Aku melepaskan pelukan nya dan menatap ke arah wajah nya
"kamu mau kemana dek?
"mau menemui ibu"
"untuk apa?
"mau minta izin"
"minta izin?tanya nya curiga"kamu mau kemana?
"Miko akan pulang ke Sumatra"
"kamu mau ngapain?apa kah kamu benar benar ingin meninggalkan Abang dek?
aku tidak menjawab pertanyaan nya dan meninggalkan bang Pram
"jawab dulu dek"kata bang Pram dengan menarik pergelangan tangan ku,sehingga menimbulkan rasa sakit
"lepaskan"kata ku dengan menepiskan tangan nya karena tangan bang Pram begitu kuat menarik tangan ku
"maaf"kata nya pelan dengan melihat pergelangan tangan ku yang merah,aku keluar dari kamar ibu dan berjalan ke bawah menuruni anak tangga,mereka sedang duduk di ruang tamu begitu juga dengan mbak Mirna.
"kamu berbuat apa dengan suami ku?pertanyaan mbak Mirna membuat aku tersenyum
"suami,ketika mbak Mirna mengucapkan kata seperti itu ada rasa malu tidak di hati kamu mbak?tanya ku yang membuat dia terdiam"seharusnya saya yang mengatakan seperti itu,ada rasa malu tidak di hati mbak Mirna ketika kamu melakukan hubungan itu dengan suami orang?tanya ku"atau urat malu kamu sudah putus semua?tanya ku"sehingga tidak ada rasa malu dalam diri kamu mbak"tangan nya melayang di pipi ku
"plak"
"Mirna!!!jerit ibu dengan memeluk ku
"plak,plak"dua kali tangan ibu mendarat di pipi mbak Mirna"apa hak kamu menampar menantu saya!!bentak ibu"lancang sekali kamu,kalau terjadi sesuatu dengan menantu saya kamu akan tau akibat nya"
"ada apa ma?tanya bang Pram menatap ku
"yang ibu kamu menampar aku"kata nya dengan manja
"apa yang terjadi ma?
"wanita jalang mas Pram menampar sahabat ku"jawab Aminah dengan ketus"lebih baik kita pergi dari sini Miko sebelum terjadi sesuatu dengan bayi kamu"
"tunggu"tahan bang Pram,yang melihat memar di pipi ku
"berani sekali kamu menampar dia"bang Pram mengangkat tangan nya dan ingin menampar mbak Mirna
"cukup bang,jangan lakukan itu"kata ku dengan mengusap pipi ku"Miko permisi"
"tunggu nak"ibu menahan ku kembali setelah bang Pram"kamu ingin kembali ke Sumatra?
"iya Bu,Miko kemari hanya mau minta izin Bu"
"ibu izinkan,yang penting kamu kembali,dan jangan lupa Tante minta tolong jaga menantu Tante ya nak"
"tentu Tante,itu pasti"jawab Aminah dengan menatap sinis ke bang Pram dan wanita nya
"biar kang Rusman yang mengantar kalian ya"kata ibu dengan menuntun ke arah ku
"jangan repot repot Bu"
"tidak nak,sebelum kamu kembali ke Bogor kita periksa dulu pipi kamu"
"tidak Bu,ini tidak apa apa"
"tapi ibu takut nak"
"ibu khawatir nya jangan berlebihan karena cucu ibu ini kuat Bu"kata ku dengan mengusap perut ku,bang Pram tersenyum ke arah ku
"mari ibu antar"kami mengikuti langkah ibu menuju pintu luar"kang Rusman akan mengantarkan kalian"
"tapi Bu"
"pergilah nak dan sampaikan salam ibu pada keluarga mu"
"terima kasih bu"peluk ku dengan erat
"kamu akan naik apa ke sana?
"mungkin Bu Bu"
"tidak,jangan naik bus,ibu akan memesan kan tiket pesawat untuk kalian berdua"
"tidak Bu,biar Miko yang pesan"
"tidak biar ibu saja"ibu mertua ku terlalu baik batin ku dengan mengusap perut ku yang mulai gerak gerak kecil
"sebenar nya Miko ingin menginap Bu,tapi seperti nya hal itu Miko urungkan"
"kenapa?"tanya ibu memandang ku
"ibu tentu tau"
"ibu tidak tau nak,kalau seperti ini lebih baik ibu ikut kamu"
"kemana Bu?
"tinggal sama kamu"
"jangan ibu lakukan,ini rumah ibu kenapa ibu harus pergi"
"apa beda nya sama kamu nak?ah air mata ku tidak dapat aku bendung lagi
"Miko sama ibu tentu beda"kata ku dengan memegang kedua lengan ibu"ini rumah ibu,hak ibu sementara Miko,hanya menantu di rumah ini itu pun akan menjadi mantan menantu Bu"
"tolong jangan ucapkan kata kata itu nak,ibu tidak akan rela"
"tapi kenyataan nya Bu,bang Pram lebih memilih madu nya,tidak maksud Miko mbak Mirna"
"tapi kamu istri sah nya"aku menghela nafas ku yang berat"kamu tetap akan menjadi menantu ibu"
"jujur Bu Miko tidak akan mampu hidup di madu Bu"
"maafkan anak ibu nak"
"semua sudah terjadi Bu"
"jaga calon cucu cucu ibu ya nak"aku mengangguk kan kepala,kang Rusman membuka kan pintu mobil untuk ku,perasaan apa ini aku dulu begitu betah tinggal di rumah ini tapi sekarang,keadaan telah berubah.
mobil meninggalkan kediaman rumah megah milik orang tua bang Pram,dan aku tidak perlu menyesali semua nya karena ini memang kesalahan ku,andai saja aku tidak terburu buru menikah dengan bang Pram pasti tidak akan begini nasib calon buah hati ku,jangan khawatir nak karena ibu akan berjuang untuk kalian berdua,apa pun akan ibu lakukan percayalah
"kapan kita akan berangkat mik?"
"besok pagi,malam ini kita susun barang kita"
"kalau begitu baiklah"
akhir nya kami sampai dan kang Rusman langsung pulang menuju rumah majikan nya.dengan langkah lesu aku membuka pintu rumah ku di ikuti dengan Aminah
"kamu yang kuat ya mik,aku yakin sekali kalau suami mu itu di jebak dengan mbak Mirna"
"kamu tau dari mana?
"insting ku selalu benar mik"
"kalau pun di jebak kenapa bang Pram melakukan hubungan terlarang itu berulang ulang sampai perempuan itu hamil"
"percayalah pada ku mik lambat laun suami kamu akan mengetahui hal itu"
"entahlah"jawab ku dengan menuju ke kamar mandi tidak berapa lama Aminah pun mandi,kini kami sedang berbaring di tempat peraduan ku,handphone ku berdering panggilan video call dari bang Pram
"ngapain kamu nelpon Miko bang?
"suami kamu nelpon?aku menunjuk kan panggilan masuk ke arah nya"ya udah di angkat"
"malas ah",jawab ku dengan menarik guling ke sayangan ku
"jangan begitu mik,sebenci apapun kamu sama suami mu dia tetap ayah dari calon anak mu"
"aku belum menerima perlakuan nya"
"barangkali saja dia khawatir sama kamu"aku menatap Aminah dan ku geser tombol hijau ke atas,bang Pram dimana ini dia kenapa sunyi
"kamu sudah sampai dek?wajah nya begitu muram
"sudah"sahut ku cuek
"kamu masih marah dek sama Abang?
"marah?aku tersenyum"sampai kapan pun aku tetap marah sama Abang"
"jangan mengatakan aku dek"
"bukan saja marah tapi aku membenci Abang sangat"
"kamu berhak marah bahkan membenci Abang sekali pun,tapi Abang mohon dek,Abang benar benar khilaf melakukan nya dek"
"apa pun alasan nya aku membenci Abang"perut bergerak terus dengan lembut aku membelai nya,bang Pram menatap perut ku,sementara Aminah sedang sibuk menyusun perlengkapan yang akan di bawa
Masih Minta Izin
Share this novel