ibu nya mas Pram pasti akan merawat mu juga kedua cucu nya"

"tapi aku tidak bisa melahirkan di sana,karena aku yakin mbak Mirna pasti akan tinggal di rumah itu juga"

"dimana pun kamu melahirkan yang penting kamu tidak pulang ke Sumatera Utara"

"kalau begitu baiklah"Zahra tersenyum dan memeluk ku

"udah ah masuk dulu kita yuk"ajak Aminah,kami tersenyum dan aku membuka pintu rumah ku setelah itu kami masuk,aku langsung menuju kamar untuk berbaring menghilangkan rasa pusing yang menghinggap di kepala ku

"kalian kalau mau mandi duluan ya,aku istirahat sebentar"

mereka langsung menuju dapur untuk minum air,karena aku tau sebenar nya mereka juga lelah berjalan sebab selama ini mereka tidak pernah berjalan kaki.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience