Chapter 46

Drama Series 35153

Suara heels yang menghempas lantai itu memecah terus melangkah maju . " Hold my bag ." Dia menghulurkan handbagnya pada Luth yang berada disebelahnya .

Luth menjeling dan mengambil handbag itu . Syazwa melihat Luth atas bawah lalu memilih beberapa abaya yang berada didalam butik itu . " Kau tak payah nak banyak mengeluh sangat . Sapa suruh kau ikut ." Perli Syazwa sambil terus memilih abaya yang berkenan dimatanya . Hilang gelaran Ice King apabila dia berada dengan Queen .

" Kau tak payah nak duk kat tempat macam ni lama lama ." Suara Luth tegas . Salah seorang anak buahnya mahu mengambil handbag Syazwa dari Luth namun dengan cepat Luth menggelengkan kepalanya .

Anak buahnya faham dan berundur selangkang ke belakang . Syazwa langsung tak mengendahkan Luth dan terus memilih beberapa yang dia berkenan . " Yang ni okey ?" Soal Syazwa pada Luth .

Luth mengangguk . " Cantik . Tapi kain nipis . Nampak nanti bahagian dalam ." Luth memasukkan tanganya didalam kain itu dan benar sahaja kalau kain itu agak nipis . Syazwa mengangguk dan meletakkan kembali abaya itu .

" Yang ni ?" Soal Syazwa lagi pada Luth . Beberapa anak buah yang mengikuti mereka saling berpandangan . Pelik dengan sikap Luth yang seakan ikut saja dengan Syazwa . Hebat perempuan ni dapat tundukkan manusia sekeras dan sedingin Luth .

" Yang ni okey ." Balas Luth , Syazwa langsung memberinya kepada Luth untuk memegang baju itu . Luth tersenyum sinis . " Nasib baik kau ni bawah jagaan aku je kalau tak... " Guman hati Luth dan terus mengikuti Syazwa memilih pakaiannya .

" I think satu ni je lah dulu . Tak banyak pilihan lah ." Keluh Syazwa sambil melihat kearah Luth .

" Sure ?" Soal Luth . Syazwa mengangguk dan mengambil handbagnya dan mencari sesuatu didalam .

" Shit , i left my wallet at my house ." Dahi Syazwa berkerut . Luth tersenyum dan mengeluarkan walletnya . Black card miliknya diserahkan pada Syazwa .

" Use this ." Dia mengerdipkan sebelah matanya pada Syazwa . Syazwa menjeling tajam

" How much is this limit ?" Soal Syazwa sombong . Dia juga mempunyai black card nya sendiri namun sudah jelas tertinggal di rumahnya .

" There is no limit for my queen ." Luth tersenyum nakal . Syazwa terus melirik mata Luth tajam . Syazwa mengambil card itu dan membuat bayaran . Kemudian mereka pergi ke sebuah kedai handbag berjenama . ( taknak mention sebab boikot ).

Syazwa memilih beberapa handbag yang cukup mahal manakala Luth duduk dikerusi sambil melihat setiap handbag yang Syazwa pegang . Syazwa menyentuh beberapa handbag sebelum mengambil dua handbag yang dia berkenan .

" This one or this one ?" Soal Syazwa sambil menggayakan dua handbag .

" Why should you choose when you can get both ?" Luth berdiri dan mendekati Syazwa . Syazwa tak bergerak dan terus menatap Luth tajam . Luth pula tersenyum .

" Buat apa , membazir je beli banyak ." Syazwa meletakkan salah satu handbag itu . Dan menilik satu lagi .

Luth mengambil yang diletak oleh Syazwa . " I said , everything for my queen ." Luth mendekati tubuh Syazwa membuatkan Syazwa berundur selangkah . Handbag ditangan Syazwa diambil juga . " Bayar ni . And... Tiga tu sekali ." Luth menunjuk kearah tiga handbag yang disentuh Syazwa sebelum memilih dua handbag yang Syazwa suka itu .

Syazwa kaku sejenak . Luth tersenyum puas .

SKIP

Setelah membasuh segala peralatan masakkan dan mandi . Husna duduk di kerusi ruang tamu bahagian bawah . Tak lama setelah itu Syazwan datang duduk di depan Husna , diatas karpet .

" Sayang... urutkan bahu boleh ?" Pinta Syazwan mengada . Husna tak berkata apa apa dan terus mengurut bahu Syazwan .

" Rambut awak... " Kata Husna . Syazwan tersenyum sambil membetulkan rambutnya yang cukup panjang .

" Getah rambut kat atas . Tak larat nak naik erhh... " Syazwan memegang lehernya . Entah untuk apa juga tidak tahu .

Husna membuka penyempitan rambutnya . Rambut paras siku itu jatuh berjuntai . " Duk diam ." Arah dengan sehabis lembut dan mengepit rambut Syazwan .

Husna mula mengurut bahu Syazwan selembut mungkin .

" Erhh... thank you , awak... " Syazwan menikmati urutan Husna .

" Sama sama... " Balas Husna sambil terus menekan bahu Syazwan . Syazwan memejamkan matanya sambil tersenyum .

" Awak tak kerja ke hari ni ?" Soal Husna memecahkan kesunyian . Syazwan membuka matanya dan menarik tubuhnya kehadapan . Husna pun berhenti mengurut .

" Kerja je tapi dari rumah... Saya risau nak tinggal awak sorang sorang . But , petang ni pukul 3:30 saya keluar kejap ." Ujar Syazwan sambil membetulkan kaca matanya . Husna mengangguk faham .

" Thank you sebab urut . Pandai awak urut ." Puji Syazwan lalu naik duduk disebelah Husna . Husna tersipu malu .

" Takdelah . Biasa je . Nama lagi budak kampung kan . Mestilah kena pandai mengurut ." Balas Husna . Syazwan berpusing badan menatap wajah Husna .

Syazwan perasan kalau tangan Husna kosong tanpa perhiasan . " Eehmm takde kaitan lah . Kenapa awak tak pakai gelang yang saya bagi ? Tak cantik ke ? Cincin kahwin pun tak pakai ." Soal Syazwan sambil menukatkan kepalanya dengan tangan .

Syazwan menyentuh lembut rambut Husna yang berjuntai jatuh . Husna hanya diam tak melawan . Tak mahu pula jadi derhaka .

" Saya tak pakai sebab saya kan nak buat kerja rumah , nanti kotor tak cantik lah . Cincin kahwin tu... setiap kali saya keluar saya akan pakai . Awak jangan risau ." Ujar Husna sambil tersenyum manis kearah Syazwan . Mahu saja dia berguling disitu melihat senyuman dari Husna . Dia seakan dilamun angan dan terus memandang wajah Husna .

Melihat Syazwan seakan dilamun angan Husna memetik jarinya . " Awak ?" Husna memanggil Syazwan lembut . Syazwan tersenyum . " Ye sayang ?" Soal Syazwan dengan suara serak dan menggoda . Mata Husna membulat seketika .

SKIP

BANG BANG BANG !

BANG BANG BANG !

Berdas das tembakan dilepaskan dari dua pihak . " Move move !" Arah Alpha pada anak buahnya .

BANG BANG BANG !

" Arghh !" Hanif jatuh terbaring akibat ditembak dibahu . Cecair merah pekat mengalir keluar .

" Haniff !" Jerit Farhan terkejut melihat Haniff yang jatuh terbaring kesakitan .

" Musuh melemah !" Jerit pihak sebelah . Mereka semakin maju .

" Bangun Haniff ! Kita takde masa ! Kuatkan semangat kau !" Jerkah Farhan . Haniff dengan cepat berdiri kembali dan mengambil senapangnya .

SKIP

" Macam mana diorang boleh masuk ?!" Tengking Khai . Panik . Segala barangan dia kemaskan dalam sebuah beg bagasi dan bersedia untuk lari .

Wanita yang memakai seluar skinny dan baju berkulit hitam itu berdiri seakan ketakutan . " Sa... saya tak tahu , Master... " Farah berlakon seakan bodoh . Namun dia bukanlah manusia yang bangang .

" Hoi , perempuan ! Aku nak kau jaga aku . Kalau apa apa jadi dekat aku , aku akan pastikan kau mati !" Jerkah Khai pada Farah .

" Ba... baik , Master ." Balas Farah dan terus berlakon .

Pang !

Pintu itu dibuka oleh seseorang . " Abang ! Gerak sekarang !" Arah Liya sambil melepaskan tembakkan .

Khai tak banyak bicara dan terus berlari keluar dari bilik sambil diikuti Farah sebagai penjaganya . " Cepat !" Arah Liya lagi .

BANG BANG BANG !

Tembakkan yang Liya lepaskan mengenai Farhan membuatkan Farah tak dapat menahan diri . " Kau !" Jerit Farah sambil merebut senjata api yang dipegang oleh Liya . Mata Khai membulat sekejap .

" Pembelot !" Jerkah Liya sambil bertarung untuk tidak melepaskan senapangnya .

Khai memilih untuk pergi meninggalkan kedua itu .

Buk...

Pistol Liya jatuh menyembah bumi itu ditatap oleh mereka berdua . Dengan cepat Farah cuba untuk mengambil namun dengan tiba tiba , Liya menendang tubuh Farah hingga jatuh ke lantai .

" Argh !" Farah bangun secepat mungkin dan bersedia untuk bertarung .

SKIP

" Alpha !" Jerit Khaz . Dia berlari kearah Farhan .

" Tuan ?! Tuan okey ?!" Soal Khaz panik . Farhan memeriksa tubuhnya yang lain . Dia memakai baju anti peluru maka tidaklah ada luka teruk .

" Aku okey !" Balas Farhan dan bangun kembali . Dari kejauhan dia melihat Farah dan Liya yang sedang bertumbuk dan berlawan .

" Argh !" Tubuh Liya ditendang oleh Farah hingga terhempas di dinding . Wajah keduanya dipenuhi oleh darah yang terus mengalir keluar .

" Kau ingat kau boleh menang ?" Soal Farah lalu mengambil pistol dan dihala kepada Liya . Senyuman sinis terukir diwajah kedua antara mereka .

" Kau fikir benda ni dah settle kat sini ?!" Jerkah Liya lalu bangun lalu cuba merampas pistol miliknya dari tangan Farah .

" Kau !" Sebilah pisau kecil Farah keluarkan dari poket belakang seluarnya .

Tusk !

Tangan Liya terhiris oleh pisau milik Farah . Liya mengambil langkah mundur dan menilik sekilas luka itu . Farah tersenyum sinis dan mula menyerang lagi .

Sedaya upaya Liya cuba untuk mengelak .

DUMMM !

Pintu gerbang gudang itu dirempuh oleh beberapa buah kereta besar menyebabkan semua terkejut dan menepi . Takut mati katak kat situ . Liya dan Farah sama sama berpusing .

Liya menolak tubuh Farah hingga jatuh dan senjata api miliknya dirampas dengan mudah .

BANG BANG BANG !

" Aarghhh !!!" Jerit Farah . Ketiga tiga das tembakkan itu mengenai tubuh Farah di perut , bahu dan peha nya . Liya tersenyum puas sebelum dia berlari ke kereta besar itu dan berlalu pergi .

Para anggota polis dan tentera yang ada cuba untuk menembak namun kereta itu berlalu pergi meninggalkan kawasan . Beberapa kereta polis pergi mengejar .

" Farah ?!" Jerit Farhan mencari keberadaan Farah .

" Errghh !" Farah menahan sakitnya . Mata Farhan membulat terkejut apabila melihat Farah yang berlumuran darah .

" Farah !" Farhan melihat pehanya Farah yang ditembak itu berlumuran darah . Tanpa fikir panjang , Farhan terus menekup peha dan perut Farah yang berlumuran darah dengan tangannya sehinggalah bantuan tiba .

SKIP

Setelah menghantar Raisya ke rumahnya , Ammir memilih untuk pulang . Ketika berada di lampu isyarat merah , matanya melirik sekilas kearah cup holder ditengah pengantara dua seat itu dan melihat perfume dan lipstick milik Raisya .

" Tertinggal ?" Ammir mengambil perfume itu dan membuka penutup lalu menghirup haruman yang ada . Matanya tertutup menikmati haruman itu . Dibibir terukir senyuman kecil .

" Sedap . Bau dia... " Dia meletakkan kembali perfume itu ketika lampu merah bertukar hijau . Tangannya terus memutarkan lipstick milik Raisya sambil tersenyum ngeri .

Sesampai dirumahnya , dia disambut mesra oleh kedua anak saudaranya . " Wayid !" Jerit Qays melihat keluarnya Ammir dari keretanya .

" Hey ! Sayang walid ! Dah makan ?" Soal Ammir sambil mengangkat Qays ke dalam dukungannya .

" Dah ! Wayid dah makan ?" Soal Qays dengan matanya bersinar . Qays menghidu bau pada tubuh Ammir .

" Wayid pakai perpume sapa ? Wangi !" Puji Qays sambil terus menghidu bau yang melekat pada tubuh Ammir .

" Mana ada . Ni memang bau walid lah ! Walid kan always wangi ." Jawap Ammir sambil mengeratkan pelukkannya .

" Dah balik ?" Soal Ammar sambil berjalan kearah Ammir . Ammir menurunkan Qays dan Qays pun berlari untuk sambung bermain dengan adiknya .

" Ye ." Balas Ammir sambil membuka jam tangannya . Ammar mendekati tubuh abangnya dan menghidu bau perfume perempuan yang melekat pada tubuh abangnya .

" Bau perempuan... Kau ada gf ?" Sebelah kening Ammar naik . Pelik pula dia . Setau dia abangnya susah untuk jatuh cinta . Tapi ni siap bau lagi .

" Diam lah kau . Ni bau perfume pekerja perempuan aku yang tumpang aku tadi . Dia sembur perfume dalam kereta ." Balas Ammir lalu naik ke tingkat atas dan masuk ke dalam biliknya .

Ammar tersenyum sinis " Penipu ." Ammar menggeleng kepalanya . Dia tahu kalau Ammir takkan mudah mudah bagi tumpangan pada someone kalau orang itu bukanlah someone special baginya .

Ammar berjalan kearah Qays dan Qiysya yang sedang asyik bermain di tingkat bahawa sementara Amanda tertidur lena ditingkat atas ditemani oleh Husna .

SKIP

Knock knock knock...

" Ye sayang , masuk lah . Ada apa ?" Soal Syazwan apabila mendengar ketukan pintu di biliknya . Husna membuka pintu bilik Syazwan dan masuk sedikit .

" Awak... Adila nak datang sini... Boleh ke ?" Soal Adila sambil melihat Syazwan yang sedang bersiap untuk keluar .

Syazwan mendekati Husna . " Dia datang dengan suami dia ke dia sorang ?" Soal Syazwan lembut .

Husna menatap dengan wajah sedikit segan . " Dia berdua tapi bukan dengan suami dia... " Balas Husna .

Kening Syazwan berkerut . " Berdua tapi bukan suami dia ?" Syazwan pelik memandang Husna .

" Dengan anak dalam perut dia ." Balas Husna tanpa rasa bersalah setelah buat Syazwan berfikir jauh .

Syazwan tertawa kecil dan menghela nafasnya . " Haih , sayang ni . Iya boleh ." Dia berjalan menjauhi Husna dan berdiri didepan cermin .

" Terima kasih , awak ." Husna tersenyum dan keluar dari bilik itu . Syazwan tersenyum melihat Husna keluar dengan senyuman manis terukir di bibirnya .

SKIP

" Assalamualaikum !" Jerit Adila apabila turun dari keretanya . Husna bangun dari meja taman rumahnya itu menyambut kehadiran sahabatnya .

" Wa'alaikumusalam ! Beb ! Lama tak jumpa kau !" Husna berlari kearah Adila dan memeluk tubuh Adila .

" Ye dho ! Rindu kau !" Mereka saling berpelukan .

" Makin berisi kau sekarang eh mentang mentang berbadan dua ." Sindir Husna sambil tersenyum lebar .

Syazwan keluar dari rumah dengan lengkap berkemeja . Melihat isterinya yang sedang melepas rindu dengan sahabatnya itu dia hanya biarkan sahaja dan berjalan kearah kereta .

" Ehehee.... kau pulak bila nak berbadan dua ? Kalau tak nanti boleh jodohkan anak kita kalau jantina lain lain !" Jeling Adila pada Husna . Husna tersenyum kekok . Syazwan pula cepat melihat kearah mereka berdua .

Pandangan mereka saling bertemu . Husna tertunduk seketika sambil menggaru lehernya yang tak gatal . " Eeehehehe... jom lah masuk dulu... " Ajak Husna .

" Aippp... laki kau nak keluar pergi kerja tu , kau taknak salam dengan dia dulu ke ?" Kening Adila berkerut geram .

Husna memandang Syazwan yang masih meletakkan kaki diluar kereta walaupun separuh sudah didalam . Yang kelihatan hanyalah kaki tangan Syazwan yang sedang bermain telefon .

Husna berjalan kearah Syazwan namun beberapa kali sempat menoleh kearah Adila . " Awak..." Panggil Husna . Syazwan langsung mengangkat kepalanya memandang Husna .

" Ye ?" Soal Syazwan dengan wajah biasa .

" Nak salam... " Husna menghulurkan tangannya membuatkan Syazwan tersenyum nipis . Dia langsung menghulurkan tangannya pada Husna dan dia Husna bersalaman dengannya .

Tiba tiba kepala Husna ditarik dan dicium oleh Syazwan membuatkan Adila yang berada agak jauh itu terkejut dan tersengih kerang busuk .

Wajah Husna bertukar merah lagi . " Hati hati ." Pesannya sebelum melepaskan tangan dari genggaman Syazwan .

Syazwan mengangguk dan masuk sepenuhnya ke dalam kereta . " Duduk rumah elok elok . Layan tetamu sebaik mungkin okey ." Pesan Syazwan sebelum kereta miliknya meninggalkan halaman rumah . Husna hanya melihat kereta itu pergi dan berjalan kearah Adila yang dari tadi tersengih.

" Dah jom masuk !" Marah Husna sambil menarik tangan Adila . Adila hanya ketawa sahaja .

" Dah jatuh cinta la tu tapi malu malu kucing !" Getus hati Adila dan dia hanya redha ditarik oleh Husna masuk ke dalam rumah gahnya .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience