Chapter 5

Drama Series 35153

Tangan Syazwan yang terus lincah menekan setiap butiran huruf yang tersusun di keyboard komputernya itu tidak sedar dengan kehadiran seseorang .

" Tuan Muda ?" Entah panggilan ke berapa kali si wanita itu memanggil .

" Ohh , I'm sorry ! Ada apa ye ?" Terkejut Syazwan .

" Hari ni Tuan ada meeting dengan Dato' seri Khir pada pukul 3:30 ." Jelas wanita yang memakai skirt pendek hitam paras lutut dan berbaju kemeja putih .

" Okey , that's all ? Pandangan Syazwan tepat kearah wanita itu .

" Eemmm... Yes , that's all ." Katanya sambil membelek belek file .

" Baiklah . Thank you Farah . You boleh keluar ." Balas Syazwan dengan wajah tersenyum .

Hanya anggukan kepala yang dibalas oleh Farah AKA personal assistant Syazwan . Baru sahaja Farah ingin keluar namun langkah kaki nya terhenti seketika .

" Oh yeah Farah , remind me back at 3:15 ."

" Baik , Tuan ." Balas Farah dan berlalu pergi keluar .

" Hmm , ya Allah... Banyak nya kerja... Bila nak siap ni... " Keluh Syazwan . Kacamata berbentuk heksagon itu dicabut . Terlihat semakin jelas ketampanan wajah Syazwan dengan gaya rambut wolf cut yang membiarkan rambut depannya menutupi sebahagian wajah . Tangannya meraup kasar wajah dan menolak rambutnya ke belakang .

Tok... Tok... Tok...

Ketukan pintu kaca itu membuatkan Syazwan tegak kembali .

" Come in !" Jerit Syazwan . Kacamatanya dipakai kembali .

" Assalamualaikum , sayang Ibu ." Senyuman manis wanita yang bertudung labuh dan diikuti oleh Syazwa yang berada dibelakang .

" Wa'alaikumusalam , Ibu datang ?" Soalnya lalu bangun dan menyambut kedatangan ibunya .

" Ye , ibu datang sebab nak cakap something ni ." Kedengaran seperti perkara yang penting bagi mereka .

" A.. apadia Ibu ? Dengar macam penting sangat je tu ?" Soal Syazwan dng dahi yang berkerut .

" Eish , boleh tak duduk dulu ? Penat jadi askar ni ." Selit Syazwa .

" Eleh ko ni !" Tangan Syazwan pantas mencubit lengan adiknya .

" Eish , dah jom duduk dulu ." Ajak Ibunya , Datin seri Rahayu .

Setelah duduk . Beberapa hal penting dibicarakan oleh mereka .Entah apa yang dibincangkan namun kelihatan begitu serius sehingga membuatkan Syazwan sendiri menggaru kepalanya yang tak gatal itu .

" Tapi ibu... "

" Wan... Wan tahu kan Ibu nak yang terbaik buat Syazwan . Sampai bila wan nak kerja je ?" Potong Ibunya .

" Fikir masak masak la bang . Berapa lama yang kau nak , kau ambik lah . Tapi aku harap pilihan kau tak merugikan kau ." Balas Syazwa .

" Jom Ibu balik ." Ajak Syazwa .

" Ibu balik dulu ye . Assalamualaikum ." Tangan Ibunya dicium oleh Syazwan .

" Okey , hati hati Ibu ." Ciuman ibunya melekat pada pipi Syazwan .

Setelah semuanya pergi . Ribuan keluhan keluar dari mulut Syazwan . Entah apa yang difikirkan dirinya juga tidak dapat dipastikan .

SKIP

Pintu jendela biliknya dibuka luas . Pemandangan sawah padi yang menyenangkan dan menyegarkan membuat Husna tenang seketika .

Setelah setahun selepas kejadian itu berlalu , kini hatinya ditutup serta-merta .

" Ya Allah , segarnya udara ." Puji Husna .

Pintu biliknya yang dibuka secara tiba tiba membuatkan Husna menoleh kebelakang .

" Eh mak ? Kenapa ?" Soal Husna . Tidak pernah pula maknya masuk secara tiba tiba .

" Saja tengok anak dara mak sorang ni haa ." Balas Maknya .

" Ye la tu , mak nak cakap apa ? Cakap je la ." Husna seakan sudah masak dengan tingkah Maknya .

" Takdelah , mak nak tanya... " Puan Rodziah berjalan mendekati Husna .

" Apadia ?" Soal Husna mengadap Maknya yang berada disebelahnya .

" Nana dah ada pilihan hati ke ?" Soal mak .

" Eish mak ni , Nana muda lagi la . Malas nak fikir pasal cinta cinta ni ." Tegas Husna .

" Ouh... Maksudnya takde la ni ?" Soal Maknya untuk memastikan .

" Ye takde mak , kenapa tanya soalan macam ni tiba tiba ?" Husna dengan sedikit kehairanan .

" Takdelah . Nanti dapat results SPM ni Nana nak sambung belajar kata mana ?"

" Ingat nak sambung belajar dekat UPSI . Universiti impian... " Jelas Husna sambil melihat pemandangan sawah .

" Baguslah tu . Mak setuju ." Balas Ibunya .

Husna masih dalam kebingungan . Entah apa yang difikirkan oleh ibunya juga tidak dapat dia tafsirkan .

Husna hanya terus melihat ibunya yang pergi begitu sahaja setelah menanyakan soalan yang agak pelik baginya .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience