Masih Mual

Romance Series 5487

Aku merebahkan tubuh ku begitu sampai rumah,ku usap usap perut ku yang masih rata

"sehat terus ya nak,ibu dan bapak menunggu mu"

Ponsel ya ponsel,aku akan mengirim hasil testpack dan USG ke bang Pram,dia berhak tau karena dia ayah nya.

"Kling"aku mengirim nya melalui wa"calon anak abang sekarang tumbuh di rahim Miko bang??????"tapi sayang hanya centang satu itu artinya sedang tidak aktif.ada rasa sedikit kecewa dalam hati ketika melihat centang satu.

Kenapa aku harus kecewa bukan kah selama ini aku sudah tau kalau bang Pram aktif hp nya jam 10 malam,kenapa aku jadi sensitif begini.aku memainkan ponsel ku dan tertidur pulas.

"mik,,Miko"samar samar aku mendengar nya dan"hei"tepuk Minah di pantat ku membuat ku terkejut

"kalian"dengan menarik nafas sambil memijit pelipis ku yang terasa pusing

"apa kata dokter?apakah ada yang serius?

"iya"

"sakit apa?kamu serius dong mik?ku ambil tas ku dan ku ambil hasil testpack dan USG

"kamu hamil mik?peluk Zahra"ya kamu duluan yang hamil?

"sabar Zahra"

"kamu gak tau sih min,aku iri lihat Miko yang hamil duluan pada hal kan aku yang nikah duluan"

"berarti kamu harus ikhlas melayani suami kamu"

"sok tau lu"tepuk Zahra di paha Aminah"terus gimana kelanjutan kerja kamu"belum sempat aku menjawab pertanyaan Zahra aku mual dan berlari di kamar mandi,dengan posisi jongkok aku muntah

"Hoek"Zahra memijit tengkuk ku

"kamu sudah mengabari suami kamu?aku menganggukkan kepala

"apa jawaban nya?aku menggelengkan kepala

"sebenar nya kamu sudah ngabari atau belum sih mik?aku bangkit setelah berkumur kumur dan berjalan menuju kursi meja makan namun tiba tiba badan ku oyong,nasib baik Zahra dan Aminah menangkap ku kalau tidak tau lah kalian apa yang akan terjadi.

mereka membawa ku ke kamar dan di baringkan di ranjang,Aminah dengan sigap menggosok semua badan ku dengan minyak angin sementara Zahra mengusap tangan ku yang begitu terasa dingin

"kita bawa kerumah sakit aja yuk Zahra,aku takut terjadi sesuatu sama Miko"

"naik angkot?

"ya gak lah masak iya naik angkot,telpon dong suami kamu Zahra"

"iya sebentar"Zahra mengeluarkan ponsel nya dan menelpon suami nya

"gimana?

"iya,tunggu lima belas menit lagi suami aku nyampai"

"kasihan banget kamu mik,pengen nikah setelah menikah kamu begitu cepat di percaya oleh Allah untuk memiliki momongan tapi suami gak ada di sisi"Zahra membelai rambut ku"mik"panggil Zahra pelan dengan mengusap pipi ku,lagi lagi aku mual

"udah ke rumah sakit aja yuk"

"sabar suami kamu juga belum datang"

"lama banget sih"

Zahra langsung keluar ketika mendengar suara mobil,benar yang datang suami Zahra

"buruan mas"tarik nya

"memang nya ada apa yang?

"Miko bang dari tadi muntah muntah aja"

"sakit apa?

"hamil"

"kalau hamil kenapa aku yang harus mengantar nya,suami nya dimana yang?

"kalau suami nya ada gak mungkin aku minta tolong sama kamu mas"

"oh iya lupa"Jaka nama suami Zahra

"buruan dong mas?

"iya sayang"begitu sampai kamar Jaka langsung membopong Miko di bantu dengan Zahra dan di bawa ke masuk ke dalam mobil

Jaka begitu ngebut membawa mobil nya

"kita bawa kemana ini?suara Jaka

"di klinik terdekat yang"

"oh iya nama klinik nya kasih bunda"di dalam mobil aku muntah terus tapi tidak ada yang di keluarkan,begitu sampai Jaka membopong ku kembali dan di bawa masuk

"cepat sus!!!!suara Aminah begitu lantang

"ada apa ini?suara dokter Kinan dengan melihat ke arah ku"lho mbak Miko,,,kenapa dengan nya?

"muntah muntah aja Dok"

"bawa ke UGD"suster mendorong ku begitu juga Zahra dan Aminah

"mbak tolong tunggu di sini ya"

"tapi dokter,,"

"serahkan sama saya"mereka mengantarkan ku hanya sampai pintu ruangan UGD setelah itu aku masuk di ruangan dokter Kinan memeriksa ku dengan tiga orang suster

"sus pasangkan infus?

"baik dok"dan aku merasakan sakit di punggung tangan ku karena suntikan

"tahan ya mbak"aku hanya menatap nya dengan antara sadar dan tidak sadar karena perut ku begitu mual

"suntikan ini"wajah lembut dokter Kinan membuat aku nyaman ketika melihat nya

hampir tiga puluh menit aku di ruangan UGD dan setelah itu keluar dan di dorong ke ruang rawat inap,aku melihat Zahra menangis dengan mengikuti ku

"terima kasih sus"Aminah mengucapkan nya kepada suster

"iya mbak"

"bagaimana sekarang mik?kata Zahra dengan memegang tangan ku

"sudah agak mendingan"jawab ku dengan memandang Zahra "kamu kenapa menangis?

"aku sedih mik"

"sedih?

"iya,masa masa seperti ini seharusnya suami berada di sisi kamu mik"

"udah ah Ra"kata Minah dengan mengusap kepala ku"kamu jangan sedih ya mik karena kita selalu ada buat kamu"aku tersenyum

"kalian gak pulang?

"kalau kita pulang kamu sama siapa?

"terima kasih Zahra dan terima kasih Aminah"kata ku dengan memandang mereka secara bergantian"kalian memang sahabat terbaik ku"kami berpelukan

"aku jadi takut mik?

"takut?takut kenapa Zahra?

"takut hamil terus ngidam nya seperti kamu"

"jangan takut Ra,suami kamu kan ada di sisi mu"Zahra tersenyum

"kamu mau makan apa mik?

"aku pengen makan bakso yang pedas min"

"memang boleh orang hamil makan pedas pedas?

"lebih baik kamu tanya dulu deh sama suster nya min"

"oke"Aminah keluar tinggal aku sama Zahra

"jangan nyusahin ibu mu nak"kata Zahra dengan mengusap usap perut ku dan itu membuat aku tersenyum

"tidak menyusahkan Tante"kami tertawa,aku melihat jam dinding yang menempel di dinding ruang inap,kenapa jantung ku berdebar melihat angka itu,karena angka itu angka spesial dimana bang Pram menelpon ku atau mengirim pesan melalui WhatsApp

"Zahra tolong ambil kan ponsel ku di dalam tas"Zahra mengambil nya dan memberikan kepada ku,dengan cepat aku membuka ponsel ku dan pesan ku terbaca karena ada dua centang warna biru

"kamu hamil dek,Abang masih gak percaya kalau kamu hamil,dan apa itu anak Abang"deg jantung ku terasa sakit,apa bang Pram bilang ini bukan anak nya,kalau bukan anak nya lalu anak siapa?aku membalas nya

"Abang meragukan kesetiaan Miko?maaf bang Miko bukan seperti mantan mantan Abang,kalau Abang ragu ini anak siapa baik,tapi Miko kecewa dan sakit hati atas kata kata Abang,jangan pernah menghubungi Miko kalau Abang masih ragu"aku langsung mengirim nya,terasa berat nafas ku

"kamu kenapa mik?

"tidak ada"jawab ku dengan membohongi nya,aku tidak perlu mengatakan apa pun pada kedua teman ku tentang hal ini

Masih Mual

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience